Rumah paul dan salma
Paul sangat khawatir dengan kondisi salma karena belum makan sama sekali dan hanya mengurung diri dikamarnya, akhirnya membawakan makan dan minum ke kamar salma.
Saat paul membuka pintu kamar salma, hatinya sangat sakit melihat kondisi adiknya saat ini.
"Dek, makan dulu yuk ca. Dari pagi kamu belum makan ca." Ucap paul sambil menaruh makanan di meja samping tempat tidur salma
Salma hanya diam tida menjawab perkataan paul. Tatapannya kosong sulit diartikan tidak seperti salma yang seperti biasanya.
"Ca..."
salma belum menggubris panggilan paul.
"Ca.. bangun yuk makan dulu sayang" ucap paul
"Aku gamau makan kak" ucap salma
"Ca, kamu gak boleh gitu sayang. Kasian badan kamu kalo ga makan nanti makin lemas"
"Biarin aja kak"
"Ca.. gak boleh ngomong gitu ya sayang. Udah ayo makan dulu. Kasian kandungan kamu juga ca"
Salma yang sedari tadi berbicara tanpa menatap paul. Kini dia berani menatap paul.
"BIARIN AJA KAK! BIAR ANAK INI MATI. DIA TIDAK AKU HARAPKAN KAK!!" Ucap salma dengan nada tinggi
Perkataan salma sungguh membuat paul emosi. Bagaimana bisa adiknya yang selalu penyayang anak kecil tiba-tiba berubah menjadi wanita yang jahat ingin membunuh darah dagingnya sendiri.
"SALMA!!!" Bentak paul
"KAKAK GAK SUKA KAMU BICARA SEPERTI ITU! KAMU BOLEH MARAH DENGAN LAKI-LAKI ITU TAPI TIDAK DENGAN ANAK KAMU SAL! DIA GA BERDOSA. DIA TIDAK PANTAS DIBENCI HANYA KARENA SIAPA AYAHNYA DAN BAGAIMANA CARA DIA HADIR. DIA GABISA MEMILIH DENGAN SIAPA DIA LAHIR DAN BAGAIMANA DIA LAHIR!!"
Mendengar amarah kakaknya, membuat Salma lemah dan kembali menangis.
"K-kak-ah gatau gimana rasanya jadi aku kak.hikss...hikss"
"Ca. Kakak emang gatau rasanya jadi kamu gimana. Tapi kamu juga gak boleh seperti itu ca. Kasian dia, dia ga bersalah ca"
Paul mulai menurunkan nada bicaranya dan duduk disamping salma.
"Aku bener-bener perlu waktu kak untuk menerima semua kenyataan ini. Masa depanku hancur semua kebahagianku hilang"
Paul membawa salma mengelus kepala Salma dan mencium keningnya cukup lama. Membuat rasa merasa sedikit lebih tenang.
"Kamu gak sendiri ca. Ada kakak sama ibu. Jangan pernah anggep diri kamu sendirian melewati ini semua"
Salma menggenggam tangan Paul, sebagai penguatnya saat ini.
"Udah ya kamu makan dulu ca, dari pagi kamu belum makan ca"
Salma hanya mengangguk dan mencoba duduk bersandar di tempat tidur. Salma menghabiskan makanannya disuapin paul.
"Yauda sekarang kamu tidur, tenangin hati dan pikiran kamu ya ca"
Paul menarik selimut Salma semakin keatas agar Salma nyaman. Saat Paul ingin keluar tangannya ditahan oleh Salma.
"Kenapa ca?"
"Makasih ya kak, sudah jadi kakak terbaik buat aku. Maaf kali ini aku mengecewakan kakak" ucap Salma
Mendengar ucapan Salma, Paul mengurungkan niatnya untuk keluar dari kamar Salma.
"Kamu adik kakak, wanita yang paling kakak sayang setelah ibu. Kamu ga pernah kecewain kakak. Mungkin kakak yang lalai dalam menjaga kamu, makanya hal ini bisa sampai terjadi" ucap Paul sambil menunduk
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIRKU!
Teen FictionSalma Zafira Pallavi, merupakan anak bungsu dari 2 bersaudara yang kini hanya tinggal bersama ibu dan kakaknya. Berasal dari keluarga sederhana tidak membuatnya patah semangat menjalani hidup. Rony Giandra Mahasura, laki-laki yang terlahir dari kelu...