5. Tertarik

70 12 5
                                    

🍁🍁🍁

Kira-kira di jam istirahat pertama, inti TONGKRONGAN SENDAKALA bisa kembali berkumpul setelah selesai melaksanakan hukuman.

Menempati meja pojok di kantin, delapan cowok itu kayak orang gak makan tiga bulan, satu mangkok bakso ludes sangat cepat hingga nambah mi ayam.

Cuma Terushima yang santai. Iya lah, gak dihukum apa-apa.

"Gila, panas banget hari ini, anjir!" Kuroo udah kelabakan, banjir keringat. Lalu teriak ke satu temannya yang lagi antri minuman, "Bok! Es lagi, Bok!"

"Padahal udah mulai musim hujan, tapi anehnya malah jarang hujan, panas terus yang ada. Hujan cuma waktu tahun baru kemarin doang, pantek emang." Futakuchi sampai melepas semua kancing seragamnya, memamerkan kaos singlet warna hijau army.

"Lo gimana ngitung rumputnya, Oik?" Terushima tertawa geli sambil bertanya. Sengaja banget emang.

Oikawa lagi kipasan pake kipas mini doraemon sejak tadi. "Asu! Asu! Asu! Asu banget, anjir. Dari awal sampai tadi kelar gue dikintilin sama si Toga, bangsat emang. Gue ya mana mampu sih ngitung semua rumput di situ, dipikir gue ini manusia super apa. Terus ya ... tetep gue nyatet semua rumput yang udah gue itung. Gak tau tadi berapa, kepala gue panaaaasss!"

Tawa meledak di gerombolan itu, menarik perhatian beberapa murid di kantin tapi ... ya biarin lah, suka-suka mereka.

"Si Toga emang ngeselin lama-lama coy. Dia kasih hukuman ke Sakura buat nyapu halaman depan sekolah, sendirian. Gila gak tuh?" Suna melontarkan ceritanya.

Kuroo yang pertama berdesis sebal. "Adik gueee. Bangke emang si Toga. Kalau bukan cewek, udah gue hajar."

"Adiknya Bang Koushi kalii." Atsumu mencibir, "Seneng banget lo anggap dia adiknya."

"Gue sama dia udah kenal dari SD asal lo tau, kita udah jadi partner latihan bela diri sejak dulu. Makanya gue anggap dia adek." Kuroo membeberkan alasannya dekat dengan Sakura.

"Cewek keren ya dia." Semi bicara setelah selesai menghabiskan satu mangkok mi ayam. "Ikut geng motor bareng kita, terus bisa bela diri kayak Kuroo."

"Cantik juga, berani, kuat dari fisik dan batinnya, hehehe. Cewek idaman." Bokuto ikut nimbrung sambil bawa minuman pesanan mereka. Nambah ketiga kalinya.

"Tapi liar." Suna menambahi.

Mereka hanya tertawa geli, paham maksud liar seorang Sakura. Terlalu bar-bar kalau emosinya kesulut.

"Jujur, gue naksir sama dia."

Semua mata langsung tertuju pada Semi Eita, si cowok yang cuma nempel sama anak tongkrongan atau gitar, tiba-tiba mengaku kesemsem sama perempuan.

"Jadi kalau ada yang mau bersaing sehat, ayo, gue jabanin. Atau mungkin cuma gue di antara kita yang suka dia, dukung gue lah ya."

Atsumu meyenggol bahu temannya yang lebih tua itu. "Widihh! Mau digebet nih artinya?"

"Gak tau deh, biarin aja jalan sama waktu. Sakura kayaknya bukan tipe perempuan yang mikirin cowok apalagi pacaran."

Kuroo memangku tangan di dada, bersandar pada tembok. "Lo kalau mau serius sama dia, bisa gue dukung. Asal jangan mainin dia, atau gue bakalan lupa kalau kita satu tongkrongan. Ngerti?"

"Hahaha! Tenang aja. Lo pikir gue cowok apakabar? Pacaran aja gue cuma sekali dulu pas SMP. Mantan cuma satu itu. Gebetan, nol besar."

Reputasi Semi tentang cewek emang paling bener di antara mereka, malah bisa dibilang terlalu pilih-pilih. Susah didekati juga, banyak kok cewek yang udah caper ke dia, tapi cuma jadi angin lalu alias gak dipeduliin.

"Tapi gue kadang kasihan lihat dia dibenci dan jadi bahan omongan anak-anak sekolah." Terushima kelar makan. "Tau kan? Musuh dia banyak."

"Pelindung dia juga banyak." Suna meletakkan gelas yang tadi sudah dia tenggak isinya. "Kita pelindungnya kan?"

Membuat semuanya nyengir karena perkataannya itu.

"Yoi. Meski gue gak akrab banget sama dia, tapi dia menarik di mata gue. Jadi, Semi, hati-hati aja siapa tau ternyata gue saingan lo." Oikawa mengedipkan sebelah matanya, meledek.

Disusul Atsumu yang heboh menggebrak meja. "Gue juga! Jangan lengah, jangan kaget, kalau nanti dapet kabar gue jadian sama Sakura. Hahahah!"

Bokuto gak terima, dia ikutan gebrak meja dan kali ini pake dua tangan sampai piring, mangkok dan gelas loncat dari tempatnya.

"Gue ... mau ayang kayak dia! Pasti dia tipe yang mau manjain ayangnya!"

Hanya diberi selorohan dari teman-temannya. Fukakuchi paling ngamuk karena es-nya tumpah kena celana, di selangkangan.

"Bangke! Gue kayak habis kencing di celana, anjir!"

"Tuyulnya ngompol! Hahaha!" Atsumu yang gencar meledek hingga perutnya sakit.

"Eh, si Iwa sama Tendo gimana?" Kuroo bertanya tentang dua anggotanya yang tak hadir.

"Iwarmut aman!" Oikawa mewakili Iwaizumi, karena dapat kabar juga kalau besok bisa berangkat dan ikut kumpul.

"Tendo masih nempel kasur sih, katanya pegel semua, sampai nyokapnya manggil tukang urut komplek perumahan, tambah parah katanya, hahaha!" Semi terpingkal membeberkan nasib satu temannya itu.

Membuat gelak tawa semakin membumbung tinggi menyambut siang.

Tak tahu dan tak sadar kalau ada beberapa telinga yang sudah mencuri dengar obrolan mereka secara cuma-cuma.

ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ

■□■□■□■□■


ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤ

---
Sayangi geng amburadul ini banyak banyak yaa 🧡🧡🧡

Eh tapi ini seriusan ada yg baca cerita² ku ya? Seriusan?
Masih aja kaget weh 😭

Salam,
zipidizi
---

TONGKRONGAN SENDAKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang