3. Dava Mas Jawa

178 30 13
                                    

"Oh astaga..!! haha..." tawa Eza tak bisa di bendung lagi akhirnya pecah menahan lucu saat melihat wajah merah padam milik gadis itu, rupanya tengah menahan malu

Mereka yang melihat pun seperti terhipnotis dengan senyum manis dan tawa riang milik Eza yang terlihat tulus.

"Gw ada di kantong plastik, gw tadi ambil 2 bungkus, niat nya stok tapi kalo lo butuh ambil aja" tawar Eza memberikan satu bungkus pembalut kepada gadis itu

"Bye!" ucap Eza pergi, seketika lamunan mereka buyar ketika Eza sudah melangkah pergi jauh dari tempatnya tadi

"Dia siapa bang?" tanya gadis itu sudah membonceng dibelakang Tio, mereka hanya selisih satu tahun seperti Eza dengan kedua abang nya

"Kenapa? dia itu Adek nya kembar" jawabnya jujur

"Wah.. beneran?! aku bisa nggak temenan sama dia?" ucap nya dengan binar kecil dimatanya

"Enggak!" tegas Tio sudah melajukan motor nya menuju rumah, sedangkan sahabatnya sudah pulang masing masing ke rumah nya

"Kenapa bang? dia baik!" ucap nya tak kalah tegas dari Tio

"Vira! turutin kata abang!" bentak Tio tak bisa dibantah, sebenarnya ia tak masalah jika Vira berteman dengan Eza.

Lagi pula Eza memang terlihat seperti anak baik baik dari luar, tapi tidak tau jika di dalam hatinya

"Kasih Vira alasan bang!" tekan Vira tak tahan dengan rasa penasaran nya yang amat besar

"Dia jalang!" ceplos Tio membungkam Vira seketika, ia bukan asal ngomong, Kezav pernah bercerita dengan nya waktu itu jika Eza memang suka pulang malam

"E-enggak mungkin dia kayak gitu!" ucap Vira tak begitu percaya dengan perkataan Tio

Ia bisa melihat ketulusan pada raut wajah dari Eza tadi. Walau dia tak bisa melihat mata nya yang tertutup kaca mata hitam, tapi Vira yakin jika Eza memang lah gadis yang baik.

"Terserah!" malas Tio menanggapi Vira yang pada dasar nya keras kepala sama seperti dirinya

🌟🌟🌟

"Dari mana kamu!" suara bariton terdengar menyambut kedatangan Eza saat ini

"Astaga kenapa harus sekarang tuhan.." batin Eza tak bisa mengucapkan nya langsung dalam kondisi seperti ini

"Habis beli cemilan pah.." jawab Eza pelan masih bisa di dengar oleh Zeen

"Papa tidak pernah kasih uang padamu! lalu dari mana kau dapatkan uang itu!!?" tatap Zeen intens Eza dari atas sampai bawah

"Hasil kerja aku pah" jawab Eza mulai menatap mata Zeen sekilas

"Kerja? haha.. kerja kata mu? dasar anak sialan! kerja untuk menggoda para pria hidung belang maksud mu hah!!" marah Zeen menggebu-gebu mencoba menggapai tubuh mungil Eza namun gagal dikarenakan Eza menghindari serangan gorila di depan nya

"Papa punya dendam apa sama aku?! papa selalu saja mencari titik kesalahan ku! papa tolong ngertiin Eza pah! papa itu egois! papa nggak sadar kalo omongan papa itu seharusnya jadi tanggung jawab seorang ayah kepada anak nya! papa mengakui jika papa tidak pernah memberikan nafkah kepadaku! terus papa tanya aku dapat uang dari mana kan!? dari kerja pa! aku kerja tiap malam pulang pagi demi uang! kalo papa nggak percaya tanya aja sama karyawan cafe the moon! aku kerja di sana bareng mereka demi uang asal papa tau!!" ungkap Eza pergi meninggalkan Zeen yang tengah diam seribu bahasa, begitu pula kembar yang datang saat Eza meluapkan amarahnya saat itu. Mereka mematung tak berani berbicara.

ALENZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang