69

9.2K 1.6K 314
                                    

Yang menunggu PO, sabar ya. Sekarang proses edit. 911 halaman. Mau dipress biar agak tipis dikit.

***

Perwakilan kantor pengganti Bapak Edi kemudian menelepon tepat setelah Gladiola dan Hans kembali ke mobil sekitar tiga puluh menit kemudian. Perut kenyang ternyata cukup berpengaruh pada Gladiola dan Hans merasa, wanita di sebelahnya itu jadi sedikit lebih lembut dibandingkan sebelumnya. 

Hans juga sengaja belum menjalankan mobil demi memberi kesempatan Gladiola untuk bicara. Jika pihak kantor masih menyuruh mereka berlama-lama di jalan sebelum kembali ke hotel, sudah pasti dia akan senang sekali. Namun, kenyataannya, Gladiola sudah disiapkan sebuah kamar serta permintaan maaf karena tidak bisa menjemput tepat waktu yang kemudian dibalas dengan jawaban basa-basi kalau dia tidak mempermasalahkan hal tersebut dan setelah bicara selama beberapa menit, pada akhirnya Gladiola menyebutkan nama salah satu hotel di pusat bisnis dan Hans tanpa ragu menjalankan mobilnya menuju ke tempat tersebut.

Gladiola bertemu dengan Lulik, asisten manager cabang Pekanbaru yang merasa tidak enak hati atas insiden di bandara tadi sehingga Gladiola mesti dijemput oleh saudaranya. Hans yang tadinya merasa hal tersebut pastilah disampaikan oleh Pak Edi, mesti menahan diri untuk tidak mengoceh entah kepada siapa gara-gara pernyataan yang salah tersebut, apalagi, Gladiola juga sepertinya tidak memiliki keinginan untuk protes dan melanjutkan pembicaraan mereka di lobi hotel sehingga Hans kemudian memilih untuk duduk di salah satu sofa yang tersedia dan memperhatikan raut gebetannya itu dengan seksama hingga dia menyadari, apakah kedua orang tuanya tahu kalau saat ini Gladiola adalah salah satu orang yang cukup disegani bahkan oleh manager cabang sekalipun?

Bahkan, Hans hampir tidak mempercayai bahwa dia sedang memperhatikan wanita yang sama dengan gadis berambut kriwil bertahun-tahun lalu yang sering mengajaknya bertikai, gadis yang sama yang menghabiskan waktu menjaga warung sang ibu, gadis kuat yang mampu mengangkat bergalon-galon air isi ulang dan mengantarnya ke seluruh rumah pelanggan tanpa ragu demi mendapatkan komisi lima ratus rupiah.

Gladiola masih wanita yang sama. Bedanya adalah saat ini dia berdiri sebagai junior manager kantor pusat yang disegani dan menjadi salah satu trainer andalan sehingga dia sering melakukan perjalanan dinas, sebuah hal yang disyukuri oleh Hans karena dia bisa mendapatkan kesempatan bertemu dengan Gladiola di luar Jakarta. 

Orang-orang bakal bilang kalau Gladiola adalah Upik Abu yang berubah menjadi Putri atau itik buruk rupa yang menjadi angsa. Namun, Hans tahu betul perjuangan Gladiola meski dia hanya mampu memandang dari kejauhan. Wanita itu tidak pernah mengizinkannya mendekat meski Hans sendiri memilih untuk keras hati dan menulikan telinga supaya bisa sekadar mendapat kesempatan untuk berbalas kata dengannya. 

Lulik berdiri dan mengangsurkan sebuah kantong kertas kecil dengan logo perusahaan mereka kepada Gladiola dan langsung diterima olehnya. Hans juga sempat mendengar Lulik menyebut nomor kamar dan tangan kanan Gladiola kemudian merogoh ke dalam kantong untuk mengambil kartu yang merangkap sebagai kunci kamar.

“Mbak Ola mau makan dulu di restoran atau saya pesankan makanan supaya dibawa ke kamar?” 

Gladiola yang saat itu sedang memeriksa kunci kamar mengangkat kepala dan menyunggingkan sebaris senyum, “Nggak usah, Mbak Lulik. Udah makan tadi.” 

Gladiola menunjuk ke arah Hans dan Lulik mengikuti arah tangan Gladiola. Dia lalu paham, namun tetap merasa tidak enak karena telah lalai memberi servis terbaik kepada orang pusat yang membuat Gladiola menggeleng pelan melihat kelakuannya.

“Nggak apa-apa. Biasa aja, kok.” Gladiola menenangkan. Kadang, dia bingung hendak bersikap seperti apa bila menghadapi tim yang merasa tidak enakan seperti ini. Toh, di kantornya di Jakarta, dia malah lebih suka nongkrong di food court daripada restoran. Terbiasa hidup prihatin sejak kecil membuatnya selalu menghargai makanan. 

Pelangi di Langit GladiolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang