Salisa sedang sibuk menyantap mie instan saat Ronal sibuk menatapnya.
"Ada apa?" tanya Salisa sembari meraba wajahnya karena takut ada sesuatu di sana.
"Beauty," jawab Ronal pada Salisa. Padahal wanita itu belum memakai riasan apa pun di wajahnya. Dia bahkan baru selesai mandi.
Salisa berdecak dan memutar bola matanya. "Masih pagi," katanya.
Bukan pagi lagi, itu dini hari. Bahkan ayam saja belum berkokok.
Ronal tak menjawab. Dia masih mengagumi kepolosan wajah istrinya.
Istrinya.
Istrinya.
Istrinya.
WKWKWK.
"Mienya bengkak," ujar Salisa sembari menunjuk mie Ronal yang dihiraukan pria itu. Ronal malah memangku wajahnya dengan kedua tangan, mencari posisi wenak untuk memandangi Salisa.
Salisa menghela napas lalu meletakkan garpunya.
Ronal mengakak lalu segera memegang garpunya. Takut marah bokkk. Baru juga tadi manis-manis.
"Kamu nggak papa nggak tidur?" tanya Salisa sembari melap tetesan kuah di meja.
Ronal menaikkan kedua alisnya. "Kenapa emang?" tanyanya.
"Habis ini dinas, mana abis demam. Tidur dulu bentar kali, ya? Biar charge energi," kata Salisa yang disambut senyum miring Ronal.
"Kan udah tadi. Udah full ini energi. Masih bisa dipake olahraga lagi ini," katanya yang membuat Salisa melempar sampah tisu bekas ke arah Ronal. Dia tahu arah pembicaraan itu akan ke mana.
Setelahnya dia fokus menyantap mienya meski terganggu dengan tawa Ronal yang terdengar begitu puas.
Pria itu berhenti tertawa tatkala Salisa menatap tajam ke arahnya. Akhirnya dia ikut fokus menyantap mienya.
"Sal," panggil Ronal yang membuat Salisa bergumam di tengah tiupannya pada mienya.
Wanita itu terus meniup mienya sembari menunggu Ronal bersua. Namun sepuluh detik berlalu, pria itu sibuk menyeruput makanannya dan mengunyahnya dengan tenang.
Salisa diam masih menunggu sampai tiba-tiba Ronal berkata,
"Makasih ya semalem," ujarnya dengan senyum jahil yang membuat Salisa meletakkan garpunya dengan gerakan jengkel.
"Gua bakar ya mulut lu!"
Seketika tawa Ronal menguap.
"Ga usahlah gitu-gitu," katanya dengan nada mengambek.
Ronal tersenyum kecil. "Kenapa? Gua cuma say thanks."
"Gue tahu ya isi otak kotor lo itu!"
Ronal mengakak. "Kotor apaan, Sal. Gua cuma say thanks doang soalnya lu udah ngelurusin foto Powl yang semalem," jelas Ronal yang terlihat bohong sekali. "Otak lu jangan-jangan yang kotor?" tambahnya.
Salisa berdecak lalu kembali menyantap mie instannya. Ronal puas menertawai ekspresi Salisa yang mengerut.
Ngomong-ngomong tentang kemarin, mari flashback sedikit pertemuan Salisa dan Andiman yang disaksikan oleh Powl.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Bilang Suka! [END]
RomanceSeason 2 Sejauh apa pun kamu pergi dan selama apa pun kamu menghilang, sejatinya luka itu tak pernah selesai. Ia hanya pergi lebih jauh dalam hatimu sampai akhirnya kamu sadar, bahwa kamu belum pernah sembuh. Salisa Haya Wiratama (39) pernah menghi...