Dia hanyalah seorang gadis kecil, umurnya baru lima tahun. Ayahnya seorang pemabuk dan ibunya pelacur. Gadis kecil ini tinggal di loteng yang gelap dan kotor. Temannya hanyalah boneka beruang dengan mata yang sudah lepas dan kapuk yang berkeluaran. Tiap malam ayahnya selalu menyiksa gadis kecil. Luka dan memar memenuhi tubuhnya. Gadis kecil hanya dapat meringkuk sembari menangis di pojok, walaupun begitu, gadis kecil sangat sayang pada orang tuanya.
Suatu malam, ayah dan ibunya datang ke loteng. Sang ayah mulai menyiksa gadis kecil dan sang ibu hanya menatap kosong. Teriakan dan tangisan gadis kecil tidak membuat ayahnya berhenti. Darah segar mengucur dari badan kecilnya. Pelukannya pada boneka beruang temannya mulai melemah. Matanya mulai berkunang-kunang. Gadis kecil tahu hidupnya tak akan lama lagi. Dengan air mata bercucuran, gadis kecil tersenyum.
Malam itu, ia tewas di tangan ayah kandungnya sendiri, namun setidaknya gadis kecil mati dengan sahabat seumur hidupnya dalam peluknya. Paginya polisi datang. Mereka menemukan mayat kedua orang tuanya dengan keadaan yang begitu mengenaskan dan mayat gadis kecil yang berada di atas ranjang seakan sedang tertidur pulas. Satu hal lagi, boneka gadis kecil tak pernah ditemukan.