Part 37: Feels Too Much

1.6K 100 2
                                    

Useless Confession
Naruto ©️ Masashi Kishimoto
Genre: Romance, Hurt/Comfort
Cerita ini hanya untuk hiburan, seluruh isi dari karya ini hanyalah karangan dan fiksi semata.
Happy Reading〜

🌻🌻🌻🌻🌻



Sejak kemarin, Naruto berada di Sunagakure untuk menghadiri pertemuan para kage. Disisi lain, Hinata memutuskan untuk keluar rumah sendirian melakukan sesuatu.

Pagi itu cukup cerah meskipun masih ada sisa-sisa salju. Hinata sedang berdiri di hadapan makam Neji. Rasanya sudah begitu lama sejak terakhir kali ia kesini.

"Neji-Niisan, haruskah aku menyerah saja sekarang?" Tanya Hinata dalam sepi. Tak hanya bibirnya yang bergetar karena dingin, tapi hatinya juga bergetar karena menyimpan kesedihan.

"Terlepas dari perjanjian Otou-sama dengan Naruto-kun, semua ini begitu menyakitkan. Akhir-akhir ini Naruto-kun begitu perhatian, tapi hatiku sangat sulit menerima itu semua. Entah tulus atau dengan maksud lain, aku hanya tak ingin berharap lagi. Membuatku merasa perlakuan seperti ini hanya untuk sesaat dan itu menakutkan." Ungkapnya.

Tidak pernah bermaksud untuk bersikap kejam, Hinata hanya takut untuk mengambil keputusan.

"Aku tidak bisa mempercayai siapapun sekarang, bahkan pada seseorang yang selama ini selalu kupercayai, aku menjadi tak sanggup lagi. Naruto-kun tidak menginginkanku dan tidak menginginkan anak ini, lalu untuk apa aku bertahan seperti ini?" Ujar Hinata menangkupkan tangan ke wajahnya.

"Semuanya terlalu berat untuk kutanggung sendirian, sekarang. Tapi aku merasa tak memiliki siapapun lagi. Lalu harus bagaimana? ini terlalu menyakitkan. Aku sangat lelah, Neji Nii-san."

Hinata seakan menikmati tangisnya untuk beberapa saat. Ia bahkan terduduk karena merasa kedua kakinya tak mampu lagi untuk menumpu.

Setelah itu, ia berusaha untuk menghapus air matanya.

"Ahh, maaf aku malah mengganggu istirahat tenangmu seperti ini, Neji-Niisan." Ungkapnya lagi berusaha tersenyum menatap makam sang kakak sepupu.

Yang Hinata tak tahu, Hanabi berada di balik pohon di dekatnya, sedang duduk sambil menahan tangis ketika mendengar semua curahan hati kakaknya. Bahkan bunga yang dibawanya untuk Neji sedikit rusak karena tak sengaja ia dekap dan terlalu kuat meremasnya.

"Ugh..." Keluh Hinata saat akan berdiri.

Perutnya tiba-tiba terasa kram. Hal itu membuat Hanabi panik, lantas buru-buru menghapus air matanya dan menghampiri sang kakak.

"Nee-sama, apa yang terjadi?!" Tanya Hanabi lalu membantu memapah Hinata.

"Perutku sedikit sakit mungkin karena terlalu lelah." Jawab sang kakak.

"Onee-sama bisa mengajakku atau yang lain untuk menemani, kenapa pergi kesini sendiri di cuaca seperti ini?" Ujar Hanabi terlihat cemas.

"Sudah tidak apa-apa kok." Timpal Hinata dengan singkat. Meski semikian jawabannya tak membuat adiknya itu merasa tenang.

"Kita mampir ke kedai ya? Makan dulu, aku yang traktir." Ajak Hanabi sedikit memaksa.

Hinata menimbang sebentar lalu mengangguk menyetujui ajakan adiknya.

***

Kakak beradik tersebut telah berada di satu kedai makanan tradisional yang berada tak jauh dari rumah Hinata. Hanabi memesan beberapa macam makanan untuk dirinya dan sang kakak.

Meski sudah beberapa menit berada disana, Hinaga itu masih terlihat murung dan lebih banyak diam daripada biasanya. Hanabi yang mulanya merasa caggung, memberanikan diri untuk lebih dulu memulai percakapan.

Useless ConfessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang