Part 27: Through it All Without Me

1.1K 103 1
                                    

Useless Confession
Naruto ©️ Masashi Kishimoto
Genre: Romance, Hurt/Comfort
Cerita ini hanya untuk hiburan, seluruh isi dari karya ini hanyalah karangan dan fiksi semata.
Happy Reading~

🌻🌻🌻🌻🌻



Sebulan telah berlalu sejak Naruto dan Hinata pergi berlibur. Hubungan keduanya membaik sejak saat itu. Lalu, mereka kembali disibukkan dengan urusan masing-masing. Naruto dengan pekerjaannya sebagai Hokage, sementara Hinata dengan pekerjaannya sebagai produser seni teater, yang dua minggu lagi projek barunya akan dihelat.

Meski Naruto telah mengetahui bahwa Hinata dan Toneri akan selalu ditemukan dalam satu urusan pekerjaan, ia tak mengekang istrinya atau berusaha menjauhkan Toneri darinya. Tidak tahu apakah karena berlandaskan rasa percaya atau karena alasan lain.

Beberapa waktu setelah pulang dari liburan itu, Toneri menemui Hinata untuk meminta maaf. Mau tak mau wanita itu menyanggupinya, karena bagaimanapun mereka berada di tim yang sama dalam satu pekerjaan. Hinata hanya tak ingin menjadi canggung saat mereka bekerja sama secara profesional.

Mereka tetap berteman baik, setidaknya Hinata menganggapnya demikian. Sedangkan Toneri, tetap mencintai dan memperlakukan wanita itu sesuai dengan keinginannya.

🌻🌻🌻

Seminggu sebelum pertunjukan, Toneri, Hinata dan timnya sedang menonton latihan di gedung seni Konoha. Penampilan dari para talent sangat mengagumkan, semua orang telah bekerja keras pada projek ini.

Selain itu, mereka juga memeriksa progres pembuatan properti yang akan digunakan untuk kepentingan pertunjukan. Sampai saat ini, persiapan berjalan dengan lancar tanpa kendala yang berarti.

Latihan telah selesai saat Hinata berada di tengah panggung, ia ingin melihat tempat duduk penonton secara keseluruhan dari sana. Sesekali matanya memeriksa bagian-bagian panggung yang mungkin membutuhkan perbaikan. Ia ingin saat pertunjukan nanti semuanya terlihat sempurna.

Sibuk dengan dirinya sendiri, Hinata menoleh dan terkejut saat Toneri berteriak ke arahnya.

"Hinata!"

Tiba-tiba Hinata sudah berada jauh dari panggung di dalam rengkuhan Toneri. Lelaki itu lantas membopong Hinata lalu mendudukkannya di bangku penonton dalam satu kedipan mata.

Prangg.

Chandelier raksasa yang berada tepat di atas panggung jatuh, pecah dan berhamburan. Semua orang disana terkejut, membelalakkan mata seakan tak percaya.

Sementara Hinata masih mematung, mencerna apa yang terjadi barusan.

"Hinata,  kau pasti sangat terkejut. Apa kau baik-baik saja?" Tanya Toneri.

Hinata mengangguk sambil menelan ludah.

"Ya." Jawabnya gemetaran.

"Haaaa, sialan. Hinata, kalau kau sanggup, gunakan matamu. Apa kau melihat sesuatu? Apa ini sabotase?" Ujar Toneri kemudian.

Byakugan. Mata Hinata memeriksa ke segala penjuru, kemudian wanita itu menggeleng.

"Sepertinya bukan, aku tidak melihat hal-hal yang mencurigakan. Tali chandelier itu rapuh, mungkin memang butuh perawatan." Lanjutnya.

"Sebenarnya apa yang dilakukan pemilik dan pengelola gedung sampai hal seperti ini bisa terlewat?" Protes Toneri.

"Aku akan menyuruh pihak gedung untuk membereskan ini. Benar kau tidak apa-apa? Kau bisa pulang duluan, kita semua bisa membahas ini besok." Terang Toneri.

Useless ConfessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang