Useless Confession
Naruto ©️ Masashi Kishimoto
Genre: Romance, Hurt/Comfort
Cerita ini hanya untuk hiburan, seluruh isi dari karya ini hanyalah karangan dan fiksi semata.
Happy Reading〜🌻🌻🌻🌻🌻
Flashback
"Menikahlah dengan Hinata." Ujar Hiashi.
"Apa?"
Naruto membelalak, masih tidak percaya apa yang dikatakan oleh pria paruh baya itu. Menurutnya, Hiashi adalah orang tua yang kolot, seharusnya menjadi tidak mungkin untuk meminta hal seperti ini.
"Kk...Kenapa tiba-tiba-ttebayo?? Kenapa aku?" Tanya Naruto semakin bingung.
"Karena hal ini akan menguntungkan kita berdua. Klan Hyuga dan kau, Hokage masa depan." Ungkap Hiashi yang sudah mengira bahwa Naruto tidak akan menyetujui begitu saja tawarannya.
Lelaki muda itu mengernyit, merasa kalimat ituu masih terlalusulit untuk dicernanya. Kemudian, ia kembali bertanya, "Ttu...tunggu.. tunggu. Aku tidak mengerti. Lalu apa hubungannya dengan pernikahan?"
"Naruto, bukankah kau berjanji pada Neji akan merubah klan Hyuga? Dan menurutmu, dengan menjadi Hokage saja akan mudah merubahnya? Klan Hyuga hanya bisa diubah jika kau juga menjadi bagian kami." Terang Hiashi panjang lebar.
Saat nama Neji diungkit, Naruto menunduk. Mengingat kejadian lampau saat bertarung dengan lelaki itu di ujian chuunin. Entah apa yang mendasarinya sampai begitu berani bersumpah dengan darah Hinata untuk merubah klan Hyuga di hadapan Neji. Bagaimanapun, janji tetaplah janji kan?
"Saat pengangkatanmu menjadi Hokage nanti, aku yakin akan timbul gesekan dalam internal Konoha. Kedepannya, pasti ada saja yang menentangmu dan tidak mengindahkan dirimu sebagai pahlawan." Terang Hiashi, sekali lagi berusaha membuka pikiran pemuda itu.
"Kau juga butuh dukungan saat melawan mereka secara politik. Hyuga bisa meredamnya dan mendukungmu sepenuhnya. Bukankah ini kesempatan yang sangat langka, Naruto?" Imbuhnya lagi.
Masih bergeming, Naruto mulai memikirkan perkataan pemimpin klan Hyuga tersebut. Mungkin memang benar, menjadi Hokage tak semudah yang ia bayangkan seperti saat masih di akademi. Bukan lagi tentang diakui oleh semua orang, bukan lagi tentang jabatan tertinggi yang dihormati oleh seluruh warga desa. Namun tentang tanggung jawab yang besar dan lebih rumit dalam mengurus desa Konoha.
Tapi, sebuah pernikahan yang diatur seperti ini, apakah tepat?
Setelah hening meliputi ruangan itu beberapa saat, Naruto memberanikan diri untuk kembali bertanya,"Apa Hinata yang meminta?"
Tidak semerta-merta pemikiran itu muncul begitu saja. Naruto menjadi teringat kembali pengakuan Hinata tempo hari. Meski yakin gadis itu tak akan melakukan hal sejauh ini dengan melibatkan kekuasaan keluarga, tapi tidak ada salahnya untuk memastikannya.
Hiashi melirik Naruto melalui ujung matanya, lalu menjawab, "Hinata sama sekali tidak ada hubungannya dengan tawaranku."
Naruto kembali tertunduk, dalam hati ia merasa lega. Tapi di sisi lain juga cemas, membayangkan kemungkinan buruk yang bisa terjadi kapan saja.
"Ttapi, Hiashi-san. Jika Hinata tahu aku menikahinya karena kesepakatan dengan Hyuga, bukankah sama saja kita menyakitinya?" Naruto masih berusaha bernegosiasi, mungkin ada tawaran yang lebih tepat selain kesepakatan pernikahan.
"Tidak akan menyakiti Hinata, kecuali kau yang memberitahu tentang kesepakatan ini. Pikirkan baik-baik Naruto, kutunggu jawabanmu segera." Tampik Hiashi yang buru-buru menutup perbincangan mereka. Seolah tidak ada keinginan lain selain membuat pernikahan antara Naruto dan Hinata terlaksana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Useless Confession
FanfictionPerang Dunia Shinobi ke 4 telah usai. Banyak kisah yang tidak diungkapkan di dalam cerita utama. Banyak sisi yang tidak sempat bercerita tentang para tokoh utama. Seperti Naruto dan Hinata. Jika usaha untuk menggapaimu adalah sebuah kesalahan, apaka...