36. Fly With U 🔞🔥

59 6 9
                                    

Backsound:
Slow Down by Chase Atlantic



🍁🍁🍁

Pada kesadaran yang ditinggal sebelum keduanya masuk dalam apartemen, gerakan agresif dari Suna yang mencium bibir Sakura hingga punggung gadis itu menempel pintu yang dikunci, menjadi awal dari semesta yang bisa menonton dua manusianya ditelan surga duniawi.


"Hmmphh~ Rin, pelan-pelan aja," pinta gadis itu.

Dan untuk pertama kalinya, Suna tak mau menuruti, ciuman darinya semakin dalam dan tempo yang sedikit lebih cepat, bersama geraman yang Suna keluarkan di sela-sela ciuman, seperti singa menikmati hasil buruannya.

Mengangkat Sakura dalam gendongan, kedua kaki gadis itu melingkar kuat di pinggang Suna tanpa melepaskan pagutan bibir keduanya. Suna membawa sang gadis ke dalam kamar, pintu besar itu Suna kunci dan dia lempar begitu saja besi kecil itu ke lantai sembarangan arah.

"Hmmpph, Ra. Aku gak janji main lembut." Suna menjatuhkan tubuh gadis itu terlentang di atas kasur putih yang empuk.

Aku. Entah kenapa Sakura merona karena panggilan yang Suna rubah.

Lelaki itu masih berdiri menjulang, nafasnya berat dengan manik mata tak lepas dari Sakura yang tetap berbaring seolah menunggu.

"Kamu diem aja udah buat aku gerah," gumam lelaki itu. Seolah sudah tak sanggup menahan segala gejolak hati selama ini.

Jemari Suna yang panjang dan berurat itu bergerak menyugar surai kegelapan miliknya, sedangkan jemari tangan yang lain melonggarkan dasi sekolah hingga terlepas dan dia buang begitu saja.

"Rinㅡ"

Seragam Rin ikut terlepas begitupun kaos hitam polosnya, hingga otot perut lelaki itu terpampang nyata di hadapan sang gadis yang tanpa sadar menggigit bibirnya.

Seorang Suna Rintaro memiliki bentuk otot perut yang amat mempesona. Damn.

Merangkak naik ke atas kasur, hingga tepat berada persis di atas Sakura yang kedua matanya bergetar.

"Jangan takut. Ini aku."

"A-Aku ... aku gak takut, Rin. Aku tau itu kamu."

Menampilkan senyum, lalu bibir Suna kembali jatuh untuk menemui bibir Sakura lagi. Tanpa jemarinya terdiam, melepaskan kancing seragam gadis itu, meremas dua buah dadanya di masing-masing telapak tangan, hingga erangan keluar berkali-kali dari sang gadis di antara ciuman yang semakin menciptakan banyak pertukaran saliva.

"Mhhphh, Sakura~" bisik lelaki itu setelah melepaskan atasan tubuh sang gadis, netranya mencuri dua buah yang mengundang.

Seumur hidupnya, baru kali ini Suna merasa lapar akan gairahnya sendiri. Tak mau melawan, lelaki itu menyalurkan gejolak batin di dalam dada selama ini ke seorang gadis yang sekarang mencuri seluruh perhatiannya.

Dimulai dari sentuhan, diiringi dengan ciuman dan jemari panjangnya yang membelai tubuh sang gadis, Suna Rintaro membawa Sakura pada pintu surga duniawi. Dilepas rok dan yang ada di baliknya, Suna tak mau ada penghalang apapun.

Berkali-kali rengekan dan erangan sang gadis membuat Suna gila, hanya lewat beberapa jemarinya yang bermain di inti tubuh sang gadis di bawah sana, sudah cukup membuat Sakura basah.

Hingga beberapa menit waktu berlalu, Suna menelusuri segala jejak di tubuh Sakura. Dari atas ke bawah dan sebaliknya, tak pernah bosan, tak akan puas, dirinya bahkan sengaja berlama-lama saat bermain dengan dua buah dada sang gadis yang tampak menggemaskan menggunakan lidahnya. Suna seperti bayi besar saat menikmati buah kenyal itu di mulutnya.

Mengatur nafas dan detak jantung yang bergemuruh, Sakura layaknya kehilangan nyawa dari raganya. Seluruh tubuhnya terlalu gemeteran hebat, sampai tak bisa lagi dia rasakan.

"Cantik," puji sangat lelaki amat tulus dengan suara yang berat dan serak, menciptakan rona merah di pipi Sakura lagi.

Suna kembali tersenyum dan kali ini adalah senyuman paling tulus yang pernah dia berikan dan yang pernah Sakura lihat selama mereka kenal.

"Kamu udah siap aku masuki, Ra."

Mengambil satu kotak pengaman berwarna merah yang masih disegel, Suna mengambil satu isinya untuk dia gigit sisi bungkusnya, tanpa berpaling dari Sakura yang menelan ludah susah payah. Suna perlahan melepas celana sekolah abu-abunya, diikuti celana dalam hitam ketat bermerk mahal ikut terbuang ke lantai.

"Kamu suka strawberry kan? Jadi aku beli yang strawberry." Suna buka bungkus pengaman itu dengan giginya, lalu memposisikan badannya di antara dua kaki Sakura yang ia tuntun untuk terbuka.

"R-Rinㅡ" Refleks Sakura menutupi pintu yang basah itu dengan telapak tangan.

Mengundang Suna untuk tertawa. "Aku udah lihat, Ra. Gak perlu kamu tutup lagi. Relax, it's me." Jadi Suna ambil telapak tangan gadis itu untuk dia angkat ke atas kepala Sakura, dia tahan di sana.

"Teriak aja kalau sakit, lalu tangan kamu yang satu ini bisa cakar aku kalau perlu." Setelah membalut miliknya yang sudah bangun sejak tadi, tangan Suna yang lain menuntun tangan Sakura memeluk lehernya.

"Aku masuk ya?"

Bersama anggukan pelan, kedua manusia yang sejak tadi di tonton semesta mulai menyatu tanpa sekat, perlahan-lahan, diiringi teriakan dan erangan, bersama geraman dan pujian, umpatan nikmat dan dorongan ... Suna tenggelam pada inti tubuh Sakura setelah beberapa menit berlalu untuk berjuang mendobrak sempitnya pintu masuk itu.

Melalui siluet keduanya yang tersorot sinar sandekala, kedua tubuh yang beradu menciptakan suara antar kulit, desahan yang tak mau mereka tahan seolah ingin memberitahu betapa terbuainya kedua insan dalam satu hentakan kuat seorang Suna dan cakaran panjang di punggung oleh seorang Sakura.

Bersama jarum jam yang bergerak, kecepatannya nyaris membuat keduanya gila, bahkan kasur putih itu berderit dan berguncang tanpa henti menyambut malam hari.

Semesta dibuat iri saat bungkus pengaman yang baru disobek lagi dan lagi, bersama posisi kedua sejoli berubah-ubah silih berganti.

ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ

■□■□■□■□■

ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ

---
INI AMAN KAN BRO? 😭

Udah aku buat se-bersih mungkin, asal kalian tau awalnya chap ini bener² kotor dan frontaaaalll, jadi aku revisi biar agak bersih 😭🤌

Dosa ditanggung masing-masing, oke, sekian 🪿

Bonus foto:
Fan art by minghuaa_art on X (twitter)

Bonus foto: Fan art by minghuaa_art on X (twitter)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MIMISAN GUE SUN 🏳

Salam,
zipidizi
---

TONGKRONGAN SENDAKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang