T-17

6.9K 317 8
                                    

Salma dan Rony sudah berada di kamar hotel mereka. Memang sejak kemarin Rony dan keluarga sudah menginap di hotel sampai acara selesai.

Salma hanya duduk diam dan menangis di pinggir kasur. Rony menghampiri Salma dan berjongkok dibawah salma. Dia menatap mata Salma dan menghapus air mata Salma dengan ibu jarinya.

"Maaf ya ca. Maaf aku gak bisa berbuat apa-apa tadi. Jujur aku marah, aku rasanya ingin menghajar kak Damian. Tapi disana ramai dan banyak tamu-tamu penting, aku gak mau buat papa malu karena anaknya ribut didepan umum"

Salma membawa Rony bangkit dan duduk disampingnya. Mereka saling menatap satu sama lain.

"Kamu gak perlu minta maaf mas. Aku aja yang selalu bawa masalah di hidup kamu"

"Kamu bukan masalah ca. Kamu adalah anugerah, kak Damian aja yang gak bisa lihat itu semua"

Salma diam dan mencerna ucapan Rony.

"Mas. Apa kamu bahagia dengan pernikahan ini?" Tanya Salma

Rony menatap mata Salma sangat dalam, mencari jawaban atas pertanyaan Salma.

"Ca, pernikahan ini memang diawali kurang baik. Tapi seiring berjalannya waktu, aku merasa punya tanggung jawab untuk kamu dan anak kita. Aku merasa selalu ingin kamu bahagia, aku merasa marah ketika ada orang yang berbicara buruk tentang mu, aku merasa gagal ketika air matamu menetes. Aku belum bisa memastikan apakah ini cinta atau bukan. Tapi yang pasti aku bahagia dengan pernikahan ini" Rony tersenyum dan mengelus pipi Salma

"Kalau suatu saat Nabila kembali, apa kamu akan mempertahankan rumah tangga ini?"

"Iya."

"Kenapa? Bukankah dia yang kamu cinta?"

"Mungkin sampai saat ini Nabila punya tempat tersendiri di hati aku. Tapi aku harus sadar dan fokus pada kenyataan yang ada, yang harus aku pertahankan adalah istriku, yang harus aku cintai adalah istriku bukan wanita yang pernah mengisi masalaluku. Mau seindah apapun cerita aku sama Nabila dulu, itu hanya akan menjadi cerita lalu bukan untuk lembaran baru."

Salma hanya diam mendengar ucapan Rony. Dia seolah mencari celah kebohongan di mata Rony, namun sayangnya tidak dia dapatkan.

"Aku boleh minta sesuatu sama kamu ca? Tanya Rony dengan menggenggam tangan Salma

"Apa mas?"

"Boleh, mulai saat ini jangan pernah sebut nama Nabila lagi ketika kita sedang berdua? Karena aku tidak ingin ada nama lain diantara kita. Mulai saat ini hanya ada aku kamu dan anak kita."

Salma tersenyum dan mengangguk. Dia paham bagaimana Rony berusaha untuk fokus pada dirinya dan anaknya saat ini. Tidak ada salahnya jika mulai saat ini Salma pun menerima Rony sebagai suaminya bukan mantan pacar sahabatnya.

"Iya mas. maaf jika selama ini aku masih mengungkit masalalumu padahal kamu sedang berjuang untuk keluarga kecil kita"

"Gapapa, terima kasih sudah mengerti ca"

"Sama-sama mas"

"Oh iya, tadi bukannya kamu bilang kalo kamu laper ya?" Tanya Salma

"Iya emang aku laper ca. Tapi gimana, istri aku sibuk nangis" ucap Rony dengan wajah cemberut

"Dih dih tuh bibir haha. Udah ah ayo makan, nanti kamu kelaperan terus kurus malah aku yang disalahin orang-orang, disangka aku gak ngurusin kamu lagi"

"Hahaha yaudah ayo lesgooo." Ajak Rony yang tidak lupa menggenggam tangan Salma

*******

Mereka turun ke bawah untuk makan. Ketika sedang mencari makanan Rony dan Salma papasan dengan orang tua mereka.

TAKDIRKU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang