🍁🍁🍁
"Hahaha! Bercanda, anjirlah! Sampai lo langsung anteng gitu, hahaha!"
"Sialan lo. Gue baru mau ngamuk dituduh gitu aja, anjing!"
"Weh! Weh! Mulai absen binatang. Asu!"
Gelak tawa keduanya bercampur walau masih lewat ponsel.
"Lo mah gak mungkin nikung gue, Sun. Gue percaya sama lo. Makanya gue curhat ini semua sama lo, gimana ya ... anak lain emang pada best banget, cuma ya mereka cowok kayak kita. Gue pengen waspada aja soal isi hati gue dan Sakura."
"Jadi lo curiga beneran sama siapa?"
"Anak tongkrongan lah, siapa lagi yang deket sama Sakura selain kita? Lo sih yang paling deket, sampai Sakura sering nginap di apartemen lo. Tapi gue juga tau, kalian gak ngapa-ngapain."
Ada sesuatu yang menghantam Suna detik itu juga. Dia atau Sakura tak pernah memberitahu kejadian detail kedekatan keduanya pada anak tongkrongan, apalagi Koushi, masih ada rahasia antara mereka.
Sebenarnya sederhana saja alasannya, Suna dan Sakura pikir soal mereka yang tidur bareng di atas kasur merupakan hal pribadi keduanya saja, tak perlu diumbar. Soal Suna yang gampang tertidur kalau memeluk Sakura, juga tentang Sakura yang suka memakai kaos Suna pun sebenarnya tak perlu diketahui teman-temannya, cukup jadi rahasia mereka berdua saja, toh tak melibatkan anak tongkrongan lain.
Ah, tadi pagi sebelum anak tongkrongan datang, Sakura mandi dan berganti pakaiannya sendiri tentu saja sampai pulang tadi sore. Selalu begitu.
"Gue juga dapat banyak informasi gratis tentang Sakura lewat lo. Salah satunya tentang Sakura yang suka parfum strawberry. Gue malah berterima kasih sama lo. Karena Sakura kan tipe cewek yang gak suka cerita tentang dirinya, jadi gue susah tau hal-hal tentang dia. Berkat lo, gue tau semua, Sun."
Dalam batinnya, Suna menelan faktanya; Gak semua, Bang. Masih ada yang belum lo tau, Sakura yang suka rokok sama kayak gue. Soal kita yang sering satu rokok berdua, lo gak tau itu.
Sorry. Gue awalnya ngerasa itu hal kecil yang emang gak perlu orang lain tau, tapi semenjak lo bilang lo naksir Sakura ... gue ngerasa jahat sama lo gini, Bang.
"Hm. Lo perlu gaji gue, Bang." Suna mencoba tetap berlagak santai.
"Mau kopi apa, sebut, gue kirim nanti satu truk."
Berbagi tawa lagi, keduanya mulai membahas hal yang lain, hingga setengah jam berlalu, Semi yang lebih dulu mematikan ponsel karena kantuk kembali datang, meninggalkan Suna bersama hujan lagi.
Sekaligus bersama perasaannya sendiri.
🌅
Pada akhirnya, Suna tak tidur sama sekali. Di jam enam ini, dia sudah mandi, tanpa sarapan dan baru keluar dari apartemen bersama motor hitamnya membelah jalan raya yang gerimis.
Tak langsung ke sekolah, Suna akan mengendarai motornya untuk sekedar menikmati pagi hari di tengah-tengah kendaraan lain. Lalu berhenti di pinggir jalan, membeli beberapa makanan dari pedagang yang sepi, duduk dan mengobrol sama pedagang-pedagang itu hingga setengah jam berlalu, barulah Suna ke rumah Kuroo seperti biasa; sepuluh inti kumpul dulu dan berangkat ke sekolah barengan.
Semuanya tim membawa motor sendiri, jadi saat mereka gerombolan berangkat, jalan raya seperti dilewati motor yang lagi pawai, apalagi Bokuto, Tendo dan Atsumu sering membunyikan klakson, tinggal sewa Oikawa pakai kostum lagi, persis lah pawai.
Dan mereka baru sampai di sekolah jam tujuh lebih sepuluh menit, artinya terlambat dan seperti hobi di hari Senin mereka berdiri di barisan hukuman setiap upacara.
KAMU SEDANG MEMBACA
TONGKRONGAN SENDAKALA
Fanfiction"Kita gak cuma anak geng motor, tapi kita bersama, jadi rumah untuk membasuh luka." - s - ! warning: • harshwords, frontal, abusive, kenakalan remaja (gak untuk ditiru) • pict from pinterest • characters from haikyuu!!