🍁🍁🍁
Masih di hari libur sekolah yang akan habis lusa.
Sepuluh inti TONGKRONGAN SENDAKALA berada di tempat yang sama, yaitu lapangan luas dan lebar tak jauh dari sekolah mereka (biasanya dijadikan para bocil sekitar buat main bola).
Mereka niatnya mau ke markas cadangan; warung dekat lapangan sekolah, malah harus terpaksa mampir dulu ke lapangannya. Alasannya? Karena ada lima lelaki congkak dari geng lain yang ingin 'berdiskusi' dengan TONGKRONGAN SENDAKALA.
"Ey, Kuroo! Lo seriusan mau buat geng lo lantang-lantung tanpa tujuan? Lama-lama ancur nanti geng lo, Kur."
"Ayolah, Kur. Kita satuin geng kita."
"Kalau enggak mau, lebih seru kita saling baku hantam. Gimana?"
"Ketua macam apa lo? Anggota geng gak nyampe gocap, geber motor cuma di lintasan balap yang tertutup. Mana asiknya geng begitu. Cuih."
"Mending gak usah buat geng sekalian. Main masak-masakan aja di rumah. Hahaha!"
Jika saja Kuroo tak memperingatkan teman-temannya lewat tatapan, pasti Iwaizumi yang sudah pasang otot akan meninju mulut kelima lelaki tadi yang bersuara menyebalkan.
Kuroo, Bokuto, Terushima, Tendo dan Iwaizumi berdiri di barisan depan layaknya tameng, memanfaatkan badan dan muka mereka untuk menggertak lawan. Sedangkan di belakangnya ada Suna, Atsumu, Oikawa, Futakuchi dan Semi yang semuanya kompak megepalkan tangan, siap kasih bogem mentah.
"Udah kelar bacotnya?" Kuroo menatap jam tangannya, lalu berdecak. "Buang waktu doang gue ladenin kalian kalau cuma bahas hal ini lagi."
"Eh, cot! Harus berapa kali kita bilang! Kita gak sudi gabung geng kriminal kalian. Dipikir keren buat geng tapi malah tawuran, cari musuh, sampai babak belur?" Tendo tersenyum miring, lalu melemparkan kue kering ke mulutnya. "Geng caper."
Bokuto langsung ketawa bareng Atsumu, padahal sejak tadi muka Bokuto udah sok sangar, ancur dah.
"Sia-sia muka ganteng kita gak sih kalau harus gelut brutal karena geng?" Oikawa bergidik ngeri, tak mau membayangkan. Jangan salah, di antara mereka, Oikawa lah yang sangat merawat wajahnya, itu aset penting.
"Wajah idaman cewek-cewek emang harus dijaga sih." Terushima menyisir rambutnya dengan jari, sok ganteng, mirip iklan.
"Intinya, tujuan geng gue sama lo beda." Kuroo maju satu langkah, tubuhnya tegap dengan ekspresi tanpa bercanda. "Lo gak ngerti apapun soal TONGKRONGAN SENDAKALA jadi gak usah bacot apalagi sok ngatur geng gue harus kayak gimana."
Membuat satu lelaki yang berdiri di tengah akhirnya ikutan maju, giginya bergemelatuk karena terhina.
"Lo ketua paling cupu yang pernah gue temui, Kur."
"Jaga mulut lo, sat. Gedeg banget gue dengernya dari tadi." Iwaizumi ikut maju, nyaris menarik baju sang lawan tapi dengan cepat Kuroo tahan.
Kuroo dan lelaki congkak itu saling beradu tatapan mata tajam beberapa detik.
Lalu setelahnya, sang lawan lah yang balik badan lebih dulu, mengkomande empat temannya ke motor masing-masing dan berlalu pergi dengan deru knalpot bising.
Mungkin mereka tertekan atau malas melihat ekspresi Terushima sama Tendo yang udah engap, seperti ingin makan orang.
Tanpa mau memikirkan apa yang sudah terjadi, Kuroo mengajak teman-temannya mendekati warung, tujuan utama, buat nongkrong.
"Heran gue. Udah beberapa kali kita ditawari masuk geng yang bahaya, atau ditantang buat gelut." Futakuchi langsung mengambil gorengan yang ada.
"Padahal yang kita cari karena masuk geng bukan itu. Apalagi disuruh tawuran, gila. Dicoret nanti dari KK mampus." Semi memangku gitar akustik miliknya, memetik senarnya dengan pelan.
"Dikira kita lagi hidup di cerita wetped kali ya, yang punya geng motor keren, bisa gelut, punya musuh, tapi populer." Atsumu tertawa lagi, lalu makan bareng Futakuchi, rebutan gorengan.
"Padahal tadi gue lihat lo, Tsum sama Bokuto sama si Oikawa udah gemeter kakinya, takut kalau beneran ada baku hantam. Ahahaha!" Iwaizumi terbahak seperti bapak-bapak.
"Mereka kan paling payah soal gelut." Tendo ikut meramaikan.
"Kebayang kalau kita gelut, mereka bertiga udah kencing duluan sambil tepar." Suna membuat parah ledekannya, sampai pada ketawa semua.
"Jangan sok keras lo, anjir. Meski payah gelut, gue bisa pencak silat ... dikit sih." Atsumu manyun.
"Gue diem aja padahal dari tadi, sibuk makan, tetep aja kena julid." Bokuto cemberut sambil memeluk kaleng kerupuk.
Oikawa berdecak kesal. "Tapi gue serius soal wajah gue kalau babak belur karena gelut, anjir. Ganteng gini kalau penyok harganya bisa turun."
"Bumper mobil kali lo. Tapi mobil aja semok, lo mah rata. Gak menarik." Terushima mencibir, membuat tawa mereka semakin lama.
Dalam diam, Kuroo memperhatikan mereka semua. Inilah kenapa Kuroo menolak keras gengnya ikutan hal-hal berbahaya, entah itu tawuran, balapan liar tanpa aturan atau tempat sembarangan. Kuroo hanya ingin geng sederhana untuk berbagi tawa, kebersamaan dan kehangatan. Tanpa ada pertumpahan darah.
TONGKRONGAN SENDAKALA miliknya akan selalu seperti ini, entah dia ketuanya atau yang lain.
ㅤ
ㅤ
ㅤ◆◇◆◇◆◇◆◇
ㅤ
ㅤ
ㅤ---
TONGKRONGAN SENDAKALA itu rumah, bukan geng yang cuma buat adu gelut atau tawuran ges, rumah kesayangan kata mereka mah 🧡Salam,
zipidizi
---
KAMU SEDANG MEMBACA
TONGKRONGAN SENDAKALA
Fiksi Penggemar"Kita gak cuma anak geng motor, tapi kita bersama, jadi rumah untuk membasuh luka." - s - ! warning: • harshwords, frontal, abusive, kenakalan remaja (gak untuk ditiru) • pict from pinterest • characters from haikyuu!!