BAB 30: Hi, Gally

177 23 57
                                    

Kerumunan bubar. Kerusakan di mana-mana, debu mengepul di semua tempat. Yang bernasib malang tewas, dan yang beruntung berlindung di tempat tinggal mereka. Janson memonitor dengan teliti semua tempat yang disorot sesuai perintahnya, mencari tanda-tanda Thomas dan yang lain. "Kirim patroli dan jangan kembali sampai dia ditemukan!" Janson memberi perintah yang bersifat mutlak dan harus dilaksanakan detik itu juga.

Di lain sisi, orang yang begitu Janson cari-cari berada di dalam sebuah van yang melaju. Dia bersama Andrienne, menatap orang-orang di depannya datar. Mobil itu membawa mereka ke sebuah tempat jauh nan terpencil dari jangkauan WICKED. Setelah sampai, mereka disuruh keluar dengan ditodong senjata. Jorge sedikit membuat keributan dengan cara menonjoki orang yang menjaganya dan sibuk meneriaki nama Brenda.

"Hei, tenanglah! Kita berada di pihak yang sama!" teriak salah satu orang bertopeng.

Thomas maju dengan gusar, "Apa maksudmu pihak yang sama?" cetusnya.

Pria itu diam, menatap mereka semua. Tidak ada yang bicara sampai tangan orang itu bergerak membuka topeng, memperlihatkan wajahnya tanpa hambatan lagi. Thomas dan teman-temannya terperangah. Namun, Jane adalah orang yang paling terkejut di antara semuanya. Mulutnya menganga, matanya memanas dan rasanya ingin menangis keras. Lidahnya mendadak kelu dan suaranya tersendat saat berucap, "Gally?" panggilnya.

Pria bertopeng itu, Gally, melihatnya. Dia berkata dengan nada ketus yang tidak dapat disembunyikan, "Senang melihatmu dalam keadaan utuh, Jane."

Jane menutup mulutnya. Nada bicara Gally membuat hatinya teriris. Lama tidak bertemu, merindukannya setiap hari, namun ketidakpedulian adalah bayaran dari itu semua. Jane mengusap kasar air matanya dan pergi begitu saja dari sana. Asteria yang sudah memperhatikan dari tadi memanggil dan mengejar sahabatnya. Sebelum benar-benar pergi, dia melayangkan tatapan maut teruntuk Gally. Andrienne dan Pandora yang walau tampak bingung ikut menyusul.

Gally menatap semua itu dari kejauhan, tidak berkutik. Tidak lama berselang, satu tinjuan keras mendarat di tulang pipinya. Hadiah dari Thomas. Dia tersungkur dengan posisi Thomas mencengkram kerah bajunya, siap melayangkan satu pukulan lagi. Newt dengan cepat menghampiri, menghentikan aksi brutal Thomas. "Hei, hei! Tenanglah!"

Thomas gemetar dalam kemarahan. "Dia membunuh Chuck."

"Ya, aku ingat. Aku berada di sana. Aku juga ingat orang ini disengat dan dia jadi gila," Newt berbisik, menenangkan sambil melihat banyaknya tundingan senjata api untuk mereka. Dia melanjutkan, "Tenanglah, paham?" Butuh waktu beberapa detik bagi Thomas untuk sepenuhnya melepaskan Gally. Napasnya memburu dan untuk sesaat dia tidak sanggup bicara. Newt bernapas lega.

Gally berujar sambil menggosok pipinya yang bekas tinjuan Thomas. "Ada lagi yang mau memukulku? Fry? Newt?" tanyanya lantang, dan hal ini mengundang perhatian orang-orang.

Jorge menyadari sesuatu. Dia menyeletuk, "Kalian kenal orang ini?" tanyanya. Pertanyaan Jorge dijawab oleh Frypan yang mengangguk, bergumam tenang teman lama. Keheningan sejenak memalut mereka sebelum akhirnya dipecahkan oleh Newt.

"How? How—I don't understand. We watch you die," Newt berkata kebingungan.

Gally langsung menyanggah, menatap teman-teman lamanya. "No, you left me to die. Jika kalian tidak dibawa ke sini, kalian sudah mati sekarang," katanya. Mereka semua diam lagi, mendengarkan ucapan Gally. Tidak ada yang berbicara lagi, maka Gally kembali bersuara, "What the hell you doing here?"

Newt juga yang menyahut. "Minho. WICKED has him here. Kami mencari jalan masuk."

Gally sejenak diam. Lalu, dia membuang napas selagi berkata, "I can help you."

TMR: HOLD ME TIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang