43. Broken

24 5 5
                                    

Backsound buat chapter ini:
Impossible by James Arthur



🍁🍁🍁

"Jawab aja jujur, Sun. Gak usah bohong."

Suna kaget, tentu lah. Dia tak menyangka kalau Semi akan mengetahuinya secepat ini, pikirannya jadi berkecamuk; Kenapa bisa tau? Apa Sakura yang bocorin?

"Kaget banget kayaknya lo sampai gak bisa ngomong gitu." Kali ini Semi tertawa lagi, tapi ada luka di baliknya yang kentara. "Gue anggap tebakan gue bener."

"Sun, gue boleh kan marah sama lo?"

Semi melempar kaleng kopi ke tong sampah, mulus masuk sempurna, padahal jaraknya cukup jauh dari dia duduk.

"Lo sepupu gue, orang paling deket dan gue percaya. Gue cerita semuanya sama lo, soal hati gue, soal Sakura. Lo tau, Sun."

"But you're ... betraying me."

"Bukan cuma gue yang nganggap lo sepupu kan, Sun? Bukan cuma gue yang hormati lo kan?"

"Gue salah apa sama lo, Suna?"

Seperti ada belati yang menusuk ulu hatinya, dada Suna sesak. Mata sayunya memancarkan keterkejutan tanpa bisa disembunyikan, terlebih mendengar suara Semi yang menahan emosi.

Kalau Suna tetap diam, dia tak bisa memaafkan dirinya sendiri sampai kapanpun. Makanya Suna meneguk ludah yang terasa berat hingga tenggorokannya sesak agar bisa bicara.

"Bang, gue ... itu salah gue. Bukan Sakura. Iya, gue berkhianat sama lo, gue bener-bener minta maaf. Gue gak tau itu semua dimulai dari mana. Gue gak mau bela diri, gue ngaku kalau gue salah. Tapi lo juga harus tau, gue cuma kebawa perasaan saat itu."

Tak tahu lagi harus bereaksi bagaimana, Semi bersecih pelan. "Artinya lo juga suka sama Sakura?"

Suna menahan nafas sejenak, lalu mengangguk. "Iya. Gue suka dia, tapi gak tau sejak kapan. Tapi yang pasti, lo duluan yang suka sama dia, Bang."

"Gue cuma pencuri. Gue pantes dihukum dan kehilangan karena tindakan serakah gue, Bang. Gue gak akan maju buat dapetin Sakura, dia milikㅡ"

Bugh!

Pipi Suna ditinju oleh Semi, meski kaget namun Suna tak protes. Dia pantas mendapatkannya, bahkan lebih dari sekedar pukulan pun Suna rela babak belur di tangan sepupunya sendiri.

"Goblok lo, Sun!" Semi setengah berteriak, dia mulai berdiri, menendang kursi yang Suna duduki, meleset sedikit saja pasti Suna lah yang kena tendang. "Lo udah ambil sesuatu yang paling berharga dari dia, terus lo mau buang dia gitu aja?!"

"Dia gak akan kenapa-kenapa, malam itu gue yakin kalau gue pakeㅡ"

"Brengsek! Kalau lo mundur dan nyuruh gue maju sekarang, gue gak masalah. Tapi kelarin dulu urusan lo sama Sakura. Jangan lari! Lo bajingan kalau lo kabur setelah nyuri hati dia, nyuri perasaan dia, nyuri mahkota dia!"

"Lo emang pencuri, Sun! Lo nyuri semua hal tentang dia!"

Semi menarik kerah baju rumah sakit yang Suna pakai, membuat wajah mereka bertemu. Mata sayu itu berhadapan dengan mata tajam yang Semi tunjukkan.

"Gue tetap akan terima Sakura apapun keadaannya. Tapi kalau bukan gue yang dia mau setelah lo perbaiki semuanya ... gue juga akan langsung mundur detik itu juga."

"Capek gue bertahan, Sun. Apalagi berjuang, kalau hatinya ngelirik gue sedikit aja pun enggak. Percuma gue berharap, kalau ternyata cuma ada pengkhianatan dan luka kayak gini. Gue belum mulai apa-apa, Sun, tapi lo hancurin semuanya."

"Gue gak sekuat itu, Suna. Gue payah soal kekuatan. Harusnya lo yang paling tau."

Semi langsung menghempaskan Suna ke bangku, lalu pergi dari sana tanpa menoleh sedikitpun, berjalan mantap ke depan sambil membawa sesak dalam dada. Kepercayaannya dirusak oleh orang yang dia hargai selama ini. Wajar kan dirinya kecewa, marah bahkan nyaris benci setengah mati?

Suna mengusap wajahnya, rasa perih di pipinya bukanlah apa-apa. Ada hubungan lain yang ikut retak karenanya, Suna teramat pusing, karena ulahnya sendiri.

Alhasil Suna berteriak, ingin mengeluarkan emosinya, menjerit pada semesta untuk mengampuninya.

Sekarang, justru langit malam lah yang bergantian menonton Suna dan putus asanya.

ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ

■□■□■□■□■





---
Dikhianati tuh sakit banget emang, apalagi sama orang terdekat, rasanya udah gak mau percaya sama siapapun lagi😔

Salam,
zipidizi
---ㅤㅤ

TONGKRONGAN SENDAKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang