Extra 3

2.1K 161 9
                                    

Useless Confession
Naruto ©️ Masashi Kishimoto
Genre: Romance, Hurt/Comfort
Cerita ini hanya untuk hiburan, seluruh isi dari karya ini hanyalah karangan dan fiksi semata.
Happy Reading〜

🌻🌻🌻🌻🌻




Tak seperti biasanya, setelah Hinata terlelap ketika mereka bercinta tadi malam, Naruto bahkan bangun lebih pagi hari ini.

"Hinata." Naruto mengusap pipi istrinya dengan lembut.

Namun, Hinata hanya menggeliat karena sentuhan tersebut.

"Masih merasa lelah?" Imbuhnya mengetahui istringa masih enggan membuka mata.

"Hm, sudah jam berapa sekarang?" Tanya Hinata sambil mengerjap.

Naruto melirik jam diatas nakas.

"Masih jam 6. Kalau—"

"Oh tidak!" Potong Hinata membelalakkan mata. Lalu tanpa babibu ia beranjak dari ranjang, berlari ke kamar mandi.

"Kalau masih lelah tak perlu lakukan apapun-ttebayo, istirahatlah." Teriak Naruto berusaha agar Hinata dapat mendengarnya dari dalam kamar mandi.

"Tidak Naruto-kun. Kemarin lusa aku sudah tak menyiapkan sarapan dan bekal untukmu." Pungkas Hinata.

Naruto hanya menghela napas mendengar hal tersebut. Sungguh itu tidak apa-apa, ia bisa mencari makan di luar kalau istrinya itu memang lelah setiap kali menyiapkannya.

Tak lama, Hinata keluar dari kamar mandi lalu melesat ke arah dapur.

Sementara Naruto masuk  ke kamar mandi untuk bersiap. Namun, di kamar mandi pun, ia menjadi lebih banyak berpikir.

Jika diingat-ingat, dirinya lumayan sering mendapati Hinata ketiduran di manapun di sudut rumahnya. Ya, di manapun. Satu waktu ia akan menemukan Hinata tidur di sofa ruang tengah. Lalu, ia menemukan istrinya itu ketiduran dibalik meja di ruang kerja rumah mereka.

Apa sudah separah itu? Tidak ingin terus berpikiran buruk, Naruto bergegas menyelesaikan ritual paginya sebelum berangkat bekerja.

***

Naruto sudah selesai bersiap dan berada di dekat dapur. Dirinya bisa melihat Hinata yang masih sibuk memasak. Cukup khawatir, sambil mengancingkan bagian tangannya, pria itu sesekali melirik ke arah istrinya.

Tak sampai sekian menit ia memalingkan pandangan, Hinata sukses membuat Naruto panik karena mendapatinya menggoreng telur dengan mata terpejam, mengantuk berat. Akibatnya, penggorengan dengan minyak panas itu tersenggol oleh Hinata, hingga membuat semuanya jatuh berserakan.

Beruntung Naruto dengan sigap menjauhkan istrinya dari sana, minyak panas tak sampai mengenai Hinata.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Naruto yang berlutut setelah mendudukkan Hinata di kursi meja makan. Raut khawatir tercetak jelas di wajah Naruto.

"Kalau lelah tak perlu memaksakan diri untuk memasak. Aku bisa beli di jalan-ttebayo." Imbuhnya lagi.

Sedikit terkejut apa yang dialaminya barusan, Hinata mengusap keningnya.

"Ahh, tidak kok. Entahlah, Naruto-kun. Aku tak bisa mengendalikan rasa kantukku akhir-akhir ini." Ungkapnya merasa bersalah.

Naruto masih menatapnya dengan khawatir.

"Sepertinya hal ini menjadi terlalu sering. Kau bahkan tertidur pulas saat di perjamuan makan klan Hyuga minggu lalu. Saat nonton bersama Ino juga, kau tak terbangun sampai aku membawamu pulang."

Useless ConfessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang