OlaHans udah bab 27 yes. Banyak yang gemes ama Hans, kaga naksir2 ama Ola. Jiahhhhh netizen.
***
12 Pelangi di Langit Gladiola
Setelah bulan-bulan melelahkan lewat dan acara kelulusan pada akhirnya kelar, Gladiola yang memegang surat kelulusan tanpa ragu berlari menemui Kiki, tetangga yang bekerja di swalayan dan supermarket untuk menunjukkan kalau dia bukan lagi anak SMA. Walau Kiki mengatakan kalau Gladiola masih harus menunggu ijazahnya keluar, pada akhirnya, dia resmi menjadi salah satu pegawai The Lawson di hari ke tiga pasca dia tidak lagi menjadi murid sekolahan. Mama sempat melemparkan uang satu juta rupiah kepadanya setelah lulus dan mengatakan kalau dia hendak kuliah, itu adalah dana yang dimiliki ibunya untuk si sulung. Tetapi, musim kuliah sudah dimulai dan yang mau menerima paling universitas swasta yang masih mencari mahasiswa lewat pendaftaran gelombang ke sekian sedang universitas negeri sudah menutup kesempatan tersebut bahkan ketika Gladiola sudah menyelesaikan Ujian Sekolah.
“Udah nggak ada lagi, Ma. UNJR udah kuliah. Yang ada cuma universitas swasta. Biayanya mahal.”
Gladiola amat sadar diri. Walau dia punya tabungan untuk ikut tes, walau Kania telah memberi iming-iming beasiswa, dia tidak punya keberanian untuk nekat menjadi mahasiswa dengan dana amat minim. Dia tidak punya banyak baju. Kebanyakan yang ada di dalam lemarinya adalah kaus oblong lusuh pemberian Bi Dela. ada dua atau tiga kemeja tetapi modelnya amat norak. Gladiola membelinya di hari-hari terakhir lebaran. Dia tidak yakin ada mahasiswa yang kuliah dengan pakaian seperti itu dan untuk bawahan, dia punya dua biji celana jin belel yang sudah pasti bakal membuat mata dosen melotot kepadanya. Uang pemberian mama datang terlalu terlambat dan bukannya sedih, wanita itu malah mengatakan kalau putrinya tidak bersyukur sama sekali.
“Goblok bener, sih. Bukannya ikut ujian.”
Dia tahan akan nyinyiran mama, tetapi matanya sering kali panas dan dia tidak tahu bakal meletakkan wajahnya di sebelah mana karena suara mama yang melengking di pagi buta selalu membuat para pembeli menoleh iba kepada Gladiola yang kadang sudah berada di belakang warung, sedang mengupas kulit kelapa dengan parang.
Ketika akhirnya dia berhasil masuk menjadi pegawai The Lawson, papa adalah orang pertama yang dia beritahu. Pria itu hanya memandangi putrinya dan bibirnya sempat terkatup selama beberapa detik sebelum akhirnya bicara, “Lo mau kerja? Kenapa nggak kasih tahu Papa dulu? Mama lo bilang lo seharusnya kuliah.”
Dia akan kuliah, tapi nanti. Gladiola akan menabung sekaligus membayarkan hutang hidupnya selama ini. Jika kuliah, hutangnya kepada sang mama akan semakin menumpuk. Dia juga sudah mencari-cari, ada universitas yang menerima mahasiswa yang bekerja. Tetapi, untuk pertama, dia akan mencari kursus terlebih dahulu, mulai dari tiga bulan juga tidak apa. Dia masih harus beradaptasi di tempat kerjanya yang baru.
“Iya, Pa. Ola mau cari duit biar kalian nggak perlu capek lagi.”
Gladiola tidak memperpanjang obrolan. Cukup sampai di situ. Mama juga tidak perlu ditentang. Setelah seminggu bekerja, salah seorang pegawai The Lawson mengundurkan diri karena hendak melahirkan. Gladiola mendapat jatah kamar yang ditinggal oleh pegawai tersebut, kamar mess mereka menyebutnya. Dia tidak perlu pulang dan malah, bisa menambah jam kerja hingga larut. Sebagai konsekuensi, si anak baru mendapat uang lembur sekitar lima belas ribu untuk setiap jamnya. Untuk hitungan anak baru tamat SMA di tahun 2015, Gladiola sudah sangat bersyukur walau teman-temannya mengatakan gaji gadis itu terlalu kecil.
“Namanya gue baru masuk. Pelan-pelan nanti naik gaji, kok. Sampai UMR.”
Itu saja dia merasa amat bahagia. Gaji pertamanya menembus angka tiga juta. Gladiola bahkan sangat gemetar ketika mendapatkan hasil keringatnya untuk pertama kali. Setiba di rumah, yang dia lakukan adalah menyerahkan separuh uangnya untuk mama dan lima ratus ribu untuk sang papa. Sisa satu juta dia simpan untuk biaya hidupnya selama satu bulan hingga mendapatkan gaji di bulan berikutnya dan setelah dua bulan, dia tidak terkejut merasa bahagia dengan kehidupan yang dia jalani saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi di Langit Gladiola
ChickLitPelangi Langit Gladiola vs Hans Bastian Adam