33• 𝓣𝓮𝓶𝓪𝓷 𝓚𝓾𝓻𝓪𝓷𝓰 𝓐𝓳𝓪𝓻

6.3K 531 97
                                    

Setelah membersihkan diri, Ronal keluar dari kamarnya dan mendapati teman-temannya sudah mulai menyantap makan malam.

Nadira melambaikan tangannya dan menepuk sofa di sampingnya.

Di samping Salisa kosong sih, tapi kalau dia pilih duduk di sana bakal bikin dunia gonjang-ganjing. Apalagi Andiman baru saja datang bergabung bersama mereka. Dia harus menghargai perasaan Andiman, jadi Ronal mendekati Nadira dan duduk di antara anaknya dan Powl.

Iya lagi-lagi, Powl. Sebenarnya tadi Nadira menepuk sisi ujung sofa, tapi dia memilih memutus jarak di antara anaknya dan bajingan satu itu sehingga dia duduk di antara mereka berdua.

Sejauh ini memang tak pernah terlihat keduanya saling flirty yang gimana-gimana. Nadira berinteraksi sama seperti biasanya dan Powl menanggapi tengil seperti biasanya. Hanya saja Ronal selalu emosi tiap kali lihat Powl dekat dengan anaknya.

Tak berkaitan dengan Nadira pun sebenarnya memang Ronal selalu emosi ketika melihat Powl. Wkwk.

Nadira menyiapkan makam malamnya, mengambil lauk ini itu yang dia jamin enak karena masakan Salisa.

Mendengar nama istrinya disebut Nadira, Ronal menatap Salisa yang sedang sibuk bercerita dengan Novia di seberangnya.

Noleh dikit dong maniezzz.

Eak. Beneran noleh. Tapi dia sok cool. Ngangguk dikit sebagai jawaban bahwa dia benar yang memasak lauk yang ditunjuk Nadira, lalu kembali menghadap ke arah Novia.

Terlihat biasa saja. Namun Ronal tak bisa menahan hatinya untuk tak berbunga-bunga hanya karena melihat Salisa menahan senyum diujung bibirnya saat bersitatap dengannya.

FIX BUKAN CUMA RONAL YANG KEK ANAK ALAY BARU KENAL CINTA! SALISA JUGA!

Mereka menyantap makan malam itu dengan obrolan ringan sekadar bernostalgia. Sudah lama tak makan lesehan sesederhana itu dengan full team. Terakhir tentu saja saat mereka kuliah dulu.

Setelah makan malam, teman-temannya tak juga beranjak dari apartemennya. Malah lanjut part 2. Mereka menghidupkan televisi untuk menonton film terbaru dari Anggis dan Novia. Yang satu horor, yang satu film romance.

Ronal menghela napas.

Sabar, tiga jam waktu yang sebentar kok.

"Cuk, pinjem baju dong. Kena cipratan air pas korah-korah tadi," ujar Novia yang datang paling akhir ke ruang tengah sebab dia baru saja selesai mencuci semua piring.

Tahu kenapa Novia mau? Karena dia kalah suit. Wkwk. Nggak sendiri kok, sama Salisa juga.

"Korah-korah bahas elu," ledek Salisa sembari mengajak Novia untuk ikut ke kamarnya biar sekalian mandi. Denger-denger sih habis kerja jemput Neyl dan langsung ke apartemen Ronal. Tak ada waktu dia membersihkan diri. Jadi Salisa menyuruh Novia untuk sekalian bebersih badannya.

Lima menit berlalu Salisa tak kunjung keluar, jadi saat teman-temannya sudah fokus pada film yang dibintangi oleh Anggis, Ronal bangkit untuk menyusul Salisa ke kamarnya.

"Cok, lampu, Cok," ujar Powl memerintah sang Tuan Rumah.

Ronal menggeplak kepala Powl. "Bahasa lu, ada anak gua," ujar Ronal sebelum akhirnya pergi mematikan lampu sehingga suasana ruang tengah itu seperti bioskop.

Setelahnya Ronal berjalan ke arah kamar Salisa, membuka pintunya dengan gerakan pelan agar tak menarik atensi siapa pun.

Sang empu kamar tak sadar dengan kehadiran Ronal di kamar itu karena sibuk memilih setelan untuk Novia di walk in closet-nya.

Jangan Bilang Suka! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang