Saat petang hari di musim semi, lahirlah dua anak kembar berjenis kelamin laki-laki. Mereka lahir dengan disambut kebahagiaan kedua orang tuanya beserta keluarganya, salah satu anak kembar itu diberikan nama Benedict dan satunya lagi bernama Earl.
Mereka tumbuh dan dibesarkan di keluarga yang beradab dan penuh kehangatan dari kedua orangtuanya, sedari kecil sifat mereka telah terlihat. Benedict dengan arogan, egois, dan nakalnya sedangkan Earl dengan sifat rendah hatinya. Selama mereka tumbuh besar bersama Benedict selalu membuat kenakalan dan Earl lah yang sering dijadikan bahan kenakalan saudara kembarnya itu.
Tidak sampai disitu bahkan saat di sekolah dasar Benedict sering melakukan kenakalan dan bersembunyi dibalik kerendahan hati saudara kembarnya, Earl selalu melindungi Benedict jika dia melakukan kenalakan yang berujung pada hukuman guru, dengan cara bahwa ia lah yang melakukan kenakalan dan bukan dari perbuatan Benedict, Itu semua ia lakukan demi saudara kembarnya.
Benedict hanya duduk manis dengan rasa tanpa bersalah melihat saudara kembarnya dihukum oleh guru tepat dihadapannya.
Masa remaja pun tiba, masa ini membuat kenakalan Benedict makin menjadi-jadi, ia bergaul dengan teman-teman sekolahnya yang mendapat predikat murid-murid nakal di sekolah oleh para guru. Sedangkan Earl, ia berteman dengan siapa saja yang dianggap baik padanya.
Sifat Benedict masih sama, saudara kembarnya sendiri masih menjadi bahan kenakalannya. Kali ini lebih parah, Benedict sering menjaili Earl dihadapan murid banyak yang membuat Earl dipermalukan dimuka umum. Tetapi Earl selalu melindungi Benedict jika ia tersandung masalah, dimanapun, kapanpun, ia tetap akan melindunginya.
Hingga pada suatu saat di siang hari pada jam istirahat, Earl mendatangi Benedict yang sedang berkumpul bersama gerombolan nakalnya sembari membawa kotak bekal milik Benedict yang tertinggal, “Ini Benedict, ibu bilang makanan ini harus dihabiskan,” ujar Earl sembari memberi kotak bekal pada saudara kembarnya itu. Sontak kata-kata itu membuat Benedict ditertawai oleh gerombolan nakalnya.
Benedict yang mulai merasa dipermalukan langsung menyeret tangan Earl dan membawanya ke tempat sepi di sekitar sekolah, “Ada apa ini saudaraku?” Tanya Earl dengan bingung. “Mulai saat ini menjauhlah dari diriku,” jawab Benedict dengan marah, “Tapi kenapa? Kita ini kan saudara kembar,” pungkas Earl. “Wujud kita memang sama tetapi didalam kita berbeda,” jawab Benedict tegas sembari menunjuk keras dada Earl dan berjalan pergi menjauh.
Mendengar hal itu, Earl tertunduk dan terdiam lemas sembari merenung mengapa saudara kembarnya sendiri tega mengatakan itu padanya.
Sore hari tiba, Benedict tiba dirumah sehabis pulang sekolah. Saat tiba dirumah ia merasa ganjil karena biasanya Earl sudah tiba terlebih dahulu sebelum dia, tetapi Benedict tidak peduli dan pergi bersantai di ruang tamu.
Malam pun tiba, Earl masih tak kunjung datang juga. Dan kembali Benedict tidak peduli pada saudara kembarnya itu, Benedict langsung pergi ke kamarnya untuk pergi tidur. Tak lama kemudian terdengar suara pintu kamarnya terbuka dan ternyata itu Earl, ia menutup kembali pintu kamar benedict dan menguncinya.
Benedict kebingungan dan berpikir dalam hati apa yang dilakukan Earl dikamarnya? Tiba-tiba Earl berlari dan meloncat ke arah Benedict yang sedang berbaring di atas kasur sembari menghunuskan pisau tajam ke dadanya. Sontak Benedict terkejut dan ia diselamatkan oleh gerakan cepat refleknya menahan tangan Earl untuk tidak mendorong pisau itu ke dadanya, “Apa yang kau lakukan Earl?” Tanya Benedict sembari menahan tangan Earl yang memgang pisau tak jauh dari rongga dadanya itu.
“Kita ini saudara kembar, apa yang kau lakukan?” ujar Benedict sembari menahan sekuat tenaga tangan Earl yang berusaha menusuk dadanya,
“Wujud kita memang sama tapi didalam kita berbeda.”
Jawab Earl tegas, jawaban itu membuat Benedict kaget, “Maafkan aku saudaraku,” ujar Benedict memohon, “Tidak bisa, karena di cerita ini aku di katakan memiliki sifat rendah hati bukan pemaaf,” jawab Earl sambari mendorong sekuat tenaga pisau yang ditangannya dan seketika keadaan menjadi hening hanya ada suara darah yang jatuh menetes ke lantai.