Sebagian besar dari kalian pasti merasa asing dengan istilah DID. Saat mendengar istilah ini kalian pasti bertanya-tanya apa artinya. Bahkan (Mungkin) setelah aku mengatakan bahwa DID adalah singkatan dari Dissociative Identity Disorder, beberapa orang masih tidak tahu apa itu.
Karena itu, aku sederhanakan saja. DID adalah kepribadian ganda. Mungkin dengan istilah itu kalian akan mengerti apa itu DID.
DID atau kepribadian ganda, adalah suatu penyakit kejiwaan di mana penderitanya memiliki satu, dua, atau bahkan lebih kepribadian yang berbeda. Dan biasanya, kepribadian-kepribadian itu berbanding terbalik dengan kepribadian identitas utamanya.
Pernah terjadi di suatu negara, seorang pria memiliki 24 kepribadian. Kepribadiannya yang lain di antaranya adalah seorang penjahat kelas teri, wanita yang berambisi untuk membunuh ayah tirinya, bocah lelaki, seseorang yang berbahasa Serbo-Kroasia, seorang guru, bahkan seorang wanita lesbian. Kalian pikir itu menarik? Sama sekali tidak! Karena kebanyakan, seorang penderita DID akan melupakan saat-saat ia menjadi pribadi yang lain.
Biasanya, kasus DID terjadi karena 'penderita' mengalami sebuah kejadian yang memicu lahirnya pribadi yang lain, misalnya kekerasan, penculikan, dan lainnya.
Lalu, mengapa aku membahas masalah ini? Jawabannya, karena aku adalah seorang penderita DID. Bukan satu, dua, ataupun dua puluh empat. Aku mempunyai kepribadian yang lebih banyak dari itu. Dan hal ini membuatku sedikit gelisah.
Aku tidak tahu bagaimana bisa aku menjadi pribadi yang lain. Yang kuingat, saat aku tertidur, aku akan terbangun di tempat yang berbeda. Entah itu penjara, rumah sakit, supermarket, sekolah, taman kanak-kanak, dan yang lebih parah, aku pernah terbangun di karantina sebuah rumah sakit jiwa.
Banyak orang yang mengeluh akan keresahan dan ketakutan yang disebabkan oleh pribadiku yang lain. Tentu aku dapat memaklumi hal ini, mengingat terkadang aku berubah menjadi geng motor, pencuri, pembunuh, dan kriminal lainnya. Padahal aku sendiri tidak dapat mengingatnya.
Tapi, sebenarnya aku tidak terlalu peduli akan hal itu. Toh sejak awal aku memang tidak bisa membangun hubungan sosial yang baik dengan masyarakat sekitar.
Kalian mau tahu alasanku gelisah? Baiklah, aku akan memberitahukannya. Sebenarnya alasan ini sangatlah sederhana, dan kalian mungkin akan menganggap ini sepele. Tapi, ini sangatlah berpengaruh untukku.
Sumber dari semua kegelisahanku adalah:
"Aku tidak tahu berapa banyak kepribadian yang aku miliki."Kalian pasti berpikir dimana letak masalahnya kan?
Dengar, sebenarnya yang aku takutkan hanyalah satu. Yaitu, aku adalah manusia terakhir di dunia ini, dan orang-orang di sekitarku hanyalah kepribadianku yang lainnya saja.
Siapa tahu, kan?