Visual Valdos Roscoe Yordanov sudah dipost di Instagram : moranamacaria
****
Valdos's POV
"Bolehkah aku melamarmu demi ibuku, Miss Harlow?"
Apa yang kupikirkan? Tidak, aku tidak boleh berkata demikian. Itu terlalu pecundang, bukan begitu pria dewasa bertindak.
Tapi anak ini tak boleh lepas dariku. Bukan perkara hanya karena dia cantik, tetapi kecerdasannya memiliki potensi besar. Perempuan sepertinya yang kuinginkan, perempuan yang memiliki potensi untuk melanjutkan semua bisnis serta usaha-usahaku.
Hanya saja, kurasa ini terlalu cepat untuk mengikatnya. Aku tidak mencintainya, maksudnya belum—untuk saat ini. Tapi bila menikah dengannya, maka seluruh harta dan kekayaanku akan aman. Dia pantas, dia layak dijadikan seorang pendamping.
Aku yakin, di masa depan nanti, dia akan berhasil menjadi perempuan yang diperhitungkan tegas di dalam dunia bisnis. Selain itu, keluarganya pun setara denganku.
Tuan dan nyonya Harlow adalah pebisnis-pebisnis old, mereka memiliki nama baik, kehormatan, dan tentunya kekayaan. Sebab biar kujelaskan, pernikahan bagi orang kaya bukanlah hanya sekadar pernikahan. Tetapi bisnis untuk melanjutkan, mempertahankan, dan memperbanyak kekayaan satu sama lain. Itulah faktanya.
Jika benar Tuhan membuatku setia melajang sampai hari ini hanya demi menunggu Belmira Lily Harlow dewasa, maka sekarang aku siap untuk meninggalkan masa lajangku.
Biar pun aku belum mencintainya, tetapi anak itu harus segera kuberi ikatan. Dari sekian banyaknya wanita yang kutemui, dari sekian mantan-mantanku, dialah yang memiliki otak bermain. Sedikit licik dan kurang ajar, tapi aku suka.
Masalah umur kami yang terpaut sangat jauh, persetan. Aku tidak peduli itu. Bahkan aku bersyukur, karena jika nanti aku lebih dulu mati, Lily masih dapat hidup lama dan melanjutkan semua kekayaanku, mengolahnya dan memperluas kekuasaanku.
Aku tidak berpikir tentang anak. Bukan tak ingin, tetapi anak memiliki pilihannya sendiri. Andai kata aku benar berhasil menikahi Lily, aku pun takkan memaksanya untuk memberiku keturunan.
Tubuhnya adalah miliknya. Dia berhak memutuskan untuk memiliki anak atau tidak. Sebab yang aku butuhkan bukanlah seorang anak, melainkan pendamping hidup yang setia bersamaku. Duduk minum teh bersama, berkuda, membahas mengenai masa depan, membahas hari tua, serta membicarakan segala usaha-usaha kami. Itulah pernikahan impianku.
Barusan dia memintaku untuk segera to the point. Tapi kurasa aku tak bisa langsung mengatakannya sekarang, ini terlalu terburu-buru. Dia akan menolaknya dan itu pasti.
"Tidak ada. Aku hanya ingin berbincang singkat denganmu," balasku akhirnya. "Baiklah, selamat beristirahat, Miss Harlow. Maaf telah mengganggu waktu istirahatmu, selamat malam."
"Baik. Selamat malam."
Dia menutup panggilan, mengakhiri dengan suara lembutnya.
Kumainkan ponselku di jari. Jauh ke depan mataku memandang, mengira-ngira mengapa anak itu hadir dan memberiku getaran ketertarikan begitu kuat. Semua yang ada padanya sangat menarik, berasal dari keluarga baik-baik dan terhormat disegani, bergelimangan kekayaan, memiliki kedua orang tua cerdas hingga dia pun sama cerdasnya.
Kecantikannya, gerak-geriknya yang anggun dan elegan, cara dia berucap, caranya menatap, bahkan caranya tersenyum, semuanya sangat menarik. Di bawah sang malam aku berkata, dialah gadis muda idaman semua kaum pria dewasa.
"Tidak mudah. Dia memiliki batasan-batasannya sendiri. Sekalipun dia ingin, dia akan tetap berusaha menolakku." Aku terkekeh.
"Dia ingin aku memperjuangkannya secara maksimal." Senyumku tercipta, aku menyadari ini, aku sadar Lily ingin akulah yang mengejar dan memperjuangkannya jika memang aku tertarik padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLD MAN : HIS PROPERTY
RomanceFollow untuk membuka bab-bab yang dikunci melalui web ! Mature (18+) ‼️ **** Tapi bukankah memang harus begitu? Wanita memang harus dikejar dan diperjuangkan, bukan tugas mereka untuk mengemis cinta di bawah kaki pria. Hanya perempuan tolol yang rel...