w e l c o m e
- penulis amatir yang mau ngajak halu bareng -
- kalau mampir, jangan lupa tinggalin jejak yaa, biar aku tau kalian -
- semoga suka and happy reading -ㅤㅤㅤ
ㅤ
ㅤㅤ
🍁🍁🍁Saat itu 1 Januari jam 01.00 dini hari.
Tiga puluh kuda besi meramaikan jalan raya saat langit gelap masih dihiasi warna-warni petasan. Seolah tak mau kalah pada berisiknya sorak-sorai kebahagiaan karena pergantian tahun, mereka semua menderu motor masing-masing hingga mencuri perhatian pengendara lain.
Hingga kegaduhan itu terusik, hujan deras turun tanpa aba-aba. Para manusia yang masih menikmati pesta tahun baru disuruh tuntas jika tak mau kebasahan.
Termasuk TONGKRONGAN SENDAKALA yang akhirnya tunggang langgang berpencar mencari tempat berteduh.
Sang ketua memimpin di depan, membawa anggotanya yang tersisa menuju rentetan kios yang tutup, lumayan lah.
"Sisa berapa?" Suara yang gagah dan besar datang dari ketua, Kuroo Tetsurou melepaskan helm setelah memarkirkan motor. "Buru neduh dulu."
"Cuma ada anggota inti sama ... Sakura nih," jawab lelaki bersurai abu, Semi Eita.
Total ada sebelas manusia itu berteduh di depan kios, nasib baiknya rentetan jadi muat lah jejeran seperti ikan asin.
"Tumbenan tahun baru malah hujan gini. Tapi untungnya sih hujannya gak pas jam dua belas tadi ya." Suara yang cukup lantang, seperti badannya yang gede, itu wakil ketua namanya Bokuto Koutaro.
"Anggota lain katanya udah ada yang balik, ada juga yang neduh, Kur." Ini si lelaki dengan otot tubuh yang selalu dibanggakannya, Iwaizumi Hajime baru saja memberi info dari grup chat mereka.
"Suruh balik semua aja. Kan kita udah ngerayain tahun baru bareng tadi. Toh, kita emang mau pada balik ini, gak perlu kumpul lagi." Sambil meniup telapak tangannya beberapa kali, Futakuchi Kenji memberi saran atau lebih tepatnya perintah.
"Seru ya tadi, main petasan, bakar daging, beuhh ... Jujur sih, gue gak masalah sekarang hujan. Nikmatnya nambah bagi gue tuh." Lelaki yang cekikikan meski badannya sudah menggigil itu namanya Oikawa Tooru.
"Setuju sih. Btw, ini jadi hujan pertama di tahun ini." Lelaki lain menimpali, matanya sayu namun tak ada rasa kantuk sedikitpun, dia Suna Rintaro.
"Sekaligus jadi hujan pertama di musim penghujan. Aneh kan? Padahal harusnya sejak bulan lalu tuh katanya masuk musim hujan, tapi masih aja panas." Cerocosan datang dari lelaki bersurai kuning, menggosok badannya tanpa henti, namanya Miya Atsumu.
"Berkat hujan ini, sekarang resmi ya masuk musim hujan." Lelaki yang rambutnya jadi loyo padahal sudah tegak paripurna tadi masih sempat makan kue cokelat kering yang sering dia bawa (jaga-jaga lapar dadakan), Tendo Satori lah orangnya.
"Gue ngantuk banget anjir lah. Harusnya gue bawa mobil aja ya tadi, tapi kurang seru sih kalau mobil sendirian." Yang menguap berkali-kali itu Terushima Yuuji, sampai matanya pun terpejam karena lelah dan ngantuk.
Hachim.
Dan satu-satunya perempuan di antara mereka baru saja bersin, Sugawara Sakura menarik mata mereka untuk menatap, termasuk Terushima yang matanya sampai terbuka kaget.
"Lo basah banget buset, Ra." Kuroo langsung mendekat, memperhatikan gadis itu dengan teliti. "Pucat juga."
"Ngeyel sih lo, udah gue kasih saran pakai jaket. Malah batu tuh kepala." Bukannya menolong, Atsumu malah ngeledek.
"Gue gapapㅡ"
"Gak usah jawab begitu, jelas-jelas lo menggigil sama kayak gue." Oikawa memotong perkataan sang gadis begitu saja.
