Seruan Asteria tadi akhirnya menghentikan perdebatan yang sedang berlangsung. Semuanya menoleh, dan cewek itu langsung melenggang pergi diikuti oleh Newt, Thomas, Minho, Gally dan Frypan yang mengunjungi Alby di tempat pemuda itu dirawat. Sejenak mereka melupakan suasana panas yang sedang terjadi akibat berita geger yang dibawa oleh Thomas dan Minho. "Dia mengatakan sesuatu?" tanya Newt pada Asteria.
"Tidak." Gadis itu menjawab pendek.
Saat sampai di sana, Alby sudah duduk membelakangi mereka semua dan diam saja. Jane dan Teresa berdiri di pojok ruangan, menatap khawatir. Sejak sadar, Alby tidak banyak bercakap, hanya diam dan memandang lurus objek di depannya tanpa berkedip. Newt berjongkok di sebelah Alby, "Alby? Kau baik-baik saja?" tanyanya hati-hati.
Alby tidak menjawab. Pandangannya tetap kosong dan mengarah ke depan. Ekspresi wajahnya sukar diartikan. Kali ini Thomas yang maju, ikut berjongkok di sebelah Newt. "Hei, Alby? Alby, mungkin kami menemukan jalan keluar dari labirin. Kau dengar? Kita bisa pergi dari sini." Thomas berkata dengan harapan kalimatnya bisa membawa perubahan.
Alby langsung menggeleng, wajahnya mengerut sedih. "We can't. We can't leave. They don't let us." Suara Alby bergetar, matanya berkaca-kaca. Asteria, Jane dan Teresa saling pandang. Mereka semua keheranan mendengar kalimat Alby.
"What are you talking about?" Thomas kebingungan.
"Aku ingat." Sementara Alby mengatakan itu, Frypan dan Gally saling lirik.
"Apa yang kau ingat?" Thomas masih bertanya, hendak tau kondisi Alby. Newt sudah menatap Alby tajam sekaligus cemas.
"You." Alby berucap, pada akhirnya menatap Thomas. Denting kekecewaan terlihat jelas di matanya. Semua orang kini memandang serius Thomas dan Alby. Dia melanjutkan, "Kau kesukaan mereka, Thomas. Selalu." kata Alby, memandang Thomas sendu. Dan selagi mereka berbincang, beberapa orang mulai mendengar keributan dari luar. Teresa dan Asteria mendongak, sementara Gally menoleh. "Why did you do this? Why did you come here?" Setetes air mata Alby jatuh. Thomas buru-buru berdiri saat suara keributan semakin keras. Mereka semua kecuali Newt akhirnya keluar, berusaha mencari tau apa yang terjadi.
Alby menutup wajahnya, terisak. Newt bimbang sejenak sebelum akhirnya memutuskan pergi keluar untuk memastikan bersama yang lain. Di luar ternyata hari sudah gelap. Semua orang berlarian sambil membawa obor sebagai penerangan. "Hei, Winston. Apa yang terjadi?" tanya Thomas pada Winston yang lewat.
"Pintunya tidak menutup!" katanya cemas, dan kembali berlari menyusul yang lain.
Asteria dan Jane saling tatap, wajah mereka ngeri. "Apa?" Jane berbisik ketakutan. Newt merasa jantungnya mencelos. Mereka syok sejenak sebelum akhirnya ikut berlari menuju pintu labirin yang memang masih terbuka. Thomas menatap ke arah pintu labirin yang tidak menutup, memperlihatkan isinya yang sama sekali tidak memanjakan mata. Pikiran mengerikan tentang Griever mulai terlintas di kepalanya. Tiba-tiba, terdengar bunyi memekakkan telinga. Mereka semua menoleh dan terlonjak. Pintu labirin bagian belakang terbuka. Terdengar lagi bunyi berderak saat pintu sebelah kanan terbuka, disusul pintu kiri. Mereka semua ketakutan menatap keempat pintu kini sempurna terbuka.
"Chuck, pergi ke Balai Dewan dan tutup pintu-pintunya." Thomas yang segera menyadari bahaya maut segera menyuruh Chuck.
"Winston! You go with him." Newt juga menyuruh Winston menemani Chuck.
KAMU SEDANG MEMBACA
TMR: HOLD ME TIGHT
Fanfic"Newt, you know I can't fashion a life without you in it. Please, please stay with me." Asteria Seraphine namanya. Seorang gadis kedua yang berakhir di Glade tanpa tahu apa-apa. Sisa hidupnya terpaksa dihabiskan untuk menghindari kejaran para ilmuwa...