Chapter 38

29.3K 2.9K 703
                                    

Author's POV

Malam mendapatkan restu, besok paginya ketika pukul sembilan Valdos datang lagi ke rumah Dozan dan kali ini ia tidak hanya dengan Alfred. Valdos datang membawa seorang pengacara, seorang polisi, manajernya, juga sang ibu.

Dozan dan Emery saling melempar pandang, mereka berkedip bingung melihat kedatangan Valdos yang sampai-sampai membawa pihak berwajib. Mereka semua duduk di ruang tamu memenuhi sofa, Lily juga ada, tidak jadi ke kampus karena kedatangan tiba-tiba Valdos—yang benar-benar tanpa pemberitahuan apa pun lebih dulu padanya.

Kali ini, benar-benar kali ini, Lily melihat sisi serius Valdos yang sebelumnya tak pernah ia lihat. Valdos selalu bersikap santai saat dengannya, tetapi pagi ini, ia melihat karakter Valdos yang sejatinya. Sungguh berwibawa, tegas dan begitu disegani oleh pengacara serta polisi di samping pria itu.

"Mr. Harlow, terima kasih telah menerima kami dengan baik. Sebelumnya maaf apabila kedatangan kami sangat tiba-tiba," lontar Matilda.

"Aku sangat meminta maaf atas kelakuan putra sulungku kepada putrimu. Selama ini sebenarnya aku pun tahu, mereka menjalin hubungan intens di belakang kita. Tapi aku sangat yakin, dan aku tidak takut jika terjadi sesuatu kepada Lily. Putraku pasti akan bertanggung jawab," sambung Matilda. Suaranya ramah namun berkesan tegas. Matilda wanita yang elegan.

"Dan kedatangan kami saat ini adalah untuk melamar putri tunggalmu, Belmira Lily Harlow yang telah mengandung keturunan kami."

Sesaat Dozan mengerjap. Ia tak membayangkan Valdos akan bertindak secepat ini.

"Aku ingin melamar putrimu, Mr. Harlow," kata Valdos. Ia melihat Dozan kemudian menatap Lily yang duduk di samping Emery.

Kini Valdos melihat pengacaranya dan pria itu langsung mengangguk, membuka koper lalu mengeluarkan satu map berwarna gold. Di atas meja pengacara Valdos itu membuka map tersebut, mendorongnya ke arah Lily.

"Tolong Nyonya tanda tangan di sini," minta si pengacara. Ia bahkan telah memanggil Lily dengan sebutan nyonya, nyonya Yordanov.

"Tanda tangan untuk apa? Apa isi berkas itu?" Dozan panik. Ia takut Valdos ingin membuat Lily tak bisa bertemu dengannya saat telah menikah nanti.

"Perpindahan seluruh harta Mr. Yordanov sulung kepada putri Anda," jawab manajer Valdos. Dan polisi yang Valdos bawa sedang merekam menggunakan ponsel, menjadi saksi atas momen ini.

"Dia siap tak memiliki apa pun, dan menjamin kehidupan putrimu akan baik-baik saja saat bersamanya. Apabila kelak dia melakukan kesalahan fatal, bukan Lily, dialah yang akan keluar dari rumah tanpa membawa sepeser pun," jelas Alfred.

"Kupinang putrimu dengan seluruh kekayaanku," pungkas Valdos lebih menjelaskan.

Dozan dan Emery blank. Otak mereka masih mencoba mencerna apa yang dikatakan pada mereka barusan.

"Valdos, bukankah ini terlalu berlebihan? Aku— kami tidak meminta yang seperti itu." Dozan agak melotot, ia tak habis pikir.

"Putrimu pantas untuk itu, Mr. Harlow. Kami sangat berterima kasih, aku sangat bersyukur dia bersedia memberi kami keturunan yang sudah begitu lama kami nanti-nantikan bahkan ketika Valdos belum menikahinya. Ini suatu kebahagiaan yang sangat besar bagi kami, dan kami ingin menghormatinya semampu kami," urai Matilda. Hangat sorot matanya memandang Lily, tak dapat menyembunyikan kebahagiaan serta rasa syukur dari matanya.

"Dia menantu perempuan ketiga di keluarga Yordanov. Keluarga yang sangat sulit menikah dan memiliki keturunan. Banyak pria-pria Yordanov yang tak menikah hingga mereka wafat, kupikir Valdos pun akan seperti itu. Tapi berkatnya, aku bisa melihat pernikahan putra sulungku sebelum meninggal dunia. Bahkan tidak lama lagi aku bisa menggendong cucu yang sudah sangat lama kuimpikan. Kami sangat kesepian, Mr. Harlow. Dan kabar ini membuatku terlalu bahagia," tutur Matilda dengan senyum haru. Ia sampai memegang dadanya sendiri, terus memandang Lily penuh kasih.

OLD MAN : HIS PROPERTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang