42• Happy Mother's Day

5.4K 448 84
                                    

Setelah menonton Ronal debat capres-cawapres tadi di ruang tamu bersama Nadira, Salisa memutuskan untuk langsung tidur beralasan mengantuk padahal sebenarnya perutnya sedang tak enak, membuatnya meras mual dan ingin muntah.

Sejak tadi dia tak bisa tidur, tetapi saat baru saja akan terlelap seseorang membuka pintu dan berjalan ke arahnya dengan langkah pelan. Setelahnya dia merasakan sosok itu berjongkok di hadapannya sehingga sejajar dengan wajahnya.

"Sayang, bangun," bisik seseorang disusul dengan elusan lembut ibu jarinya di pipi Salisa.

Wanita itu membuka mata, meski dalam kegelapan dia tahu bahwa orang di hadapannya merupakan suaminya.

Salisa melenguh sebentar sembari menatap jam di nakas yang jarumnya menunjukkan dini hari.

"Happy mother's day, Sayang," katanya lembut.

"Hem?" tanya Salisa yang jiwanya masih melayang-layang sehingga tak paham dengan maksud ucapan Ronal.

Ronal terkekeh lalu mendekatkan diri.

"Selamat hari ibu, mamihnya Nadira, semoga sehat selalu ya," katanya lalu mengecup kening Salisa.

Wanita itu diam karena masih bingung, kaget juga karena ini pertama kali dalam hidupnya ada yang mengucapkan selamat kepadanya saat hari ibu. Biasanya hanya saat hari guru.

"Keluar yuk, Nadira nyiapin sesuatu buat kamu," ujar Ronal.

Salisa mengangguk, lalu bangkit dari kasurnya. Ronal sendiri berjalan ke arah lemari dan mengambil hijab instan Salisa.

"Mau divideo soalnya ini pertama kali Nadira ngerayain hari ibu," ujar Ronal saat dia membantu Salisa memakai hijabnya.

Setelahnya mereka berjalan bersama.

Salisa sudah akan mencapai pegangan pintu sebelum akhirnya Ronal menghentikan dia hanya untuk memeluknya.

"Bentar, kalo di luar nggak bisa peluk kamu," katanya yang membuat Salisa tersenyum tipis dan balas memeluk Ronal.

"Ayo kita bersama untuk waktu yang lama ya, Sayang. Merayakan hari ibu berkali-kali, merayakan segala hari sampai nanti-nanti," ujar Ronal tulus sembari membelai kepala Salisa yang tertutup hijab.

Salisa hanya mampu mengangguk sebab suaranya tertahan oleh kesedihan di ujung tenggorokannya.

"Terima kasih sudah hadir melengkapi kebahagiaan aku dan Nadira. I love you so much, Sayang."

Ronal tak pernah berharap dan berpikir bahwa ungkapan cintanya akan dibalas oleh Salisa. Namun kali ini suatu hal mengejutkannya saat Salisa menatap matanya dengan tatapan sendu dan berkata, "Love you too, papihnya Nadira," disusul dengan kecupan lembut dari perempuan kesayangannya itu.

Ronal terdiam bak patung untuk beberapa saat. Tampak kaget sekali. Dia baru sadar ketika pipinya yang terkena air mata Salisa tersapu angin conditioner. Dia sudah akan membalasnya, tapi sayang sekali Salisa sudah menjauhkan wajahnya.

"Kasihan Nadira nunggu lama di luar," ujar Salisa sembari menjauhkan tubuhnya dari Ronal.

Tanpa menunggu respon suaminya, Salisa langsung membuka pintu kamar. Niatnya sih ingin berjalan ke ruang tengah menemui Nadira. Namun langkahnya terhenti tepat di depan pintu saat lampu yang redup tiba-tiba bersinar terang memperlihatkan teman-temannya dengan barang-barang heboh dan Nadira di posisi tengah yang sedang membawa kue.

"Happy mother's dayyyyyyyy!" teriak mereka serentak yang membuat Salisa kaget dan menutup mulutnya tak percaya.

Ledakan party popper di kiri dan kanan Salisa menyusul setelah meneriakkan ucapan selamat hari ibu.

Jangan Bilang Suka! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang