45. Eksta Part : Pov Mahesa

4.9K 303 18
                                    

Walcome My Story
.
.
Terima Kasih untuk semua vote, komen, dan masukan dari kalian semua. Kami izin pamit ya!!! Sampai jumpa dikarya Akun ini selanjutnya❤

Anak laki-laki itu berdiri diam menatap kearah tiga anggota keluargnya yang tampak bahagia. Mereka bertepuk tangan senang saat lilin itu ditiup oleh sang gadis remaja.

Mahesa kecil berdiri jauh tanpa berniat untuk bergabung sekedar mendapatkan potongan kue ulang tahun itu. Dia sudah biasa dinomor dua kan seperti ini.

Anak laki-laki berusia 10 tahun ini terbiasa dengan keadaan yang menimpa dirinya, diasingkan oleh keluarga sendiri karena berbeda jauh dari anak pertama yang ada dikeluarga ini, Mahesa sudah mulai menerima keadaan yang terjadi padanya.

Jika biasanya anak terakhir paling disayang, untuk keluarga Mahesa anak terakhir hanyalah figuran yang keberadaannya kadang-kadang tidak dianggap dan diabaikan, Mahesa yang terlahir dengan kepintaran seadanya, selalu rengking terakhir dan tidak tampak bakat dalam dirinya, berbeda dengan Kakak perempuannya yang terlahir dengan bakat dan kepintaran sejak kecil membuat gadis remaja itu sangat disayangi dibandingkan Mahesa.

Dapat dihitung dengan jari, waktu yang Kakak perempuannya habiskan dirumah, selain itu dia berada disekolah, tempat les, dan perpustakaan. Dan untuk Mahesa anak yang diabaikan cukup hidup mandiri dan tidak menganggu kakaknya.

"Kue ini untuk Papa lalu potongan kedua untuk Mama," Marisa tersenyum tulus setelah memberikan dua potongan kue itu kepada orangtuanya.

"Terima kasih sayang," ucap Mama dan Papa bersamaan.

Marisa mengangguk, orangtuanya izin pamit untuk berbicara dengan teman-teman mereka yang datang kepesta ulang tahun Marisa.

Gadis remaja itu kembali memotong kue dan meletakkannya keatas piring. Dia beranjak untuk mencari satu orang penting lagi dalam hidupnya.

"Dimana anak itu," gumam Marisa.

Dia terus berjalan mengitar halaman belakang rumah tempat pesta diadakan.

"Apa dia didalam rumah?" batin Marisa.

Marisa melangkah masuk kedalam rumah hingga kakinya berhenti didepan pintu kamar orang yang tengah dia cari.

Adik kecilnya itu duduk menatap jendela sambil bersenandung merdu, bakat yang hanya dimiliki Mahesa namun keluarganya acuh dengan bakat adiknya ini.

"Dor," ucap Marisa tepat ditelinga Mahesa.

Mahesa tampak kaget lalu dia kembali menormalkan wajahnya, menatap Kakak perempuannya sekilas. Marisa menarik kursi dan duduk disamping Mahesa. Dia menyodorkan piring berisi kue itu kearah Mahesa.

"Kue spesial untuk Mahesa-nya Kakak,"

"Gak mau," jawab Mahesa.

"Yakin, kue ini kesukaan Kamu loh, Kakak sengaja pesan kue ini biar adik ku mau makan kue nya,"

"Mahesa bilang gak mau berarti gak mau Kakak, gak dengar atau gak ngerti ucapan Mahesa sih," anak laki-laki itu berdiri menatap Marisa dengan mata berkaca-kaca.

TIGA PAPA MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang