32. Curhat donk Satya!

5.7K 411 11
                                    

Walcome My Story
.
.
Makasih ya masih stay hehe!!

Mahesa sudah siap dengan barang-barang pindahannya. Dibantu Mama dan Papa nya dia memindahkannya kedalam begasi mobil. Mahesa akan kembali merantau kekota orang dan pergi meninggalkan rumah ini.

Mama Mahesa mencium kening putranya, dia selalu ingin menangis mengingat dulu perlakuannya pada anak ini. Kini anaknya sudah semakin dewasa dan telah memaafkan sikapnya dulu yang sudah dia berikan padanya.

"Hati-hati disana, jaga kesehatan dan sering-sering pulang nak,"

"Iya Mama," peluk Mahesa.

"Mama pasti akan merindukan Mahesa,"

"Mahesa minta maaf jika ada salah sama Mama,"

"Tidak Sayang, Mahesa tidak pernah berbuat salah apapun sama Mama,"

Mahesa melepas pelukan mereka, dia melambaikan tangannya kearah Mamanya. Mahesa akan diantara Papa menuju bandara.

"Marissa, maafin Mama nak," lirih Mama mengingat anak perempuannya yang sudah meninggal.

Papa menyetel lagu klasik kesukaannya, dia tersenyum kearah Mahesa yang juga tersenyum melihatnya.

"Papa sekekali lagu dj,"

"Kamu ini, jangan suka mengusik lagu kesukaan Papa," canda Papanya.

"Mahesa akan tutup mulut,"

Mereka tertawa bersama.

"Papa bangga Kamu bisa jadi guru, Papa masih tidak menyangka Kamu akan bekerja dengan profisi ini,"

"Mahesa juga masih tidak percaya, takdir memang tidak terduga Pa," Mahesa menyandarkan dirinya menatap kearah luar jendela.

"Kamu benar," balas Papa.

Sesampai di bandara, anak dan papa ini saling berpelukan sebagai tanda perpisahan mereka. Mahesa melambaikan tangannya kearah papanya dan melangkah masuk kedalam bandara.

Sedangkan Adiba duduk bersama Satya menunggu kedatangan Mahesa di bandara. Adiba fokos memakan roti coklatnya dengan kaki berayun-ayun.

"Capek gak?" tanya Satya.

"Gak Ayah," jawab Adiba tersenyum.

Satya mencubit pipi Adiba, mereka tertawa kecil bersama.

"Tuan putri Ayah haus gak?"

"Iya haus," jawab Adiba cepat.

"Wait, Kamu tunggu disini, jangan kemana-mana, Ayah sebentar aja beliin minum buat Kamu,"

Satya berlari kecil untuk membelikan minuman Adiba. Gadis remaja ini masih sibuk menguyah roti coklatnya.

Hingga matanya menangkap orang yang dia tunggu, Adiba berlari menghampiri. Mahesa yang sudah melihat Adiba mendekatinya, dia membuka lebar tangannya.

"Papa,"

Adiba masuk kedalam pelukannya, Mahesa mengangkat tubuh Adiba.

TIGA PAPA MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang