36• Bercanda, Sayang

6K 457 39
                                    

Setelah pamit tadi, Salisa dan Ronal tak langsung pergi ke bandara. Mereka menyempatkan diri untuk mampir ke makam mama Ronal sebentar.

"Kamu udah cerita ke mama kamu tentang aku?" tanya Salisa saat mereka memasuki area pemakaman.

Ronal menggeleng. "Belum sempet ke sini."

Salisa mengangguk-angguk.

"Kenapa mawar merah?" tanya Salisa sembari menatap bunga di tangan prianya itu yang dibeli sebelum masuk tadi.

Ronal langsung menjawab, "Karena kamu."

Salisa memutar bola matanya sembari berdecak. "Mulai jadi buaya beneran, ya?"

"Loh beneran. Aku mulai bawa mawar merah setelah kamu datang ke sini bawa bunga ini," ujar Ronal sembari menunjukkan bunga di tangannya.

"Emang iya?"

Ronal mengangguk. "Dulu aku tanya kenapa kamu bawa mawar merah, padahal biasanya orang-orang bawa mawar putih."

"Terus aku jawab apa?" tanya Salisa penasaran.

"Karena kamu lihat cinta aku ke Mama masih segar dan kuat."

Salisa mengangguk-angguk. Dia sudah lupa itu, bisa-bisanya Ronal mengingat hal kecil itu.

"Kira-kira aku direstuin Mama nggak, ya?" tanya Salisa yang membuat Ronal menggenggam tangannya.

"Kalo nggak direstuin, harusnya udah dateng ke kamu sih," ujar Ronal yang membuat Salisa menggeplak bahu pria itu.

Ngeri-ngeri sedap bilang begitu di tempat pemakaman. Salisa penakut soalnya, jadi langsung merinding mendengar itu.

"Bercanda, sayang," kata Ronal yang membuat Salisa tiba-tiba anteng.

Haha. Lucu juga. Ronal jadi tersenyum jumawa karena menemukan hal yang bikin Salisa malu-malu monyet.

Sesampainya di persemayaman mama Ronal, mereka langsung berdoa karena diburu-buru waktu. Tadi terlalu lama di rumah papa Ronal, jadinya waktu berkunjung ke makam terpotong.

"Mama, kenalin mantu barunya. Salisa. Kenal 'kan? Orang yang biasanya aku ceritakan ke Mama. Finally sekarang akhirnya dia jadi mantu Mama."

Salisa tersenyum tipis mendengar itu. Dia masih speechless bagaimana Ronal mengejarnya selama itu dan tetap mencintainya sedalam itu. Patah hatinya delapan belas lalu bisa jadi bahan tertawaan Ronal ini. Nggak sepadan sama apa yang pria itu lakukan untuknya selama ini.

"Halo, Ma. Aku Salisa, istri salah satu anak Mama yang hebat itu. Maaf ya Ma baru berkunjung lagi hari ini setelah sekian lamanya. Maaf juga menikah tanpa meminta restu Mama dulu. Pasti bosen ya denger dia cerita tentang aku yang biasa aja ini, tapi terima kasih ya Ma udah melahirkan dia di dunia ini, aku jadinya punya seseorang yang menganggapku sebegitu berharganya. Nanti aku mampir lebih sering buat menceritakan dia. Mama pasti ingin mendengar cerita tentang dia versi istrinya 'kan? Nanti ya."

Ronal yang mendengar celotehan Salisa itu tersenyum lebar sekali. Kenapa ya? Padahal hanya begitu, tapi Ronal rasanya bahagia sekali. Kadar kebucinannya meningkat ini. Apalagi Salisa sudah terang-terangan di depannya menyebutkan dirinya sebagai  ....

Jangan Bilang Suka! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang