Walcome My Story
.
.
Makasih sudah membaca!!Dulu kehidupan seorang Satya sama seperti anak-anak lainnya, bermain sepulang sekolah di balai desa dan akan pulang saat sudah sore harinya. Satya tinggal bersama kedua orangtuanya. Kehidupan Satya benar-benar normal, dia memiliki seorang Ibu yang mempunyai suara begitu indah dan tampaknya menurun kepada Satya.
Namun kebahagian Satya harus berkurang saat dia sudah mulai beranjak besar mungkin saat itu Satya sudah memasuki usia lima tahun, Ibunya meninggalkan Satya yang masih kecil untuk selamanya. Tentu saja itu membuat keluarga kecil mereka cukup berantakan. Namun karena sosok Ayah yang kuat, keluarga mereka dapat bertahan, Ayah Satya menjadi dua sosok figur sekaligus, menjadi seorang Ibu dan juga Ayah.
Seperti Ibunya yang memiliki suara yang indah, Satya juga memilikinya membuat tekad dibenak anak kecil ini untuk menjadi seorang penyanyi terkenal nantinya.
"Satya-nya Ayah harus jadi penyanyi ya,"
"Iya Ayah, Satya punya suara yang bagus seperti Ibu,"
"Bakat Ibumu turun kepadamu, andai dia bisa lihat anaknya sama persis sepertinya, dia pasti bahagia Satya bisa mewujudkan mimpinya, Ayah yakin dia sekarang sedang bahagia disurga melihat Satya yang masih kecil sudah jago nyanyinya,"
Tapi lagi-lagi kebahagian itu tidak bertahan lama, Satya kecil yang sudah berusia 10 tahun, harus dikejutkan dengan bendera yang terpasang dihalaman rumahnya, dimana hari ini Satya akan memberikan kabar gembira atas kemenangannya sebagai juara lomba menyayanyi kepada sang Ayah harus ditahan dengan perasaan kehilangan lagi.
Piala yang ada ditangannya jatuh bersamaan dengan air matanya, Satya kecil berlari masuk, para tetangga yang berdatangan terus berusaha menghibur Satya namun saat itu Satya masih kecil dan tentu saja anak kecil menangis sejadi-jadinya saat melihat Ayahnya pun pergi menyusul Ibunya menyisakan dirinya sendirian.
"Ayah, jangan tinggalkan Satya," Satya memeluk erat Ayahnya yang sudah tidak bernyawa.
Setelah kepergian Ayahnya, Satya tumbuh besar dengan Bibinya, sejak memasuki SMP, Satya sudah berusaha mencari nafkah untuk membantu Bibinya.
Setelah pulang kerja membantu orang dipasar, Satya akan bermain dan menjaga keponakannya, itulah kenapa Satya sangat menyukai anak-anak.
Waktu terus berjalan hingga dia akhirnya telah menyelesaikan SMA. Satya memutuskan untuk kuliah diluar kota dengan tabungan yang sudah dia siapkan
Malam telah tiba, Satya remaja itu menghampiri Bibinya yang baru saja menidurkan anaknya.
"Bibi, Satya ingin bicara sesuatu," ucap Satya.
"Kenapa Nak,"
Bibi duduk dikursi kayu yang ada didalam rumah. Satya duduk dibawah bersimpuh, Dia menatap Bibinya.
"Terima kasih sudah mengurus Satya hingga sebesar ini Bibi,"
Bibi tersenyum kearah Satya, dia mengelus rambut hitam milik keponakannya ini.
"Kamu tidak perlu berterima kasih Nak, kita adalah keluarga dan sudah sewajarnya Satya juga jadi tanggung jawab Bibi,"
Satya terisak, air matanya tiba-tiba keluar. Bibi terus mengelus lembut rambut hitam Satya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGA PAPA MUDA
Teen Fiction[JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN GESS] [BUKAN CERITA GAY YA!!] Tiga laki laki ini hanyalah anak rantauan yang patungan untuk menyewa sebuah rumah. Mereka hanya tiga laki laki biasa yang terdiri dari Mahesa simurid kelas 12 SMA, Satya anak kuliahan dan Re...