Useless Confession
Naruto ©️ Masashi Kishimoto
Genre: Romance, Hurt/Comfort
Cerita ini hanya untuk hiburan, seluruh isi dari karya ini hanyalah karangan dan fiksi semata.
Happy Reading〜🌻🌻🌻🌻🌻
Musim dingin akan berakhir, salju-salju juga sudah mulai mencair. Pagi ini, Naruto dan Hinata sedang menikmati sarapan di meja makan, namun sejak tadi keduanya tenggelam dengan pikiran masing-masing.
Naruto sudah menghela napas berkali-kali sambil sesekali menyuap ke dalam mulutnya. Sedangkan Hinata menelan makanannya dengan tidak berselera.
"Hinata, Aku ... akan pulang sedikit telat hari ini. Maaf." Ujar Naruto berusaha menyembunyikan rasa gugupnya.
"Hai'." Timpal Hinata singkat dengan pandangan menunduk.
Setelah itu, Naruto membantu merapikan sisa-sisa mereka sarapan. Sementara istrinya berada di dapur mencuci piring.
Lalu, Naruto melangkah ke arah pintu keluar dengan langkah berat. Banyak sekali yang ada di pikirannya sekarang. Selain itu, Hinata menyadari bahwa suaminya baru pulang jam 3 dini hari dan pagi ini sudah berangkat lagi. Apa Naruto tidak tidur sama sekali semalam?.
Hati Hinata menjadi semakin berat.
Selesai mencuci piring, Hinata menghampiri Naruto.Keduanya berdiri berhadapan sekarang, namun tenggelam dalam perasaan masing-masing sampai tak ada kata yang bisa terucap untuk beberapa saat.
"Kalau begitu, itte—" Naruto mengatur napasnya sesaat. Ini jauh lebih berat dari yang pernah ia perkirakan.
"Ittekimasu, Hinata." Sambungnya.
Lalu Naruto berbalik menuju pintu.
Srett.
Merasakan sesuatu menarik jubah Hokagenya, Naruto menghentikan langkah, lalu berbalik menatap Hinata dengan sendu.
"Naruto-kun." Panggil Hinata dengan ragu, yang juga terlihat sesekali mengigit bibirnya.
"Tentang ucapanmu tempo hari tentang pelukan, apa—"
Tak sampai Hinata mengatakannya dengan selesai, Naruto sudah menarik badannya dan memeluknya dengan erat. Lalu, Hinata membalas pelukan itu dengan tak kalah erat. Matanya memejam berusaha menahan semua gejolak yang mengekang dadanya.
Pelukan yang harusnya membuat semua menjadi lebih lega,p dan saling merasa terjaga, menjadi pelukan yang terasa begitu menyakitkan.
'Maafkan aku, Naruto-kun.'
Lama, kemudian keduanya saling melepaskan pelukan dengan perasaan yang tidak rela.
"Satu lagi, Naruto-kun." Ujar Hinata mulai berkaca-kaca.
"Hm?"
Hinata menarik kerah baju suaminya agar sedikit menunduk, dengan sedikit berjinjit dan tanpa keraguan ia mendekatkan wajahnya.
Cup.
Naruto sedikit terkejut hingga membelalakkan mata. Padahal Hinata bermaksud untuk mengecup singkat bibir suaminya, namun pria itu meresponnya lain.
Naruto tidak ingin menjadikannya hanya sebuah kecupan singkat. Dia menarik pinggang istrinya untuk lebih merapat, lalu menahan kepala Hinata agar tak kuasa melepaskan ciumannya.
Perbedaan tinggi membuat tengkuk dan punggung Naruto lelah, sontak mengangkat tubuh istrinya lalu mendudukkannya di atas lemari sepatu dekat situ, tanpa melepaskan ciuman. Perlakuan tersebut membuat tinggi mereka sejajar dan membuat Naruto mencium istrinya dengan lebih nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Useless Confession
Fiksi PenggemarPerang Dunia Shinobi ke 4 telah usai. Banyak kisah yang tidak diungkapkan di dalam cerita utama. Banyak sisi yang tidak sempat bercerita tentang para tokoh utama. Seperti Naruto dan Hinata. Jika usaha untuk menggapaimu adalah sebuah kesalahan, apaka...