BAB 28: Stupid or Dumb?

165 22 50
                                    

Sebuah mobil melaju cepat melintasi jalanan sepi. Kendaraan itu dihuni oleh tujuh orang di dalamnya tanpa ada yang membuka suara. Di bagian depan, terisi Frypan yang memegang penuh kendali mobil dan Newt yang berada di jok sebelahnya. Barisan kedua diisi oleh Jane, Andrienne, dan Thomas. Di  barisan paling belakang ada Asteria dan Pandora yang terlelap dalam dengkur halus mereka. Thomas menghela napas. Ini di luar perkiraannya.

Beberapa jam yang lalu, Newt dan Asteria kembali setelah terjadi perdebatan yang cukup menguras energi. Asteria sama sekali tidak siap akan pemandangan yang menyambutnya, berupa kemunculan Andrienne dan Pandora yang terlalu mendadak. "Kalian mau pergi tanpa mengajak kami, ya?" tanya Andrienne sambil mendelik.

Pandora bersedekap, tampangnya masam. "Sayang sekali rencana kalian harus berubah, karena aku dan Andrienne ikut." Jadilah, mau tak mau Thomas harus membiarkan empat cewek duduk menumpang di mobil itu. Berniat pergi sendiri, malah kedatangan enam makhluk tidak diundang. Ingin marah, tak berdasar. Ya sudah.

Mereka mengulur waktu sejenak untuk membiarkan anggota tambahan mempersiapkan diri. Mereka akhirnya sepakat akan satu hal, yakni tidak akan menganggu yang lainnya, termasuk Jorge dan Brenda. Apalagi Vince. Tekad mereka sudah bulat untuk menyelamatkan Minho, walau harus lanjut berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain. Laju mobil mereka stabil, dan kini mulai memasuki area terbengkalai.

Thomas melirik Andrienne yang berada di sebelahnya. Merasa diperhatikan, spontan gadis berambut pirang itu menoleh. Tatapannya terkunci oleh Thomas. Selama beberapa detik mereka menjalin kontak mata, hingga akhirnya Andrienne membuang muka. Rasanya aneh. Menyenangkan, namun dibumbui sesak yang entah mengapa datang memalut dadanya. Saat hendak menenangkan diri, lagi-lagi Thomas memberinya kejutan. Tangannya mengusap-usap pelan lengan Andrienne.

Di ujung jalan terdapat baliho besar yang berdebu dan tidak terawat yang bertuliskan: Perintah Pemeriksaan Infeksi. 2 Mil. Frypan tetap menginjak pedal gas, sampai akhirnya mereka dihadapkan sebuah terowongan yang sama sekali asing. Di sekeliling mereka bagaikan hamparan mobil-mobil yang teronggok begitu saja. Penuh debu dan rusak. Tidak ada orang yang sudi berkeliaran di sekitar sana. Atau, sesuatu yang mengerikan memang bersarang di situ, membuat resah warga hingga menyebabkan mereka pindah.

Asteria menepuk-nepuk paha Pandora agar gadis itu bangun. Atmosfer menegangkan kembali menyelimuti mereka. Pandora yang semula hendak ngomel karena dibangunkan, segera melek total. Kantuknya hilang, diganti dengan andrenalin yang terpacu. Bangunan-bangunan terbengkalai dan berlumut menghiasi tempat itu. Mereka semua turun dari mobil, berjalan mendekat beberapa langkah mendekati terowongan.

Jane menaruh anak rambutnya yang terbawa angin ke belakang telinga. Pandora bersedekap, menunggu kelanjutan rencana mereka. Asteria mengikat rambutnya ketika Newt berkata pada Thomas, "Kau ingin kita masuk ke sana?" Thomas tidak langsung menjawab. Dia sejenak melihat peta lusuh yang berada di genggamannya. Newt melanjutkan, "Tidak mau negatif, tapi, jika aku Crank, di sanalah aku akan berada."

Thomas menghela napas sejenak. Andrienne di sebelahnya ikut memperhatikan rute yang ada di peta. "Kurasa kita tak punya pilihan," kata Thomas berat. Andrienne nampak ragu, memandang tempat di depannya yang seakan menunggu untuk menerkam mereka.

"Baiklah. Akan kuambil pistol." Newt berbalik dan berjalan ke arah mobil, diikuti Asteria dan Jane. Untuk sementara, Andrienne belum sanggup memasang kuda-kuda yang mantap karena luka di lengannya masih agak basah. Nyeri dan berdenyut, apalagi bila gadis itu paksa untuk melakukan kegiatan berat seperti menembak.

Beberapa saat berselang, mereka semua masuk ke mobil, kali ini diwarnai atmosfer tegang dan mengerikan. Frypan mulai melajukan mobil berkecepatan rendah, memasuki terowongan yang gelap. Tempat itu lembab dan kotor. Banyak barang-barang juga mobil berserakan di dalamnya. Newt, Thomas, Pandora, semuanya menyalakan senter untuk membantu pencahayaan mobil. Ketika sedang mengamati, Frypan menginjak rem tiba-tiba.

TMR: HOLD ME TIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang