11. Drama Kantin

67 10 5
                                    

🍁🍁🍁

Kalau jam istirahat, Sakura merasa lebih bebas, bisa ngeluyur ke tempat sepi yang ada di sekolah.

Tapi kakaknya, Koushi, kalau tak ada kesibukan pasti akan menyusuri lorong kelas sepuluh untuk bertemu Sakura dan diajak makan bersama di kantin, seperti sekarang.

"Makan yang banyak." Koushi memotong bakso di mangkoknya lalu ditaruh ke dalam mangkok sang adik. "Kalau mau nambah bilang aja."

"Ini gak pedes."

"Kurangin makan pedes, Dek." Sudah kali kesekian Koushi megingatkan.

"Gak mau minum air putih biasa. Aneh, Kak."

"Sama kurangin minum dingin."

Mendengus pelan, Sakura tak bisa melawan kakaknya, tentu, Sakura sangat menghormati sang kakak karena di rumah ... Sakura hanya bisa berlindung atau mencari perlindungan darinya, walau tak selalu. Meski ada mama juga, namun ada kecanggungan di antara mereka.

"Widihhh, gabung boleh nih kita." Suara lelaki yang besar, diikuti langkah kaki bergemuruh.

Sepuluh inti anggota TONGKRONGAN SENDAKALA dalam formasi lengkap datang bergerombol memenuhi kursi kosong di antara Koushi dan Sakura, cukup menarik perhatian murid-murid di kantin namun tak ada yang berani berkomentar.

Kuroo duduk di sebelah kanan Sakura dan Semi mengisi kursi di sebelah kiri gadis itu, kalau Suna ada di sebelah Koushi dan berhadapan dengan Semi. Di sebelah Koushi yang lain ada Atsumu. Lalu di meja sebelahnya diisi anggota yang lain, kesan penuh amat terasa.

"Kalian sering gerombolan begini? Udah kayak mau ngajak tawuran." Koushi berkomentar.

Atsumu cekikikan, lalu menyenggol lengan lelaki bersurai abu itu. "Elah, kita kan udah kayak gayung di mobil parabotak, sepuluh ribu dapet tiga, makin banyak beli tambah diskon."

"Hah? Apa maksud? Gue gak mudeng." Futakuchi di meja sebelah bertanya, mukanya sampai mikir keras.

"Sama. Gue juga kagak. Asal ngomong aja, biar sok keren, hahahaha!" Yang hanya dikerjai oleh Atsumu.

Sukses si Futakuchi melempar sendok ke wajah temannya itu. "Sialan lo! Sia-sia otak gue tadi mikir!"

Kita abaikan saja dua makhluk yang lagi perang sendok itu.

"Sehat, Ra?" Semi bertanya, nada suaranya tenang seperti biasa, ada senyum kecil juga.

"Sehat, Kak."

Kebanyakan dari mereka tersenyum mendengarnya, namun juga ada yang tak berekspresi apapun seolah tahu kalau jawaban Sakura hanyalah formalitas, tak sesuai kondisi sebenarnya.

"Eh, btw, Ra, malming nanti dateng?" Astumu bertanya.

"Dateng. Gue pengen balapan."

"Lawan gue." Suara yang terdengar menantang datang dari Oikawa di meja sebelah, senyuman manisnya juga ikut menyapa. "Gimana, Ra? Biar makin deket kita."

"Oke." Dengan mudahnya gadis itu menerima. "Kalau gue menang, nanti hadiahnya susu kotak strawberry. Gimana?"

Tendo yang sedang menyeruput kuah bakso melirik. "Enakan cokelat, Ra."

Oikawa dengan santai mengangguk. "Oke aja. Gampang itu mah."

Lalu Terushima mencibir, "Gak lo atau si Suna kok demeeennn banget sama minuman kayak gitu sih? Malem kemarin kita udah kobam kopi. Masa harus kobam susu nanti?"

"Anjir, gue masih ngerasain kopi di mulut sama perut. Gue mukok, jadi pengen muntah, hmphㅡ" Menutup mulutnya karena mendadak mual, Bokuto nyaris membuat yang lain melempar kursi.

"COYY! JANGAN MUNTAH DI SINI LAH YA!" Iwaizumi sih udah pasang badan, siap ninju.

