Useless Confession
Naruto ©️ Masashi Kishimoto
Genre: Romance, Hurt/Comfort
Cerita ini hanya untuk hiburan, seluruh isi dari karya ini hanyalah karangan dan fiksi semata.
Happy Reading〜🌻🌻🌻🌻🌻
Sebelumnya,
Beberapa saat kemudian, Hinata tiba di kedai yang berada dekat rumah Iruka. Melihat Naruto dan sang guru sedang duduk bersebelahan dan membelakanginya, Hinata mendekat. Namun, seketika menghentikan langkah saat sayup-sayup mendengar percakapan keduanya.
Lantas membuat Hinata menyenderkan punggungnya di dinding tak jauh dari mereka duduk.
"Cemburu apanya? menikahi Hinata karena terikat perjanjian dengan ayah mertuaku, juga karena Neji. Aku tidak memiliki perasaan yang seperti cemburu-ttebayo." Terdengar Naruto mulai bercerita.
'Perjanjian? Perjanjian apa?' Tanya Hinata dalam hati.
"—Otou-sama menawariku selembar perjanjian yang menguntungkan. Tapi salah satu syaratnya harus menikah dengan Hinata." Terang Naruto.
Hinata menggigit bibir bawahnya, masih berusaha mencerna kalimat sang suami.
"Aku tidak menolak karena itu juga satu-satunya cara untuk membalas jasa Neji yang merelakan nyawanya untukku-ttebayo. Aku juga sudah bersumpah untuk mengubah klan Hyuga." Imbuh lelaki itu.
Lalu, sekelebat ingatan tentang Neji muncul dalam benak Hinata.
'Tapi Neji-Niisan tidak menginginkan balas budi seperti itu, kenapa Naruto-kun—'
Hinata tak sanggup membayangkannya lagi, lalu meremas bajunya karena merasakan sesak di dada.
"Aku juga tidak ingin punya anak—"
Kalimat tersebut sontak membuat Hinata terkejut. Tak terasa air mata sudah membanjiri pipinya. Lalu, ia mengusapnya lagi dan lagi, berusaha menguatkan hati meski rasanya sudah tak mampu berdiri.
"Dari awal menikah aku menggunakan pil kontrasepsi, dan aku merahasiakannya dari Hinata."
Hujan turun tanpa aba-aba, menyelamatkan Hinata dari suara isakan yang tak bisa ia bendung lagi.
"—dan itu berhasil sampai sekarang. Lalu tiba-tiba Hinata membahasnya, membuatku tak tenang-ttebayo."
Seketika itu, Hinata merasa begitu dibodohi oleh ayah dan suaminya. Tak tahan untuk mendengarkan lebih banyak, Hinata beranjak dari sana, berlari sekuat tenaga tak memedulikan hujan yang membasahi tubuhnya.
Brukk.
Hinata jatuh terduduk setelah tak sengaja menyenggol orang lain dalam keramaian.
Lalu, terdengar suara panik Iruka yang memanggilnya, meski begitu Hinata tak peduli. Ada tempat yang harus ia tuju sekarang.Hinata buru-buru berdiri lalu berlari dan melompat jauh menuju rumah sakit.
"Aku butuh tes paternitas, sekarang." Desaknya setelah sampai di rumah sakit Konoha.
Hinata terengah-engah dengan sekujur tubuhnya yang basah kuyup. Sempat bingung, namun pihak rumah sakit menyanggupi permintaannya. Sejujurnya, tes paternitas cukup rumit dan lumayan menyakitkan meski prosesnya tidak memakan waktu yang lama.
Cukup rumit karena masih berupa calon bayi yang berada di perutnya. Selain itu harus menggunakan bantuan jutsu ninja medis untuk dapat memisahkan sedikit darah yang akan digunakan dari calon bayi tersebut dengan milik sang ibu. Lalu mereka menggabungkannya dengan beberapa helai sampel rambut milik Naruto yang telah Hinata bawa. Kemudian meletakkannya di suatu alat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Useless Confession
FanfictionPerang Dunia Shinobi ke 4 telah usai. Banyak kisah yang tidak diungkapkan di dalam cerita utama. Banyak sisi yang tidak sempat bercerita tentang para tokoh utama. Seperti Naruto dan Hinata. Jika usaha untuk menggapaimu adalah sebuah kesalahan, apaka...