Aku mempunyai seorang teman penyuka seni, namanya Dave. Mulai dari hiasan dinding, patung, maupun mainan-mainan dari kayu yang terpajang di etalase kaca yang ada di ruang tamu rumahnya. Setiap harinya ia akan mengecek barang-barang seninya tersebut yang kurang lebih berjumlah seribu buah.
Namun, keesokan harinya ia memberitahu padaku bahwa ada satu barang seninya yang menghilang. Sebuah patung wanita menghilang dari ruang tamunya. Ia mengatakan bahwa ia masih melihat patung wanita itu pada pagi harinya, namun ketika malam tiba patung itu sudah sirna bak ditelan bumi.
Hari berikutnya, aku, Dave dan Julie menyelidiki tentang hilangnya patung itu. Kami berkeliling kota dan melaporkan pada polisi tentang hilangnya patung itu. Lalu aku pun berkata
"Apa kau sudah memeriksa seluruh ruangan rumahmu?" tanyaku.
"Belum, memang kenapa Jack?" jawabnya.
"Mungkin saja kau lupa menaruh patung itu, kau kan pelupa!" ucapku.
"Hmmm begitu ya, baiklah akan ku cari, maukah kau dan Julie membantuku?" ujarnya.
"Boleh saja, tapi kenapa harus mengajak Julie?" tanyaku.
"Rumahku luas, kita tak mungkin mencarinya berdua saja!" jawabnya.
"Oh begitu, baik akan kuberitahu Julie nanti!" ujarku.
Keesokan harinya kami bertiga mulai mencari disekeliling rumah Dave. Memang betul, rumahnya sangat luas dan bertingkat dua. Kami bertiga pun memutuskan berpencar untuk memudahkan pencarian, namun belum lama kami berpencar, aku bertemu dengan seorang wanita dengan pakaian lusuh dan terlihat seperti orang gila.
"Hei, apa yang kau lakukan dirumah ini?" tanyaku.
"Apa kau teman dari orang sinting itu?" jawabnya dengan panik.
"Orang sinting siapa?" tanyaku.
"Orang sinting yang punya rumah ini!" jawabnya.
"Maksudmu Dave?" ujarku.
"Ya, orang itu, apakah kau bekerja sama dengannya?" tanyanya.
"Bekerja sama apa?" aku mulai bingung.
"Lihat tubuhku yang penuh dengan semen ini!" jawabnya sambil menunjukan tubuhnya.
"Maksudmu?" tanyaku.
"Ia mencoba menjadikanku patung hidup, selama tiga hari aku diberi obat bius sehingga aku tak bisa bergerak sama sekali, namun ia bodoh! aku bisa lolos karena semen yang ia beri sangatlah mudah untuk dihancurkan!" jawabnya.
"Jadi maksudmu... !" ujarku.
Belum sempat aku selesai berbicara, terdengar teriakan yang berasal dari kamar Dave dan ketika kuhampiri terlihat Dave dengan memegang gergaji dan terdapat sebuah patung wanita.
"Aku tahu sekarang! Jika wanita hidup tak bisa dijadikan patung, aku buat dengan wanita mati!" ujarnya.
"Maksudmu apa Dave?" tanyaku.
Aku tak mengenali patung wanita itu sebelum aku menyadari kalung yang dipakainya bertuliskan Julie.