Part 12: Like You Mean It

1.4K 124 12
                                    

Useless Confession
Naruto ©️ Masashi Kishimoto
Genre: Romance, Hurt/Comfort
Cerita ini hanya untuk hiburan, seluruh isi dari karya ini hanyalah karangan dan fiksi semata.
Happy Reading〜

🌻🌻🌻🌻🌻




Hinata tiba-tiba terbangun dari tidur lelapnya. Lalu menatap langit-langit kamar dengan mata yang masih mengantuk. Menoleh ke samping kiri, jam di atas nakas masih menunjukkan pukul 5 pagi.

Lalu ia mengalihkan pandangannya ke arah ventilasi diatas jendela kamar, ahh pantas saja di luar masih gelap, rupanya ia terbangun terlalu pagi kali ini.

Mendengar dengkuran halus di sebelah kanannya, Hinata mendapati seorang pria bersurai blonde sedang tertidur pulas memeluknya. Mengira ia sedang bermimpi, Hinata sontak terduduk. Sementara Naruto hanya menggeliat saat istrinya itu melakukan pergerakan.

Tidak, nyatanya ia tidak sedang bermimpi sekarang. Ini sudah hari ketiga mereka resmi menjadi suami istri, namun dirinya masih saja bangun dengan terkejut.

Ingin memastikannya lagi, Hinata meraba tubuhnya sendiri. Lalu mendapati dirinya tak berbusana dan hanya dilapisi oleh selimut. Ia juga dapat melihat bahwa jari manisnya dilingkari sebuah cincin. Benar, Hinata sudah menikah sekarang dan telah resmi menjadi wanita, seorang istri dari Naruto Uzumaki.

Dulu ia hanya bisa menatap punggung itu dari jauh. Untuk bisa berjalan disamping Naruto, rasanya hanya sebatas angan-angan. Lalu, bisa sedekat ini, bahkan tidur disampingnya seperti ini, sampai memadu kasih sebagai suami istri. Hal-hal tersebut, pernah terbayang di kepalanya pun tidak.

Baginya, saat ini Naruto seperti piala yang diperebutkan oleh semua orang. Lalu, pantaskah Hinata merasa begitu bahagia? Bahkan ia tak merasa menang dari sesuatu hingga pantas untuk mendapatkan piala itu.

Tak terasa air mata Hinata meleleh. Entah hati bagian mana yang terasa sakit, rasa bahagia saat ini seperti mimpi indah yang bisa direnggut kapan saja darinya. Apakah dirinya boleh merasa sebahagia ini? Yang mulanya terasa begitu mustahil untuk diraihnya?

Pikiran-pikiran itu sampai membuatnya terisak dan berderai air mata. Kemarin, saat terbangun di sebelah Naruto, dia hanya terkejut. Selebihnya tak dapat berpikir lebih jauh karena keduanya langsung bersiap untuk ke makam dan bertemu dengan rekan-rekannya.

Sebelum hari itu juga rasanya begitu melelahkan setelah melakukan serangkaian acara pernikahan. Entah kenapa hari ini dirinya begitu emosional. Apa karena pada akhirnya mereka dapat menghabiskan malam berdua?

Baginya, seperti ini pun rasanya sudah lebih dari cukup. Menikah dengan Naruto, rasanya ia bagai memeluk dunia. Meski pernikahannya lumayan tergesa-gesa, ia berharap ini akan menjadi selamanya.

Hinata terisak hingga lupa diri, membuat Naruto terbangun karenanya. Kemudian, Naruto memposisikan dirinya menjadi setengah duduk, memiringkan badannya untuk menghadap sang istri.

"Hinata, kenapa menangis-ttebayo?" Tanya Naruto. Karena selama ini ia tak pernah melihat Hinata menangis selain di pemakaman Neji.

Lalu ingatannya berputar pada kegiatan semalam yang mereka berdua lakukan. Sontak keringat dingin mulai membasahi pelipisnya.

"A...apa... itu sangat menyakitkan? Sampai membuatmu menangis seperti ini?" Tanya Naruto lagi yang mulai merasa cemas.

Useless ConfessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang