Chapter 36

55 8 0
                                    

Setelah sekitar 45 menitan. Kiyai muftar dan gus bagas akhirnya sampai di rumah sakit, dan selama perjalanan bunda fatim di tuntun sang umi dan aisyah, sedangkan putri terus menangis di pelukan sang ayah.

"Mi...fa..tim...gak..kua..at.."ucapnya yang terus berjalan sambil menangis.

"Insyallah keadaan mereka berdua baik baik saja yang perlu kita lakukan sekarang adalah mendoakan mereka nak"ucap sang umi yang berusaha menguatkan anak mantunya.

Gus bagas sebenarnya tidak tega melihat kondisi sang istri yang tidak karuan seperti itu. Ia pun sebenarnya ingin menumpahkan segala tangisannya ketika mendengar sang anak kecelakaan. Akan tetapi, ia berusaha tenang untuk menguatkan keluarganya. Karena dia adalah pondasi yang harus kuat kapan saja ketika badai menerjang keluarga mereka.

Mereka terus berjalan dan tidak lupa menanyakan dimana letak kamar anak mereka yang mengalami kecelakaan. Dan setelah di beritahu, mereka berjalan cukup jauh hingga akhirnya tiba di ruangan itu. Yang mana gus fatih sedang duduk seorang diri di dekat pintu.

"Nak...."panggil kiyai dan mendekat ke arah cucunya.

Gus fatih mendonggakan kepalanya untuk melihat siapa yang memanggilnya. Ketika sudah melihat siapa orangnya, gus fatih langsung berhambur memeluk sang kakek.

"Hiks...hiks...bi"tangis pecah gus fatih dan kiyai muftar mengusap punggung sang cucu untuk menenangkannya.

"Ba..ng fa..thi..ma..na"tanya ning putri terbata yang tidak melihat sang abang.

Gus fatih hanya diam. Belum mau mengangkat bicaranya, sedangkan sang bunda sudah menangis sedari tadi ketika tidak melihat anak pertamanya. Apalagi ketika melihat anak keduanya menangis, pikiran buruk sudah bermunculan di kepalanya. Sang bunda masih di tenangkan oleh aisyah, sedangkan aisyah kondisinya tidak jauh berbeda dari mereka.

"Ka...mana abang?"tanya gus bagas yang berusaha tenang dan gus fatih masih tetap belum mau menjawabnya.

"Nak bicaralah apa yang sebenarnya terjadi sama kalian, kenapa bisa sampai kecelakaan"ujar sang umi yang ikut mengusap punggung cucunya.

"Hiks...Hiks...Jadi begini...."ujar gus fatih yang akhirnya mau menceritakan kronologi kecelakaan itu.

Fallsback

Gus fathi dan sang adik di dalam mobil hanya diam saja. Berbeda di mobil yang lainnya terlihat sekali kali mereka bercanda dan berbincang. Ketika gus fathi sedang mengemudikan mobilnya, tiba tiba dari arah belakang ada yang menabrak mereka dan berhasil membuat mobil yang di tumpangi mereka berdua oleng dan terbentur yang menyebabkan mobil mereka terjungkal ke kesana kemari. Gus fatih terpental ke arah kanan, sedangkan gus fathi terpental ke sebelah kiri dan gus fathi terlihat terluka parah. Mobil yang menabrak mereka pun parah, karena mobilnya meledak di tempat kejadian.

Sehingga kecelakaan itu membuat para korban mengalami luka yang cukup parah. Mobil yang di pakai gus fathi bagian depan rusak tidak terselamatkan. Untungnya tidak ada serpihan kaca yang mengoreskan mereka, karena lebih dulu terpental sebelum mobil itu hancur.

back to the beginning

"Astagfirullah terus kalian tidak apa apa nak?"tanya sang umi yang panik ketika mendengar cerita itu.

"Fatih gapapa mi tapi ab..a..ng...."ujarnya terbata dan menjeda.

"Dimana abangmu? Bagaimana kondisinya sekarang? Kenapa dia tidak ada di sini? Di mana abangmu hah"cecar sang bunda sambil menangis.

"Bunda sabar dulu kita dengarkan penjelasan  dari gus fatih"ujar aisyah yang menenangkan.

"Tenangkan diri kamu fatim. Bicaralah nak bagaimana kondisi abangmu sekarang, kenapa dia tidak ada di sini bersama kamu juga"ujar kiyai.

Gus fatih menghela nafasnya dan mencoba menenangkan sedikit hatinya.

"Bi, mi, yah, bun...."panggil gus fatih.

"Hiks..Hiks...Maafkan fatih yang belum bisa menjaga abang. Abang ada di dalam ruangan, dan dokter bilang, abang tadi sempat mele...mah jan..tu...ng..nya"ujar gus fatih yang sudah tidak kuat menahan tangisannya.

Deg

Jantung mereka berdegup kencang dan terdiam selama beberapa menit. Tak butuh waktu lama mereka pun semuanya menangis ketika mendengar kondisi gus fathi sekarang. Sedangkan bunda fatim sudah terkapar lemas sambil duduk di lantai yang di temani aisyah untuk menenangkannya. Walaupun ya percuma, karena seorang ibu pasti akan merasakan sakit ketika anaknya di dalam ruangan sedang bertaruh nyawa.

"Tapi...ka..ta dok..ter seka..rang kon..disi..nya su..dah kem...bali nor...mal ko, cuma seka..rang aba..ng ma..sih ko..ma..."ujar gus fatih terbata dan

Brakk

Bunda fatim jatuh pingsan yang kedua kalinya ketika mendengar sang anak terbaring koma. Dan segera gus bagas mengangkat tubuh sang istri dan membawanya ke kursi dan membaringkannya.

"Hiks...Hiks...Ab...ang...."tangis putri yang langsung memeluk gus fatih dan gus Fatih membalas pelukan itu.

"Ab...ang...fathi...gak ak..an...kena...pa..kena..pa..ka.n...ba..ng?"tanya ning putri terbata yang menangis di pelukan sang abang. Sedangkan gus fatih hanya diam saja. Jujur saja, dia pun khawatir dengan kondisi sang abang saat ini.

"Insyaallah fathi akan baik baik saja. Sekarang hanya doa yang dia butuhkan dan tenangkan diri kalian. Ingat ini musibah buat kita dan kita tidak akan pernah tau bahwa kita akan mendapatkan musibah seperti ini. jadi ikhlas dan bersabarlah"ujar kiyai menasehati mereka.

Mereka menganggukan kepalanya dan aisyah bergumam dalam hatinya"ya Allah sehatkan kembali keadaan gus fathi. Hamba merasa bersalah ya allah, karena hal ini terjadi ketika akan mengantarkan hamba ke keluarga hamba"ujar aisyah yang merasa bersalah karena kondisi gus fathi sekarang. Dan ia merasa bahwa ini adalah ulah dirinya sendiri. Padahal takdir yang sudah membawa mereka semua berada di sini. Dan kejadian ini adalah musibah dari allah untuk keluarga al muftar.

Aisyah & Ujiannya(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang