21. Hari Bersih-Bersih

7.3K 507 11
                                    

Walcome My Story
.
.
Jangan lupa Vote ya Cantik!!
By Mahesa.


"Mahesa, semua bukan salah Mama atau Papa. Ini salah Kakak yang bodoh tidak bisa melakukan seperti yang mereka mau, yang dilakukan mereka itu untuk kebaikan Kakak sendiri, demi masa depan Kakak, jadi apapun yang akan terjadi kedepannya, jangan benci mereka Mahesa,"

"Mereka kan selalu memerhatikan Kakak, padahal Aku juga ingin dipuji, ditanya sudah makan atau belum seperti Kakak,"

Mahesa terbangun dari mimpinya, badannya penuh dengan keringat.

"Mimpi itu lagi," gumam Mahesa.

"Papa,"

Mahesa melirik kekasur atas tempat Adiba dan Satya tidur. Gadis kecil itu tampaknya terbangun karena Mahesa.

"Hey, kenapa lo bangun," bisik Mahesa pelan.

"Adiba tiba-tiba mau pipis,"

"Ayo biar Gue temanin ke toilet,"

Adiba turun dari ranjang begitu juga dengan Mahesa, mereka berjalan sambil bergendengan tangan.

Dengan mengucek matanya, Adiba kembali bicara.

"Papa kedinginan gak sih tidur gak pakai baju gitu?"

Mahesa melirik tubuhnya yang memang tidak memakai kaos.

"Gue sudah biasa Dib, Gue tunggu disini, lo masuk sana,"

Diba masuk kedalam kamar mandi dengan Mahesa yang menunggu didepan pintu.

Beberapa saat kemudian, Adiba keluar dari kamar mandi. Mereka berdua kembali kekasur.

Baru beberapa menit Mahesa berbaring, suara Adiba berbisik kembali terdengar, Mahesa mendongak.

"Papa jangan lupa baca doa biar gak mimpi buruk,"

"Iya bawel,"

"Mau Adiba pimpin,"

"Gak perlu Dib-"

"Bismikalahhummaahya wabismikaamut," Adiba berdoa sebelum Mahesa menyelesaikan ucapannya.

"Selamat malam Papa,"

"Malam bocil," sahut Mahesa tersenyum tipis.

Pagi datang menyapa semua manusia dipermukaan dunia. Begitu juga dengan tiga manusia yang ada didalam rumah ini. Mahesa keluar dari kamar dan duduk disamping Satya yang tampak berbeda pagi ini.

Reyhan datang membawa dua piring nasi dan masing-masing ada telurnya.

"Adiba mana Han?" tanya Mahesa.

"Karena hari ini minggu, jadi Kak Nayla ngajak dia jalan pagi, baru aja tadi perginya,"

Mahesa mengangguk.

"Lo kenapa sih Bang? Pagi-pagi wajah lo udah gak enak banget dilihat,"

Satya menghela napas panjang, dia menatap Reyhan dan Mahesa.

"Gue mau jujur sama kalian berdua, sejujurnya Gue suka sama teman sekelas Gue dan gara-gara dia juga Gue telat jemput Adiba hari itu,"

Mahesa dan Reyhan melotot kaget.

"Itu bukan salah dia, ini murni salah Gue kok, sorry,"

Satya kembali melanjutkan ceritanya.

"Namanya Jihan, dia itu selalu nunduk gitu kalo ketemu Gue, awalnya Gue agak risih sama kelakuan dia, tapi lama kelamaan itu terasa imut dimata Gue, dia berbeda sama cewek lain dan Adiba juga menyukai Jihan kok,"

TIGA PAPA MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang