17. Suara-suara Aneh

1.9K 386 88
                                    


Disclaimer : Berisi konten yang sedikit sensitif.

*********

Faisal sedang tidur siang ketika Acha berada di sampingnya. Memandangi pria itu tanpa henti sambil senyum-senyum sendiri. Acha menggigit bibirnya sendiri, tiba-tiba ia berdebar ketika mengingat tadi malam tanpa aba-aba Faisal menciumnya. Sesuatu yang belum pernah melintas di kehaluannya.

Acha menutup mata sambil menggerakkan kakinya, dia gugup dan salah tingkah sendiri mengingat bagaimana lembutnya Faisal ketika menyatukan bibir mereka. Padahal baru sebatas itu, belum dilanjutkan yang lebih karena setelah ciuman itu, Faisal memeluknya dengan erat dan lama. Seperti ingin menyalurkan semua perasaan yang ia pendam selama ini.

Dan setelahnya, mereka melanjutkan mengobrol hingga larut. Acha menuntut penjelasan yang waktu itu belum sempat mereka bicarakan lantaran Faisal lupa jika sudah berjanji akan menelpon. Acha mengjukan semua pertanyaan yang sudah ada di pikirannya. Meskipun tidak puas karena penjelasan Faisal terlalu singkat dan to the point, setidaknya rasa penasaran Acha sudah berkurang.

Satu kalimat yang Acha catat, yang sampai sekarang masih membuatnya salah tingkah jika mengingatnya.

Ketika Acha bertanya, kenapa akhirnya melamar, padahal sejak dulu Faisal terlihat sangat menghindarinya.

"Sejak awal pilihan saya tidak berubah, tetap kamu. Hanya saja saya tidak ingin mengungkapkannya."

"Kenapa sekarang diungkapkan?"

"Karena saya ingin, Acha."

Seperti itulah kira-kira percakapan mereka semalam. Acha ingin dijelaskan serinci mungkin, namun Faisal selalu menjawabnya dengan singkat, padat dan... Ya cukup jelas sebenarnya bagi Acha. Tapi Acha akan lebih senang jika jawaban Faisal disertai alasan-alasan yang membuatnya berbunga-bunga.

Misalnya, 'karena saya ingin, Acha. Saya mencintaimu, tidak ingin kehilanganmu, tidak ingin kamu menjadi milik orang lain. Karena saya sangat membutuhkan mu.'

Tapi ya sudahlah, Acha akan menerima saja jika itu Faisal. Temanya masih sama sejak awal, asal orang itu Faisal.

Di saat sibuk dengan pikirannya sendiri, mendadak Acha teringat tentang ide yang Rehan ucapkan beberapa hari yang lalu. Tentang diam-diam memotong rambut Faisal sedikit saja guna keperluan tes DNA.

Acha melihat rambut Faisal, kemudian melirik gunting kecil yang ada di meja riasnya. Sebenarnya Acha tidak berhak ikut campur terlalu dalam akan hal ini, akan tetapi dia ingin mengetahui kebenarannya. Jika mereka benar-benar ada hubungan darah, maka Faisal bisa bertemu ibu kandungnya lagi. Begitu juga dengan sang ibu, mungkin ada hal yang ingin disampaikan pada anaknya terkait masa lalu.

Acha sudah membulatkan tekat untuk memperjelas dugaan-dugaan membingungkan itu. Dia beranjak dengan pelan dari tempat tidur untuk mengambil gunting lalu membawanya kembali ke dekat Faisal.

Menarik napas dalam, lalu dengan gerakan super pelan, Acha sudah bersiap ingin memotong sedikit rambut Faisal namun pria itu membuka mata tepat di saat tangan Acha sudah berada di depan wajahnya.

"Kamu mau apa?" tanya Faisal, dia menggenggam pergelangan tangan Acha lalu menurunkannya.

Acha gugup, namun untungnya langsung punya ide untuk menjawab. "Ada uban, mau aku potong,"

Faisal mengerutkan kening. Apa memang rambutnya sudah mulai beruban?

Lantas dia ambil gunting itu dan meletakkannya di nakas. Selanjutnya dengan sekali gerakan, ia membuat Acha berbaring di depannya.

Hitam Putih Dunia PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang