3. Awal Pagi

54 7 0
                                    

🍁🍁🍁

Semester dua akhirnya resmi dimulai. Ini hari pertama setelah libur kurang lebih dua minggu.

Upacara di SMA SENDARENJI yang tadinya khidmat berubah ricuh.

Alasannya karena sembilan murid yang digiring paksa untuk masuk ke barisan hukuman, ada delapan lelaki dan satu-satunya perempuan. TONGKRONGAN SENDAKALA mencuri perhatian.

Tapi dengan cepat, pembina upacara mengambil alih agar fokus mereka kembali pada amanat yang sedang dibacakan.

"Lo cewek mau ke sekolah buat apa? Ngelonte? Seragam kancing yang bener, gak usah pake make-up berlebihan."

Sugawara Sakura, satu-satunya perempuan di barisan hukuman itu berdecak saat satu OSIS perempuan menegur penampilannya. Si sekretaris OSIS yaitu Kasumi Toga.

Padahal cuma pakai bedak sama liptint, pun tipis. Emang sih seragamnya dikeluarkan dan kancingnya gak rapi, udah biasa juga, jadi lupa.

"Rewel amat, tinggal kasih poin, gak usah bacot." Suara Sakura membuat perempuan di depannya menggeram.

"Eh gue kakak kelas lo, OSIS, sopan gak ngomong kayak gitu? Gue negur sesuai sama masalah lo, di sini lo yang salah! Harusnya lo yang gak usah bacot."

"Udah!" Sampai ketua OSIS ikut campur, padahal dari tadi lagi sibuk sama cowok-cowok yang perlu diurus. "Masih pagi, kasih poin terus pindah ke murid lain. Gak usah ribut."

Perempuan itu mencibir lalu kembali melanjutkan tugas saat Ketos mendekati Sakura.

"Lain kali gak usah direwes, gak akan kelar, lo harusnya udah hafal," katanya.

Sakura kali ini hanya mendengus sebal dan memalingkan wajah.

Ketua OSIS itu, Shirabu Kenjiro namanya, sudah sangat akrab dengan Sakura karena seringnya gadis itu dihukum pas semester satu, dan sekarang semester dua baru dimulai tapi Sakura sudah membuat ulah.

Sedangkan wakil ketua OSIS, si cowok berparas adem seperti ubin masjid sedang sibuk mencatat setiap pelanggaran dari mereka. Sikapnya tenang dan cekatan, semua beres. Namanya Akaashi Keiji.

"Akaashiiii! Jangan hukum gue bersihin toilet lah! Bauuuu!" Rengeken dari cowok berbadan besar membuat Akaashi berhenti melangkah.

"Maaf, Kak Bokuto, hukuman tetap hukuman. Lagian ini masih hari Senin. Asal Kak Bokuto tau, kalau keadaan toilet paling mending itu di hari Senin, Kak"

Sejenak, ekpresi cemberut di wajah Bokuto memudar, memikirkan kata-kata Akaashi kemudian. FYI, keduanya memang akrab karena rumahnya bersebelahan.

"Hmmm, iya yah. Boleh deh."

Akaashi tersenyum lalu kembali pergi mendekati Shirabu untuk menyetorkan hasil.

"Samuuu!! Lo jahat banget, anjir! Masa gue disuruh mungut daun di taman!!" Protes datang lagi kali ini dari cowok berambut kuning, si Atsumu.

Sedangkan cowok yang tadi namanya disebut, Miya Osamu, hanya menutup kuping mendengar rengeken kembarannya. Osamu ini juga pengurus OSIS, jadi bendahara.

"Kayak ada suara jin tomang gak sih?" Begitu kata Osamu, malah bicara ke Akaashi yang hanya menghela nafas.

"Lo mending mungut daun, ini gue disuruh ngitungin rumput, sialan," umpatan kesal datang dari cowok yang memiliki gaya rambut tertata seperti anggota boygrup, Oikawa. "Mending ngitungin duit, ini malah rumput? Apaan! Luntur pesona gue nanti."

"Malah adu nasib. Udah terima aja, salah kita juga yang telat sama atribut gak lengkap. Meski gue juga jengkel karena disuruh beresin alat-alat olahraga di gudang." Cowok yang sejak tadi mencoba kalem pun gak bisa, Kuroo menyisir rambutnya dengan jari. "Tapi untungnya gue udah potong rambut kemarin, jadi gak digunduli."

"Rambut gue, cookkk! Padahal liburan kemarin udah gue gondrongin biar mirip Eren Yeager." Meratapi nasib rambutnya, Futakuchi nyaris gundul. Untung masih dikasih sisa.

"Jadi mirip tuyul ya sekarang, hahaha!" Menertawakan temannya, Terushima gak dihukum parah, cuma dikasih poin pelanggaran, karena atribut lengkap, cuma telat aja.

"Solidaritas lo gak ada, Teru! Sana lah minggat!" Semi masih senewen gara-gara gitar kesayangannya disita, ditambah harus ngecat tembok di gedung baru nanti.

"Nanti temboknya kita jadiin kanvas, Bang. Tenang, gue gambar terong sama dua telor nanti di sana." Suna juga jadi teman pengecatan nanti bareng Semi, dia udah ada ide buat membalaskan emosinya.

Mereka lelaki berdelapan cuma bisa pasrah sekarang di barisan hukuman, OSIS mengepung, ditambah lirikan tajam dari para guru. Bukannya takut, tapi masih pagi, jadi mau mengumpulkan tenaga.

Dua anggota inti dari TONGKRONGAN SENDAKALA yang tak berangkat adalah Iwaizumi karena lagi masuk angin akibat tadi malam berenang sampai lupa waktu, sedangkan satunya Tendo tepar kelelahan di rumah karena membantu sang mama ngejar target membuat kue cokelat untuk pesanan, kemarin kan libur terakhir jadi Tendo jor-joran dipaksa menolong mamanya.

Lalu kembali pada kondisi sekarang, Sakura, dia juga dapat hukuman yaitu menggantikan tukang kebun buat menyapu halaman depan gedung sekolah, sendirian. Gila. Luas coooyy.

"Gempor gempor dah gue."

Setelah upacara berakhir, mereka akan menyambut hukuman masing-masing, sekaligus ... takdir semesta yang akan bekerja.

ㅤㅤ

ㅤㅤ

■□■□■□■□■



ㅤㅤ


- kenalan sama OSIS -

ㅤ- kenalan sama OSIS -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅤㅤ

ㅤㅤ

---
Selain tentang geng, cerita ini juga fokus ke Sakura yaaa, FL di cerita ini ❤‍🔥
Kalo ML? Muehehe tak akan ku kasih tempe 😈

Salam,
zipidizi
---

TONGKRONGAN SENDAKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang