31

9.8K 2.1K 197
                                    

Tetap ramein komen, ya.

Kalian tim mana?

OlaHans

OlaRi yang kencang? 🤣 ola ridho maksudnya.

Di karyakarsa ama kbm bentar lagi apdet bab 83.

Terus eke dah buat paketan tuh, di 30 bab terakhir perpaket cuma 15rebu 1 paketnya isi 10 bab. Jadi kalo diitung2 sama kayak KBM. Apakah diapus? Ya kagak. Settingan eke buat selamanya. Kalo ada otor lain yang buat cuma 30 hari, protes ke otornya yak, jangan ke eke. Eke bingung, you merong2 ke eke, bilang udah beli bab, tau2 ilang. Yah, eke tinta paham, bebku.😅 kalo yang eke insyaallah berlaku selamanya.

***

31 Pelangi di Langit Gladiola

Hans, Ridho, benjolan di dada yang sudah diangkat kemudian jadi bahasan antara Kania-Gladiola atau juga Tata-Gladiola setiap bertemu. Tidak sampai dua hari, Gladiola sudah diperbolehkan pulang. Dan tidak tahu ada angin apa, karena hari itu adalah tepat jam makan siang, baik Ridho dan juga Hans muncul di depan kamar rawat, tidak lama setelah Gladiola memakai sandal. Dia belum kuat menundukkan kepala untuk mengikat tali sepatu sehingga kemudian, Kania berinisiatif meminjamkan sandal miliknya dan dia ganti memakai sepatu sahabatnya itu. 

Kehadiran dua orang pria itu juga sempat membuat Kania melongo. Tetapi, dia juga sadar kalau Gladiola melemparkan tatapan dongkol kepadanya. Kedatangan Hans sudah pasti berhubungan dengan dirinya. Mustahil Hans bisa tahu jadwal kepulangan wanita muda itu jika bibir Kania tidak bocor.

"Sumpah, nggak. Gue nggak kasih tahu Hans. Cuma sama Mama, kok, sebelum pergi pagi tadi." 

Mama. Kania kemudian menyesal sudah melakukan hal itu. Tetapi, jika tidak diberitahu, mama akan mencarinya hingga anak perempuannya itu pulang. Memberi tahu adalah jalan terbaik supaya Kania diizinkan meninggalkan rumah bahkan hingga hari malam. Tapi, dia tidak menduga kalau Hans juga bakal muncul. 

"Mau pulang, kan? Gue udah bawa mobil papa." 

Hans tersenyum lebar sementara Gladiola yang masih duduk di kursi penunggu pasien di dekat ranjang melongo menatapnya. Dia juga menyaksikan betapa salah tingkahnya Kania sementara di sisi lain, Ridho yang mengaku belum makan siang, membawa dua kotak sterofoam berisi nasi ayam bakar dan juga dua cup es jeruk. Gladiola tidak tahu apakah Ridho mengajaknya makan di situ atau makanan yang dibawanya adalah oleh-oleh untuk dibawa pulang. Menilai dari jumlah nasi yang dibawa, Gladiola yakin Ridho mengetahui kalau Tata tidak ikut menjemput dan karena hal tersebut juga, dia berinisiatif melakukannya untuk Gladiola. 

Apakah gara-gara itu, Gladiola harus terpesona? Hampir tidak pernah ada laki-laki yang mau berbuat seperti ini kepadanya, bahkan papa saja tidak. Dia bohong kalau kemudian sikap Ridho tidak membuatnya tersentuh.

"Aku sengaja naik ojek ke sini. Nanti kita pulang pakai taksi." 

Kata-kata Ridho pada akhirnya tidak jadi terwujud. Mereka berempat terpaksa bergabung dalam mobil papa Hans karena permintaan Kania. Meski begitu, Gladiola bersyukur karena Ridho pada akhirnya duduk di sebelah Hans yang berperan jadi juru mudi sementara Gladiola di bangku belakang bersama Kania. Sepanjang jalan dua sahabat itu saling lirik. Kadang, Gladiola memperhatikan interaksi Ridho dan Hans, lalu perhatiannya kembali kepada Kania yang entah kenapa seperti orang ketombean, tidak berhenti menggaruk kepalanya sendiri.

"Sumpah, gue nggak tahu apa-apa." Kania bicara dengan suara pelan. Raut wajahnya nampak menyesal tetapi Gladiola tidak paham mengapa gadis itu melakukannya.

"Lo tahu, kan, kalau gue nggak pernah bohong?" 

Lagi, Kania seperti berusaha menegaskan kalau di tidak terlibat. Tetapi, dia tidak tahu mengapa bibirnya bicara seperti itu. Yang patut disalahkan adalah Hans. Bukankah abangnya berkali-kali bilang tidak naksir Gladiola? Hubungan mereka memang tidak cukup baik. Tetapi, seharusnya, Hans memilih menghindar saja. Bukan malah menawarkan diri jadi Pak Sopir. Anehnya, seolah seperti dia merencanakan semuanya, Hans bahkan meminjam mobil sang ayah sebagai sarana antar jemput. Hei, ini tahun 2016. Gladiola sudah tahu cara memesan taksi online. Bahkan, tanpa kehadiran Ridho dan Hans, sedianya dia sudah menunjuk taksi biru untuk mengantarnya ke mess.

Pelangi di Langit GladiolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang