🍁🍁🍁
Sudah tiga hari ini Suna berada di rumah sakit.
Malam ini akan jadi malam terakhir dia di sini, besok bisa pulang. Jadi Suna memilih jalan-jalan kecil menelusuri lorong rumah sakit, keadaanya sudah cukup membaik.
Duduk di bangku yang menghadap taman, Suna menikmati malam dengan caranya.
Saat mendongak ke atas, hanya ada langit gelap tanpa bulan atau bintang, mungkin tanda malam ini akan hujan, guntur juga terdengar beberapa kali samar-samar.
"Sun?"
Suara yang familiar, hampir buat Suna jantungan. Dia meski gayanya kalem sekarang, tapi siapa sih yang tak akan kaget kalau tiba-tiba ada suara di tengah keheningan malam?
Kalau setan kan bahaya, mana cuma Suna yang ada di sana. Ah sekarang sih sudah berdua, karena kedatangan orang itu.
"Bang Sem, akhirnya lo jengukin gue. Nanggung, besok gue balik."
Iya, baru sempat Semi berkunjung menemui Suna di rumah sakit sejak dia sadar, atau mungkin ... baru ingin.
Anggota yang lain sih sudah dari kemarin-kemarin, lalu ada satu yang tak berkunjung sama sekali, Sakura.
"Dingin, anjir. Lo ngapain sendirian di sini? Kesurupan nanti lo." Semi duduk di sebelahnya, memberikan kopi kalengan kesukaan saudaranya itu. "Boleh gak nih lo minum ini?"
"Belum boleh, Bang."
"Yah, sayang."
Suna hanya tersenyum kecil, kembali menatap ke atas saat bunyi kopi kaleng yang dibuka itu terdengar, Semi menikmati minumannya.
"Bang, inget gak lo omongan kita dulu pas masih bocil?"
"Yang mana? Ada banyak."
"Pas kita balik sekolah pas SD, soal lo yang gak mau dipanggil 'Bang' waktu itu."
"Ohhh, itu. Gue masih inget, kenapa emang?"
Suna tak menjawab, masih setia memuji langit yang monoton di atas sana. Seolah ingin Semi mengikuti, lalu membuka kembali memori lama.
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ"Suna, nanti kalau kita gede, kamu harus baik ke kakak."
"Gak mau."
"Kamu harus nurut sama kakak."
"Gak mau."
"Terus kamuㅡ"
"Gak mau."
Semi menggembungkan pipinya, berhenti jalan, namun Suna hanya melirik dan terus berjalan di bawah terik matahari di jam sepuluh pagi.
"Sunaaa!!"
"Gak mau."
Kedua kaki mungil itu berlari mengejar Suna, tapi tak lama karena dadanya sesak, Suna yang ingat kalau Semi tak boleh berlari pun akhirnya mendekat dan mengajaknya duduk di pinggir jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TONGKRONGAN SENDAKALA
Fanfiction"Kita gak cuma anak geng motor, tapi kita bersama, jadi rumah untuk membasuh luka." - s - ! warning: • harshwords, frontal, abusive, kenakalan remaja (gak untuk ditiru) • pict from pinterest • characters from haikyuu!!