08. Mahesa Babak Belur

10.3K 726 29
                                    

Walcome My Story
.
.
Thanks for vote nya cantik!!
(From MAHESA)

Malam ini dipenuhi dengan segala macam cerita Adiba tentang hari pertamanya sekolah. Gadis kecil itu bercerita mulai dari dia perkenalan dihadapan teman-temannya lalu belajar mewarnai dan juga menyanyi serta dance baby shark.

Tidak lupa juga dia bercerita tentang temannya yang bernama Salma si gadis kecil pemilik pipi layaknya bakpao, Adiba rasanya ingin gigit pipi temannya itu.

Reyhan tersenyum kecil mendengarkan cerita Adiba yang entah sampai kapan mencapai kata selesai. Laki-laki itu tengah menggoreng pisang untuk dimakan bersama-sama nanti setelah Satya pulang dari kampus dan Mahesa yang mungkin tengah bersama dengan temannya karena dari tadi belum pulang dari sekolah.

"Abi, Adiba gemes banget sama Salma itu, Adiba suka banget sama dia apalagi pipi nya itu, pengen banget Adiba cubit,"

"Cubit pipi Abi aja neh," Reyhan menunjuk pipinya sendiri.

"Pipi Abi gak seperti Salma, Adiba gak gemes," ucapan Adiba itu berhasil membuat tawa Reyhan keluar.

Pisang goreng itu ditaruh ke atas piring, Reyhan beralih membuatkan susu coklat untuk Adiba.

"Adiba pengen bantu Abi," Adiba menarik kursi dan berdiri diatasnya untuk menyamakan tingginya dengan meja dapur.

Reyhan mengambil gelas dan memberikan sendok kearah Adiba, dengan senang hati gadis itu mengambilnya.

"Humaira-nya Abi senang sekolah gak?" tanya Reyhan menuangkan susu bubuk itu kedalam gelas.

"Iya Abi, Adiba senang banget, rasanya Adiba gak sabar buat besok bertemu mereka semua juga ibu guru Alya dan Ibu guru Lia," seru Adiba.

"Anak Pintar," jawab Reyhan memasukkan air panas kedalam cangkir itu.

Dengan perlahan-lahan Adiba mengaduk susu itu agar larut dengan gula yang sudah dimasukkan Reyhan.

"Hati-hati ya," peringat Reyhan.

Pintu terbuka, Reyhan dan Adiba sama-sama kaget. Dengan cepat Reyhan menggendong Adiba dan membawanya mendekati Satya yang tengah membantu Mahesa yang penuh lebam.

Satya membantu Mahesa duduk disofa panjang yang ada ruang tamu dekat telivisi. Adiba turun dari gendongan Reyhan dan duduk disamping Mahesa.

"Papa kenapa?" tanya Adiba dengan mata berkaca-kaca.

Keadaan Mahesa lumayan memprihatinkan, bekas tamparan begitu jelas dipipinya ditambah dengan sudut bibirnya yang berdarah.

Reyhan bergegas kedapur mengambil handuk dan es batu untuk mengompres Mahesa.

"Gimana sekolah kamu hari ini sayang?" tanya Satya kearah Adiba.

"Baik Ayah," jawab Adiba menghapus air matanya yang sudah keluar.

Mahesa semakin menutup erat matanya saat mendengar suara isak tangis Adiba, dadanya sesak.

Satya dengan cepat menggendong Adiba-nya ini.

"Papa kenapa?" tanya Adiba terisak.

TIGA PAPA MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang