Part 1: After The War

7.1K 305 11
                                    

Useless Confession
Naruto ©️ Masashi Kishimoto
Genre: Romance, Hurt/Comfort
Cerita ini hanya untuk hiburan, seluruh isi dari karya ini hanyalah karangan dan fiksi semata.
Happy Reading〜

🌻🌻🌻🌻🌻




Pemakaman pahlawan shinobi yang gugur dalam perang, selesai tepat di sore hari. Namun cuaca sudah mendung sejak pagi. Hari itu penuh duka, dilengkapi dengan gerimis yang mulai berjatuhan, seolah menyembunyikan isak tangis mereka yang datang dan ikut menghapus derai air mata.

Hinata menatap makam sepupunya—Neji dengan raut kesedihan yang tidak dapat disembunyikannya lagi.

Satu-satunya keluarga yang percaya padanya, melindunginya dengan mengorbankan nyawa. Merasa hancur, ia tersedu-sedu. Meski demikian, Hinata masih dapat berdiri tegak meski hatinya sudah remuk tak berbentuk.

Tidak ada yang bisa disesali. Neji melindungi semua orang atas keinginannya sendiri. Agar pahlawan desa tetap hidup, agar dunia dapat terselamatkan dari kehancuran. Begitulah lelaki itu memilih jalan kebebasannya sebagai seorang bunke dari keluarga Hyuga. Kematiannya menoreh luka di hati keluarga dan teman-temannya, termasuk Naruto.

Lelaki blonde itu meletakkan bunga di atas makam para shinobi lalu berdoa, setelah itu mendatangi barisan makam klan Hyuga. Disana, Naruto mendapati Hinata yang berdiri di barisan depan untuk berdoa, lalu memutuskan untk berdiri tepat di belakangnya.

Seakan merasakan kesedihan yang sama, Naruto masih tidak menyangka jika Neji melindunginya dan rela mati untuknya. Membuat lelaki itu merasa bersalah. Dirinya berhasil membawa Sasuke kembali ke Konoha, tapi gagal membawa Neji kembali bersamanya.

Bukankah saat itu Naruto sudah berjanji akan merubah klan Hyuga? Bukankah harusnya Neji tetap hidup agar dapat merasakan perubahan klan tersebut? Tak ingin membuatnya kentara, Naruto segera menghapus air matanya yang sempat berjatuhan.


🌻🌻🌻

Acara pemakaman sudah benar-benar selesai, diakhiri dengan Hinata yang meletakkan bunga lily putih diatas makam Neji, dan Naruto yang mengikuti setelahnya.

Hujan yang turun kian deras, ikut membelah kerumunan di pemakaman tersebut. Semua orang terburu-buru mencari tempat berteduh, sementara Hinata belum menyadari bahwa Naruto sejak tadi mengekorinya.

"Hinata." Panggil lelaki itu, menarik pelan lengan gadis tersebut menggunakan tangannya yang masih utuh, kendati satu tangan lainnya sudah hancur karena pertarungan terakhir dengan sang sahabat.

Merasa terkejut, Hinata menoleh. Mendapati siapa yang tengah menahan langkahnya, ia dengan buru-buru mengusap air matanya.

"Aaa, Naruto-kun." Sapanya dengan suara parau.

Sontak matanya tertuju pada lengan kanan Naruto, kemudian terhenyak melihat lengan tersebut yang tidak lagi utuh.

"Naruto-kun, tanganmu—"

"Tidak apa-apa kok, jangan dipikirkan." Potong Naruto mengibaskan tangan kirinya sembari tertawa kecil, berusaha menepis rasa khawatir di wajah perempuan itu. Dirinya, tak menjelaskan secara detail apa yang sudah terjadi juga enggan mengatakan bahwa akan mendapat tangan pengganti.

Hinata membalasnya dengan mengangguk, kemudian menunduk.

"Mmaaf, aku tidak sadar kalau Naruto-kun sejak tadi dibelakangku." Ucapnya merasa gugup.

"Ah, tidak masalah. Aku mengerti." Jawab Naruto menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sungguh ia tidak tahu harus berbasa-basi seperti apalagi, suasana di antara begitu canggung.

Useless ConfessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang