Part 29: Bad Feeling

1.8K 168 14
                                    

Useless Confession
Naruto ©️ Masashi Kishimoto
Genre: Romance, Hurt/Comfort
Cerita ini hanya untuk hiburan, seluruh isi dari karya ini hanyalah karangan dan fiksi semata.
Happy Reading〜

🌻🌻🌻🌻🌻



Hari ini ulang tahun Sarada yang pertama. Sakura mengundang para istri dan anak-anak di rumahnya dengan merayakan pesta kecil-kecilan. Pesta sederhana itu dimulai dengan meniup lilin, memotong kue dan mengucapkan selamat ulang tahun untuk sang bintang utama.

Setelah itu mereka membiarkan anak-anak bermain, sedangkan para istri seperti biasa jika berkumpul seperti ini pasti bergosip hingga lupa waktu.

Tak terasa waktu menunjukkan jam makan siang. Mereka semua makan siang bersama, namun karena berdekatan dengan jadwal tidur siang anak, setelah makan, satu persatu dari mereka memutuskan untuk pulang. Menyisakan Hinata yang membantu menidurkan Sarada sementara Sakura membersihkan sisa-sisa pesta tadi.

Hinata memang menyukai anak-anak, jadi ia tidak keberatan saat dimintai tolong Sakura untuk menjaga Sarada. Bahkan tak butuh waktu lama sampai anak yang baru genap satu tahun itu nyenyak di gendongannya.

Lalu, dengan hati-hati, Hinata membaringkan Sarada di kamar. Setelah itu menyusul Sakura yang kebetulan telah selesai dengan kegiatannya membereskan kekacauan tadi.

Sakura dan Hinata duduk di ruang tamu, bersantai menikmati teh dan lanjut mengobrol.

"Hei, Hinata, kau suka sekali dengan anak-anak. Kenapa masih menunda?" Tanya Sakura memilih kalimat dengan hati-hati agar tak menyinggung hati temannya.

"Aku tidak menundanya Sakura-chan." Jawab Hinata sambil tersenyum.

"Lalu, apa ada alasan lain?" Tanya Sakura lalu meletakkan cangkirnya, seakan siap mendengarkan cerita Hinata lebih lanjut.

Namun, temannya itu malah menggeleng.

"Ngg...mungkin memang belum waktunya." Jawab Hinata singkat.

"Apa kau tidak berencana program? Aku dan Sasuke sengaja menundanya sampai beberapa tahun karena ingin menghabiskan waktu berdua. Lalu, saat merasa sudah siap baru kami menjalani program dan itu berhasil." Terang Sakura panjang lebar. Berharap dapat menginspirasi kawannya itu untuk segera memperoleh momongan.

"Haa, begitu ya?" Gumam Hinata.

Sejujurnya ia memang ingin melakukan program seperti yang diceritakan Sakura, namun tidak tahu harus mulai dari mana.

"Apa kau sudah pernah membicarakannya dengan Naruto?" Tanya Sakura lagi.

"Hehe belum." Ujar Hinata lalu menggeleng.

"Heee?? Kenapa begitu?" Timpal Sakura terkejut.

"Emm, mungkin karena kami terlalu sibuk dengan pekerjaan masing masing. Belum ada waktu untuk membahas hal seperti ini, Sakura-chan." Jelas Hinata sambil tesenyum kecut.

"Kenapa tidak mencoba melakukan pemeriksaan kesehatan dulu sebagai langkah awal?" Saran Sakura kemudian.

"Aku dan Naruto-kun?"

"Tentu saja, harus dua-duanya. Bukan keahlianku di bidang ini, tapi aku bisa rekomendasikan orang yang tepat untuk membantu. Bagaimana?" Tawarnya lagi dengan senyum cerah.

"Terimakasih banyak Sakura-chan." Ucap Hinata mengangguk dengan antusias.


🌻🌻🌻

Keesokan harinya, Hinata dan Naruto sedang menikmati sarapan di meja makan. Pagi itu sedikit berbeda, keduanya tampak sibuk dengan pikiran masing-masing sampai hanya hening yang tercipta.

Useless ConfessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang