46• Jangan Bilang Suka!

8.6K 400 48
                                    

Perjuangan menjadi orang nomor dua di negaranya sangat-sangat tak mudah. Ronal bukan hanya melawan capres dan cawapres. Dia juga harus melawan para orang-orang kotor di balik lawannya itu. Ronal sebenarnya ingin berhenti ketika melihat orang di belakangnya juga menggunakan cara-cara kotor seperti mereka, tetapi dia sudah terlanjur basah, dia juga sudah rugi waktu dan materil.

Dia sadar betul sekarang bahwa orang yang masuk politik tidak ada yang suci. Meskipun Ronal tak ingin menggunakan cara-cara curang, tetapi orang-orang yang mendukungnya melakukannya.

Pilihannya hanya tetap berjuang atau runtuh di tangan mereka.

Untung saja Tuhan tahu niat baiknya sehingga pada 20 Oktober 2024 ini, dia berhasil berdiri di antara para MPR RI serta jutaan manusia yang menyaksikan (secara virtual) dia dan rekannya melakukan sumpah janji atas jabatan yang baru ditaruh di kedua pundaknya.

Ronal berdiri tegap di atas mimbar tempat dia akan bersumpah. Di sampingnya ada seseorang rohaniwan yang mengulurkan sebuah kitab ke atas kepalanya.

"Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Wakil Presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa."

Dengan itu, Ronaldian Nugroho yang telah resmi menjabat sebagai wakil presiden Republik Indonesia telah bersumpah menggunakan nama tuhannya agar amanah atas jabatan yang dipercayakan oleh jutaan masyarakat Indonesia.

Acara itu pun dilanjutkan sebagaimana yang telah disusun, lalu terakhir ditutup dengan doa.

Setelah acara berakhir, beberapa orang datang untuk mengucapkan selamat padanya karena memenangkan jabatan yang akan diemban selama satu periode lamanya.

Tiba-tiba ajudan pribadinya datang menghampirinya dan membisikkan sesuatu di telinganya. Ronal mengangguk.

Setelahnya dia berpamitan kepada orang-orang di sana, mohon undur diri sebab istrinya akan melahirkan.

Mereka tampak terkejut sebab tak pernah mendengar Ronal menikah tiba-tiba berkata istrinya akan melahirkan.

"Sudah satu tahun lebih, Pak. Hanya tidak dipublis saja karena istri saya seorang artis, biar dia tenang dengan karirnya," ujar Ronal.

Mereka mengucapkan selamat lalu menyuruh Ronal segera pergi dari sana.

Ronal berterima kasih lalu melangkah pergi dari sana. Maunya sih sambil berlari karena dia sebenarnya begitu panik mendengar kabar Salisa akan melahirkan, tetapi dia harus tetap tenang sebab semua atensi sedang berpusat padanya.

Pak Herman dan orang-orang yang sekarang menjadi bagian timnya dengan sigap mengawal Ronal.

Kepergiannya dari ruangan itu diumumkan, membuat perjalanan menuju mobilnya memerlukan waktu yang lama sebab semua orang yang berpapasan dengannya mengucapkan selamat kepadanya.

Lalu ketika sampai di depan, Ronal lupa dia sudah bukan lagi seorang mentri. Mobilnya sudah diganti dengan mobil RI 2. Tak hanya itu, di belakangnya sudah ada banyak paspampres yang mengawalnya.

Ronal menghela napas sebab dia harus ke istana—yang berlawanan arah dengan rumah sakit—terlebih dahulu untuk bertukar mobil, setelahnya dia pun akhirnya masuk ke dalam mobil.

"Salisa di mana sekarang?" tanya Ronal pada aspri dan ajudannya yang duduk di kursi depan.

"Sudah ada di rumah sakit, Pak, dibawa oleh Bapak Nyoman dan Nona Nadira. Sesuai prediksi Bapak, kabar pernikahan Bapak sudah tersebar di antara para wartawan. Area sudah clear seperti yang sudah Bapak perintahkan sebelumnya, jadi Bapak tidak perlu khawatir."

Jangan Bilang Suka! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang