Kau punya akun Facebook? Kau pernah mendapat permintaan pertemanan dari orang-orang yang bahkan tak kau kenal? Nah, aku mungkin salah satu dari mereka. Semua dimulai sejak setahun yang lalu, banyak hal terjadi setelahnya. Awalnya, Aku sama sekali tidak tertarik dengan Facebook. Apalagi, membiarkan seluruh dunia mengetahui betapa tidak terkenalnya diriku adalah sebuah penghinaan bagiku.
Di sekolah, aku adalah seorang penyendiri dan tak memiliki seorangpun teman. Aku merasa kesal ketika orang-orang mengacuhkan dan enggan bicara padaku, seolah tidak menganggap kehadiranku. Setelah terus mendengar mereka membicarakan Facebook, akhirnya kuputuskan untuk membuat sebuah akun.
Awalnya sedikit menakutkan, maksudku, membiarkan dunia tahu aktivitas apa yang sedang kulakukan. Hingga, akhirnya aku menyerahkan privasi dan kebebasanku, dan berusaha untuk beradaptasi. Facebook terasa begitu asing bagiku, tidak ada pemberitahuan apapun, tidak ada pesan apapun dan daftar teman yang masih kosong. Semua ini, mengingatkanku pada kehidupan nyataku, namun kali ini semua orang dapat melihatnya.
Meski begitu, aku tetap menjelajahi situs ini lebih jauh. Aku masih ingat hal yang pertama kali kulakukan saat menggunakan Facebook. Kau tahu permainan yang ada ikannya itu? Aku sering memainkannya selama berjam-jam. Aku akan membeli banyak ikan, tetapi aku tidak memberi mereka makan.
Melihat mereka mati perlahan adalah sesuatu yang amat menyenangkan. Aku mungkin akan terus berkutat dalam game ini, jika aku tidak menerima permintaan pertemanan pertamaku. Ini sulit dipercaya, seseorang ingin menjadi temanku! ku klik 'konfirmasi' dengan segera. Aku girang bukan main. Kulihat profil teman baruku dan pada akhirnya menyadari apa Facebook itu sebenarnya. Ia memiliki ratusan teman dan pembaruan status yang tak terhitung jumlahnya, masing-masing mendapat paling tidak 5 'likes'. Aku juga ingin seperti dia.
Aku mulai mengecek daftar temannya dan menambah semua nama yang tertera disana sebagai temanku, butuh sekitar lima atau enam jam tapi usahaku terbayar sudah. Aku tak mengenal satupun dari mereka. Beberapa dari mereka mengabaikanku, sementara lainnya menerima permintaanku tanpa berfikir dua kali. Perlahan, aku mulai mempelajari sedikit banyak tentang mereka.
Aku menghabiskan dua minggu menambah begitu banyak teman, juga semua yang mereka kenal. Tak berapa lama, popularitasku semakin berkembang dan orang-orang mulai mengetahui siapa diriku. Beberapa anak disekolah bahkan telah mulai berbincang denganku. Aku tak pernah menyangka hal ini sebelumnya. Namun, aku mulai jatuh hati pada jejaring sosial.
Hingga tanpa kusadari, aku telah kecanduan Facebook. Aku merasa kesal ketika offline, dan sungguh penasaran apa yang sedang teman-teman mayaku lakukan saat ini. Aku muak membuang-buang waktu disekolah. Setiap jam kulalui tanpa Facebook terasa begitu membosankan. Aku meluangkan tiap kesempatan, berusaha untuk tetap terjaga saat malam dan mengabaikan rasa lelah untuk bermain Facebook.
Aku mulai mengidap insomnia, yang mana berarti akan ada lebih banyak waktuku dengan internet, terutama setelah semester baru saja berakhir, dan itu bagus. Tak kulewatkan sedetikpun tanpa teman-temanku di Facebook. Butuh waktu cukup lama sebelum aku menyadari sesuatu yang menjengkelkan, masih banyak orang yang menolak permintaan pertemananku. Aku telah mengirim ribuan request dan aku hanya memiliki 1000 teman. Jelas ini tidak beres.
Apa yang salah dengan mereka?
Mengapa mereka enggan berteman denganku?
Kenapa?
Harus ada penyelesaian untuk mereka yang masih mengabaikanku. Dan satu-satunya cara adalah dengan menyingkirkan mereka.
Aku ingat korbanku yang pertama. Sungguh, aku sangat membenci penolakannya terhadapku. Ia masih begitu muda dan cantik. Dan aku tak akan pernah melupakan tatapannya... yang begitu tajam dan menusuk.
Satu-satunya hal yang paling kuingat adalah banyaknya darah di tubuh dan keras jeritannya.
Aku menikmati tiap kali aku memilih korban baru.Coba kau pikir. Aku baru saja mengirimkanmu permintaan pertemanan. Jika aku jadi kau, aku tak akan punya cukup nyali untuk mengklik 'lain kali'.