"KITA LAGI MAKAN, SAT!" Atsumu sampai langsung mepet ke Koushi, gak mau berdekatan dengan Bokuto di kursi sebrang.

Tapi ... Bokuto yang disudutkan begitu malah tambah mual lah.

"HUWEEKKK!!"

Alhasil semua langsung menjerit panik, badan kekar-kekar itu malah mengeluarkan teriakan melengking seperti anak perawan. Membuat gaduh isi kantin, yang tak tahu apa-apa ikutan panik.

Paling ramai tentunya TONGKRONGAN SENDAKALA, panen umpatan.

"ASUUUU!" -Iwaizumi.

"BANGSAATT!" -Tendo.

"ANJING!" -Oikawa.

"SI BABIIII!" -Terushima.

"KUNTIILLL!" -Futakuchi.

Meja sebelah itu bener-bener berisik, Bokuto malah memasang wajah tanpa berdosa alias watados, lalu lanjut muntah untuk kedua kalinya, kali ini tak lagi di meja, tapi di lantai.

"WOI, ANJIRRR!" -Semi.

"AMBULAN COOYYY!" -Kuroo, hiperbola.

"PANGGIL AKAASHI!!! AKAASHIIIIIIII!" -Atsumu, teriak seperti tarzan di hutan.

"PUCEK!" -Suna.

Sedangkan Koushi malah satu-satunya orang yang sigap dan langsung menghampiri Bokuto, ditepuk pelan punggung lebar itu beberapa kali, diusap lembut juga, lalu memberikan satu botol minyak kayu putih yang memang selalu Koushi bawa.

"Keluarin aja, gakpapa, daripada ditahan nanti perutnya tambah gak enak," sarannya, amat lembut.

Semua cengo. Memuji dalam diam untuk Koushi yang tanpa jijik atau sungkan langsung membantu dengan tulus. Terlalu baik.

Lalu tak lama Akaashi datang dan membawa temannya itu keluar kantin bersama Koushi, badan Bokuto kan gede mana lemes dadakan, jadi minimal butuh dua orang membawanya.

Sedangkan Sakura masih tak menyangka, gara-gara celetukan dirinya minta susu malah jadi heboh begini. Meski agak lucu melihat reaksi cowok-cowok itu, tapi kasihan juga sama Bokuto.

Sangka siapa coba?

"Kalian nih, bukannya nolongin tapi malah dikasih umpatan." Sakura geleng-geleng kepala.

Dan Suna mendengus. "Refleks."

"Sama temen gak ngumpat itu kurang rasanya, Ra. Kayak ... sayur tanpa garam." Semi kembali pada ketenangan.

"Weh, ini siapa yang mau bersihin, anjir?" Oikawa bergidik, mendadak mual melihat isi perut Bokuto di meja dan lantai.

"Ini lama-lama gue ikutan muntah deh. Baunya .... Mhhpㅡ" Menutup hidung dan mulut rapat-rapat, Futakuchi membuat yang lain panik lagi.

Kuroo sampai menggebrak meja. "NJING, JANGAN LANJUT PART DUA LAH!"

"KELUAR LO, BANGSAT!" Iwaizumi paling sensi, dia menendang bokong Futakuchi.

Dan Terushima langsung menarik temannya yang beneran ketularan mual itu agar keluar kantin, dibawa ke toilet dengan kekuatan secepat kilat.

"Hilang semua nafsu makan gue." Tendo bahkan tak menyentuh bakso lagi. Masih lapar, tapi keburu enek.

Yang membuat gelak tawa malah berdatangan dari murid-murid di kantin yang sejak tadi menonton, mereka yang tadi panik untungnya kembali normal.

"Udah kayak ada bencana alam aja." Sakura mencibir pelan, lalu tertawa.

Suna dan Semi yang mendengar kompak tertawa ganteng.

ㅤㅤ

■□■□■□■□■

ㅤㅤ

---
Seheboh apa kantin pas itu? Tentunya sampe masuk koran dan berita di TV, eh eh, kagak kagaaakk

Cuma buat para warga kantin kayak kena angin topan sih, dikit 😁🤏

Salam,
zipidizi
--

TONGKRONGAN SENDAKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang