Part 3: Jar of Lights

2.7K 186 15
                                    

Useless Confession
Naruto ©️ Masashi Kishimoto
Genre: Romance, Hurt/Comfort
Cerita ini hanya untuk hiburan, seluruh isi dari karya ini hanyalah karangan dan fiksi semata.
Happy Reading〜

🌻🌻🌻🌻🌻
   



"—sesuai dengan arahan Hokage, dalam masa damai seperti sekarang, Konoha tidak hanya memiliki hubungan secara militer, tetapi juga harus memiliki hubungan diplomatik lain dengan Negara non shinobi yang dekat dengan perbatasan Negara Api seperti *Tori no Kuni, *Kusa no Kuni, dan *Ame no Kuni" Hoheto Hyuga menjelaskan dengan teliti kemudian berhenti, memandang Naruto.

*Negara Burung
*Negara rumput
*Negara Hujan

"Naruto-sama, apakah Anda sudah benar-benar mengert atau mungkin ada yang ingin ditanyakan?" Tanya Hoheto.

Naruto menguap merasa benar-benar K.O. Sedikit menyesal mengabaikan peringatan Hinata mengenai alkohol.

Dia yakin hanya minum 2 botol sake semalam, namun energinya seperti hilang diterbangkan angin.

Sup dan obat pengar sudah ia minum, namun masih merasa tidak berdaya. Hari sudah sore, sudah 5 jam berlalu dan belum ada tanda-tanda Hoheto mengakhiri penjelasannya.

"Hoahhmm, ya aku sudah mengerti. Tapi apakah tidak bisa memberiku waktu lebih banyak untuk istirahat di hari Minggu yang hampir habis ini -ttebayo?" Pinta Naruto dengan matanya yang berair.

"Maaf, akan segera berakhir jika Naruto-sama sudah benar-benar mengerti. Ini sudah ketiga kalinya saya menjelaskan. Persiapan kita tinggal beberapa bulan lagi. Bukankah Rokudaime Hokage-sama bilang akan mengajak Anda ke urusan diplomatik berikutnya jika Anda sudah mengerti materinya? Atau Anda sudah berubah pikiran?"

Setelah mengatakan itu, Hoheto melanjutkan kewajibannya, sementara Naruto hanya bisa mengikuti dengan pasrah.

Waktu pun berlalu, hari sudah menunjukkan pukul 7 malam saat Naruto keluar dari tempatnya menerima materi. Ia meregangkan badan semaksimal mungkin, punggungnya terasa mau copot, kemudian Naruto menggaruk telinganya yang terasa sedikit berdenging.

Naruto merasa semakin lama semakin berat dan semakin banyak saja yang harus dipelajari. Dia baru menyadari ternyata menjadi Hokage juga harus menggunakan otak disamping menggunakan kekuatannya.

Belum sempat melangkah ke gerbang utama kediaman Hyuga, Tokuma menghampirinya dengan tergesa-gesa.

"Naruto-sama, Hiashi-sama memanggil Anda. Beliau menunggu di ruangannya sekarang."

Naruto mengerutkan dahi, kemudian mengangguk dengan raut cemas. Sepertinya dia akan pulang telat lagi atau bahkan tidak pulang malam ini. Kemudian ia berjalan ke arah ruangan Hiashi sambil bergidik ngeri. Selain karena musim dingin yang belum berakhir, juga karena memikirkan alasan pemimpin klan Hyuga tersebut yang memanggilnya tiba-tiba.


🌻🌻🌻


Lampu tradisional remang-remang menerangi satu ruangan. Naruto masuk dengan hati-hati lalu mengedarkan pandangannya. Selain Hiashi, sudah ada Hinata, Hanabi, dan Ko yang berada di ruangan tersebut.

Naruto mendekat tanpa suara, kemudian beringsut duduk di tempat kosong yang disediakan, tepat di sebelah Hinata. Mereka duduk membentuk persegi. Hiashi di balik mejanya, Hanabi dan Ko duduk di sebelah kanan dan kirinya, sedangkan Naruto dan Hinata duduk berhadapan dengan Hiashi.

Meniru Hinata, Naruto duduk bersimpuh. Sebelumnya dia tidak mampu duduk seperti itu, rasanya tidak nyaman dan membuatnya kesemutan. Namun sekarang dia mulai terbiasa melakukannya.

Useless ConfessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang