Hari demi hari berjalan begitu cepat bagi Ronal sebab besok tiba-tiba dia sudah harus mengikuti jadwal debat capres dan cawapres sebelum pemilu dilaksanakan. Yap dia sudah memutuskan untuk menjadi pasangan salah satu kandidat capres untuk pemilu 2024 nanti.
Hari-hari beratnya terasa ringan, mungkin karena tiap detik menit yang dia lalui kini penuh dengan kebahagiaan.
Tahulah ya apa yang membuat dia bahagia, ya meskipun minggu-minggu ini Salisa dan Ronal memiliki waktu sedikit untuk bertemu karena sama-sama sibuk. Salisa dengan promosi single debutnya, sedangkan Ronal dengan politiknya. Oiya sekadar informasi, Ronaldian Nugroho sekarang resmi meninggalkan kursi Dirut HayTI dan penggantinya sedang dirapatkan oleh RUPS.
Say good bye untuk gelar direktur utama, please welcome Calon Wakil Presiden Indonesia."Kamu hari ini ke mana aja?"
"Promosi di radio-radio Bandung sih sama entar malem ada acara showcase bareng artis-artis HMN gitu."
"Keren. Itu salah satu mimpi kamu sejak kuliah kan? Akhirnya ke wujud."
"Iya aku bersyukur banget, tapi ada malunya dikit, soalnya yang pada promosi sekarang artisnya muda-muda. Kepala dua semua. Kerasa banget gapnya. Aku udah kayak emak yang nganterin mereka kerja."
Tawa Ronal mengudara.
"Nggak kok Sayang, kamu masih kelihatan seumuran sama mereka," ujar Ronal yang tentu saja pasti membuat Salisa di seberang memutar bola matanya.
"Btw, semangat, ya. Lancar-lancar hari ini. Minum vitamin biar seger ampe malem. Makan yang bener biar nggak sakit lambungnya."
"Itu tugasnya manajer aku aja, kamu nggak usah ikut-ikutan bawel," ujar Salisa.
Ronal kembali tertawa.
"Sekarang udah mulai dapet job 'kan? Kamu bisa berhenti jadi dosen, Yang. Biar nggak cape-cape banget kayak kemarin abis manggung malah ngajar bukannya istirahat."
"Dua minggu lagi kontrak aku selesai kok, Pak Meltho juga udah dapet penggantinya."
"Sip."
"Kamu gimana? Udah persiapan matang buat debat besok?"
"Aman, meskipun agak berat."
"Temanya apa? Mau nobar entar sama anak-anak."
"Pertahanan, keamanan, geopolitik sama HI. Mau nonton langsung nggak?"
"Harus dateng banget aku?"
"Engga sih, istirahat aja di rumah. Kamu pasti capek."
"Iya, biar bebas ngumpat kalo denger pendapat kosong dari lawan kamu yang itu."
Ronal terkekeh, lalu bertanya, "Yang itu siapa emang?"
"Disadap engga ini telepon kamu?"
"Bisa jadi."
"Huss ngerinya, ga jadi, takuuuut."
Ronal tertawa. "Ini percakapan biasa, ngapain takut."
"Engga deh, tetep takut. Politik se-ngeri itu browhh. Bicara entar pas di rumah aja, Ron."
"Wkwk. Yaudah, kamu lancar-lancar kegiatan hari ini."
"Kamu juga."
Setelah panggilan terputus, Ronal pun kembali sibuk dengan tumpukan kertas persiapan untuk debat besok.
***
Hari ini jadwal Salisa benar-benar sibuk, dari radio satu ke radio lainnya tak ada jeda selain perjalanan. Energinya seperti dikuras habis-habisan. Di radio terakhir badannya benar-benar terasa jomponya. Mau ngeluh capek karena dia sudah masuk kaum tubuh kretek, tapi ini impiannya sejak lama. Ya dikuat-kuatin. Untung saja salah satu sumber penguatnya hari ini datang ke showcase-nya memberinya semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Bilang Suka! [END]
RomanceSeason 2 Sejauh apa pun kamu pergi dan selama apa pun kamu menghilang, sejatinya luka itu tak pernah selesai. Ia hanya pergi lebih jauh dalam hatimu sampai akhirnya kamu sadar, bahwa kamu belum pernah sembuh. Salisa Haya Wiratama (39) pernah menghi...