Setelah melakukan pekerjaan yang melelahkan hari ini, aku memutuskan untuk beristirahat di sofa-ku yang empuk di depan TV. Sangat nyaman, hingga secara tidak sadar aku tertidur.
Saat aku terbangun, waktu menunjukan pukul 02.45 pagi. Aku lihat TV masih menyala, namun hanya garis warna-warni yang muncul di layar disertai dengan nada tinggi yang khas, menandakan sudah tidak ada siaran lagi.
Suara itu sangat menganggu, aku memutuskan untuk mematikannya dan pergi tidur dikamar. Baru saja aku ingin menekan tombol power merah di remote TV-ku, namun sesuatu yang aneh terjadi.
Garis warna-warni dilayar menghilang diganti dengan sebuah tayangan yang buram namun perlahan menjadi jelas. Ternyata itu adalah tayangan sebuah berita, sebuah berita kecelakaan kereta.
Disudut kiri atas layar, terdapat tulisan “Breaking News FNA”. Aku tidak pernah mendengar atau melihat siaran berita tersebut. Karena penasaran aku memutuskan untuk menontonnya sebentar.
Selama tayangan, ada daftar nama orang-orang yang dibacakan olah sang pembaca berita. Ia membacakannya dengan suara yang pelan dan monoton, disertai dengan suara musik latar yang suram.
Yang membuatku bergidik ngeri adalah ketika pembaca berita tersebut menyebut namaku.
Berita tersebut berlangsung kurang lebih sekitar lima menit dan ditutup dengan: “Tadi adalah daftar korban kecelakaan pagi hari nanti, Selamat beristirahat”.
Musiknya berhenti, layar-pun kembali seperti semula, dengan garis-garis dan nada tinggi khasnya.
Aku terdiam dan merenung, aku sama sekali tidak bisa tidur, aku terus-menerus membalikkan badanku mencari posisi yang nyaman dan berpikir apa maksud siaran berita tersebut.
Saat pagi tiba, aku memutuskan untuk menelpon bosku dan meminta ijin untuk tidak masuk kerja, karena aku merasa kurang sehat akibat kurang tidur karena hal semalam.
Pukul 8.30 pagi aku menyalakan TV dan menonton siaran berita, aku terkejut. Kabar berita hari ini ternyata berita mengenai kecelakaan kereta akibat keluar jalur dan menewaskan hampir 60 orang.
Kereta itu adalah kereta yang harusnya aku naiki pagi ini, seandainya aku tidak izin sakit dan berangkat bekerja.
Sejak saat itu, aku tidak berani lagi menonton berita tengah malam atau keluar rumah.