"Ini, Ra. Coba makan, sapa tau jadi anget dikit." Dengan baik hatinya Tendo berbagi kue cokelat kering yang sisa sedikit itu.
"Bentar, gue ada permen jahe. Lumayan bisa angetin lo, Ra." Merogoh saku celana, Futakuchi memberikan beberapa biji permen ke arah si gadis. "Makan buru."
Dan saat itu, ada aja yang nyari kesempatan, Bokuto merapat ke Futakuchi sambil memasang wajah melas. "Gue juga mau dong permennya, Put. Dingin juga nih gue."
Put = nama (ejekan) panggilan buat Futakuchi. Katanya yang manggil begitu karena gak bisa ngomong 'F' jadi pakai 'P' lah. Futa jadi Puta.
Halah, paling mah emang pengen ngeledek aja, begitu pikir PutaㅡehㅡFutakuchi.
"Please ya, Put. Minta permen jahenya. Pweaseee, gue kedinginan juga nih, brrrrr. Tuh dinginnn."
"Gak usah nempel-nempel gue segala, kuntil!"
"Badan gede, dingin dikit loyo." Yang dicibir oleh Terushima, disusul nguap lagi. "Hoaam~ buset, anjir. Ngantuk, sialan, babi."
Iwaizumi malah menarik lengan Sakura dan menggerakannya seperti lagi senam. "Kalau lo dingin, badan lo harus gerak, Ra. Biar anget. Ini ampuh, jangan diem aja. Ayo, gerak. Satu~ dua~ satu dua tiga~"
"Tet tetet teteret tetetet~~" Penambah backsound langsung dari mulut Tendo, sampai makanan di mulutnya loncat keluar, nyembur bro.
"Kayak penari zumba lo." Atsumu ketawa ngakak jadinya.
Lalu ... ada dua jenis cowok lainnya.
Yang pertama;
Semi tanpa bacot langsung melepaskan jaketnya yang paling mending (tak terlalu basah), mengibaskan ke udara beberapa kali, lalu dia kenakan jaket itu untuk Sakura. Tindakannya jelas membuat yang lain kaget.
"Pakai, Ra," kata Semi, amat lembut. Bahkan lelaki itu membawa tubuh Sakura agar dekat padanya, diberikan pula usapan beberapa kali di bahu si gadis agar mengusir dingin.
Mereka semua saling lirik, tapi tak berkata apapun. Malah kembali pada tempat berdiri mereka masing-masing, mungkin ingin menganggap kalau apa yang dilakukan Semi hanyalah hal wajar, meski tak semua berpikir demikian.
Lalu cowok yang kedua;
"Lo juga ngapain lepas jaket, Sun?"
Suna belum sempat melangkah, tak secepat Semi. Jaket yang dia lepaskan tak sampai pada tujuannya, jadi dia pakai lagi karena ketahuan Oikawa.
"O-Oh, gapapa. Tadi ... kayak ada serangga masuk ke jaket gue."
Hingga momen diambil alih oleh hujan dan langit gelap, mereka dipaksa melalui malam bersama dengan cara yang membuat kaki pegal karena berdiri terus-terusan.
Meski begitu, ada yang ingin mencuri momen. Sakura di rangkulan Semi beberapa kali melirik ke Suna yang malah menatap hujan. Gadis itu tak mendengarkan Semi yang sejak tadi berbagi cerita, tanpa Semi tahu ... dia terus bersuara padahal tak didengar.
Malam itu semesta lah yang tahu, kalau ... ada beberapa takdir yang siap bertemu.
ㅤ
ㅤ◆◇◆◇◆◇◆◇
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ---
Ini cerita ke-2 ku di WP
Kali ini ketemu bujang-bujang Haikyuu 🧡Hari ini, TONGKRONGAN SENDAKALA hadir 🧡
Salam,
zipidizi
---
KAMU SEDANG MEMBACA
TONGKRONGAN SENDAKALA
Fanfiction"Kita gak cuma anak geng motor, tapi kita bersama, jadi rumah untuk membasuh luka." - s - ! warning: • harshwords, frontal, abusive, kenakalan remaja (gak untuk ditiru) • pict from pinterest • characters from haikyuu!!