23• 𝓢𝓱𝓮'𝓼 𝓜𝔂 𝓦𝓲𝓯𝓮

6.3K 466 196
                                    

Semuanya mengintip dari jendela mobil ketika Ronal, Andiman, Salisa, dan dua pria paruh baya sedang membicarakan perihal tadi.

"Ronal anjing banget cuy, pacar temen sendiri disabet," ujar Anggis yang membuat semuanya mengangguk.

"Rill," ujar Rahman.

"Bentar, bentar, mereka ini gimana ceritanya bisa nikah?" tanya Syarla yang masih ngang-ngong-ngang-ngong.

"Kayak ngelaksanain wasiat kali? Ga mungkin nikah pas lagi duka selain karena itu," ujar Novia yang membuat Syarla langsung ber oh ria meskipun tak tahu itu kebenaran atau hanya tebakan.

Daniel tiba-tiba membuat mereka semakin sibuk menduga-duga ketika dia menyusun teka-teki.

"Yang mau tahu langsung merapat," katanya.

Semuanya tiba-tiba mendekat.

"Gue tebak gini alurnya," kata Daniel menggunakan isyarat tangan membuat suasana semakin serius.

"Salisa didesak nikah, dia ngehubungin Andi tapi nggak diangkat, kebetulan Ronal yang entah gimana ceritanya bisa ada di antara mereka ini ngajuin diri atau Salisa yang minta dinikahin Ronal gantiin Andi. Dan begitulah semua terjadi."

"Jadi Salisa marah ke Andi gara-gara ini? Bukan cuma karena nggak bales chat? Pantes, gue juga bakal marah kalau jadi dia jir," ujar Anggis yang diangguki Syarla.

"Kalo iya begitu, bjirr wattpad-able banget. Bisa kasih bahan ke Nadira ini biar dia buat novel trilogi kisah bapaknya."

Anggis mendorong bahu Powlian. "Nggak respect banget lu di keadaan begini," ujarnya.

Powlian berdecak. "Bercanda elah."

"Bercandaan lu jelek, Setan," sahut Novia cepat.

Lalu Rahman menghentikan perdebatan tak berfaedah itu.

"Tapi mengesampingkan Andiman, akhirnya setelah bertahun-tahun Ronal bisa ngegapai Salisa," ujarnya yang disetujui semua orang.

"Salut sih sama perjuangan dia bertahun-tahun," ujar Syarla yang sering direpotkan Ronal untuk menyesuaikan jadwalnya karena tiba-tiba ingin berlibur ke Jogja atau ke Bandung tanpa sebab.

"Dulu gue goblok-goblokin dia karena bucinnya nggak ketolong ampe ke nama perusahaan dan anaknya, tapi ngelihat campur tangan Tuhan kali ini, keknya Tuhan tahu kalo Ronal setulus itu ke Salisa," ujar Powlian

"Ini kalo nggak lagi berduka atau Andiman temen kita, udah gue suruh klean kasih applause buat delapan belas tahun Ronal," ujar Novia.

Di lain sisi, tepatnya di luar mobil keadaan menegang.

"Jadi bagaimana Salisa? Apa Papa dan Om Sidi yang menjelaskannya pada Andiman, atau kamu dan Ronal?" tanya Papa Dimas yang membuat Andiman mengepalkan tangannya.

MAKSUDNYA APA BANGSAT??!

Salisa mendongak dan menatap Andiman yang matanya memerah dan rautnya terlihat begitu kecewa. Pria itu terlihat sangat ingin marah, tetapi dia tahan karena ada keluarga Salisa.

"Biar aku aja, Pa," ujar Salisa yang membuat Papa Dimas mengangguk dan mengajak Om Sidi pergi dari sana meninggalkan tiga orang itu.

Ronal sendiri tetap berada di sana karena Salisa tak menyuruhnya pergi.

Setelah kepergian papa dan omnya, Salisa dan Andiman berpandangan.

"Ya, i married him," ujar Salisa tanpa menutup-nutupi faktanya. Sudah kepalang dibuka, dia tak mau ada kebohongan. Ini berkaitan dengan beberapa orang, Salisa tidak bisa menghandlenya dengan kepura-puraan. Cepat atau lambat Andiman juga pasti akan tahu.

Jangan Bilang Suka! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang